JAKARTA, GRESNEWS.COM - Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius resmi menjabat Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri setelah dilakukan Sertijab di Mabes Polri, Jumat (6/12).  Kapolri Jenderal Sutarman dalam sambutannya meminta Kabareskim baru untuk mengoptimalkan kinerja dan bekerjasama dengan penegak hukum lainnya, terutama penanganan di bidang penyidikan kasus korupsi, narkoba dan kejahatan lainnya.

Selain itu Sutarman minta kepada Kabareskrim untuk meningkatkan aktivitas reserse, dengan menjunjung profesionelisme. Dengan penyidik yang integitas, mampu dan jujur dalam penegakan hukum, agar tingkat kepercayaan masyarakat semakin tinggi.

Kapolri juga menekankan agar Suhardi meningkatkan fokus perhatian pada penyelesaian kasus-kasus, korupsi yang selama ini dianggap mandek.

Sementara itu, Suhardi mengatakan akan bersinergi cepat dengan semua aparat penegak hukum. Dirinya akan meningkatkan kerja sama agar sinergitas bisa betul-betul  dimaksimalkan dalam rangka pemberantasan korupsi, terorisme, kemudian narkoba.  Termasuk meningkatkan kerja penyidik kepolisian.

"Saya akan melaksanakan apa yang menjadi prioritas bapak kapolri. Saya akan melaksanakan semua dari prioritas kapolri yang kemarin dijanjikan dalam fit and proper test beliau itu," katanya.

Sementara itu, pengamat kepolisian Widodo Umar berharap Kepala Bareskim baru Suhardi untuk melakukan pembenahan ke dalam, khususnya di lingkungan reserse. Integritas moral para penyidik harus dibenahi. Penyimpangan yang dilakukan penyidik harus dihilangkan.

"Jangan khawatir diambil tindakan tegas jika ditemukan penyimpangan, masyarakat ingin melihat kerja polisi," kata Widodo kepada Gresnews.com, Jumat (6/12).

Selain membenahi internal kepolisian, Kabareskim diharapkan membenahi profesionalitas penyidik. Penguasaan hukum penyidik perlu diperluas tidak hanya soal pidana saja. Apalagi ke depan akan perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang saat ini dibahas di DPR.

"Perlu diadakan penyuluhan kepada penyidik terkait KUHP yang baru," kata Widodo yang juga anggota Kompolnas.

Selain itu, Widodo juga mengharapkan Kabareskim bisa mengungkap kasus-kasus yang saat ini ditangani kepolisian, seperti kasus penembakan polisi. Jika kasus ini diungkap siapa pelaku dan motifnya, itu akan mengurangi citra bahwa polisi lemah.

"Jika ini bisa diungkap, kepercayaan masyarakat akan meningkat," kata Widodo.

Hal lain terkait kasus-kasus narkotika. Kabareskim harus membersihkan anggota yang terlibat. Juga mengungkap siapa bandar besarnya bulan pengedar saja.

Begitu juga dengan kasus-kasus korupsi, khususnya korupsi di dalam internal kepolisian seperti kasus korupsi di Korlantas.

"Tidak terlalu sulit jika polisi sungguh-sungguh. Polisi harus membuktikan mampu membersihkan di dalam. Kalau polisi mampu, masyarakat akan kembali percaya pada polisi," kata Widodo.

(Ainur Rahman/GN-04)

BACA JUGA: