JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pasca penetapan status tersangka terhadap Ketua DPR Setya Novanto dalam kasus korupsi E KTP, antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Setya Novanto seolah terjadi permainan "kucing-kucingan". Setya Novanto yang mulanya seolah bersikap tenang pasca penetapan tersangka, mulai bermanuver ketika KPK memulai pemeriksaan terhadap dirinya.

Langkah pertama Novanto adalah mengajukan praperadilan terhadap penetapan tersangka atas dirinya. Sejak pengajuan praperadilan itu, kedua pihak mulai adu strategi. KPK sendiri berupaya menunda sidang praperadilan dengan harapan bisa segera melakukan pemeriksaan terhadap Novanto. Namun apa daya, Novanto malah mengaku sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga pemeriksaan atas dirinya tertunda.

Sementara, sidang praperadilan Novanto digelar kembali, hari ini, Rabu (20/9). KPK yang saat ini seolah kalah langkah dari Novanto, tetap mengaku siap menghadapi sidang itu.

"Sebelumnya kita meminta tiga minggu, tapi dikabulkannya satu minggu. Tentu saja dalam rencana persidangan besok kita harus melaksanakan apa yang sudah dikatakan oleh hakim kecuali ada kondisi-kondisi lain," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta, Selasa (19/9).

"Kami masih terus mempersiapkan bahan-bahan untuk menghadapi praperadilan, secara paralel juga kami melakukan penyidikan kasus e-KTP," imbuh Febri.

Febri berharap proses praperadilan bisa menghasilkan yang baik untuk pengusutan kasus proyek e-KTP. Karena itu, KPK akan mempersiapkan kebutuhan sidang praperadilan.

"Kita sangat berharap dalam proses praperadilan ini nantinya dihasilkan sesuatu yang bisa menguatkan upaya pengusutan kasus e-KTP. Persiapan-persiapan itu ada yang sifatnya teknis ada yang sifatnya administrasi ada yang sifatnya kebutuhan pemeriksaan ahli," ujar Febri.

Sementara bersiap menghadapi sidang praperadilan, KPK pun berusaha terus memastikan kondisi kesehatan Novanto. Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menyatakan tim penyidik dan dokter KPK sudah melihat kondisi kesehatan Ketua DPR Setya Novanto di RS Premier, Jatinegara, Jakarta Timur. KPK melihat kondisi Novanto melalui kaca di ruangan pasien.

"Tim juga sudah melihat SN (Setya Novanto) di ruangan melalui kaca. Karena yang bersangkutan sedang istirahat setelah dilakukan pemeriksaan kateter dan pemasangan ring," kata Basaria kepada wartawan, Selasa (19/9).

"Dari keterangan tim yang ke RS yang melihat dari balik kaca ruangan, pasien tidak menggunakan infus ataupun oksigen saat itu," imbuh Basaria.

Kata Basaria, operasi pemasangan ring jantung berjalan dengan baik. Setelah itu, dokter menyarankan Novanto untuk istirahat di ruang pasien. "Menurut dokter operator tersebut pemeriksaan dan operasi berjalan dengan baik. Dan setelah tindakan medis dilakukan, pasien butuh istirahat untuk pemantauan lebih lanjut efek dari pemasangan ring tersebut," kata Basaria.

Masih menurut dokter RS Premier, kata Basaria, Novanto sudah bisa diperiksa terkait kasus proyek e-KTP, namun harus memperhatikan perkembangan kondisi kesehatan Ketua Umum Golkar itu.

"Tim sempat menanyakan pada dokter spesial jantung yang menangani SN, apakah terhadap SN dapat dilakukan pemeriksaan? Disampaikan, karena perkembangannya baik kemungkinan pemeriksaan dapat dilakukan pada hari Rabu ini. Namun tetap harus memperhatikan kondisi besok," kata Basaria.

Tim dokter KPK kembali memastikan kondisi kesehatan Ketua DPR Setya Novanto di RS Premier, Rabu (20/9). Tim KPK akan berkoordinasi dengan tim dokter yang menangani Novanto di RS.

"Dokter KPK juga menanyakan apakah pasien bisa dilakukan pemeriksaan, kami bertanya kepada dokter spesialis jantung yang menangani SN dan dijawab bahwa pemeriksaan diprediksikan bisa dilakukan, namun harus melihat perkembangan kondisi sampai besok Rabu," kata Febri Diansyah.

Soal pemeriksaan terkait perkara dugaan korupsi e-KTP, KPK tetap mencermati kondisi kesehatan Novanto. Pemeriksaan terhadap Novanto akan diputuskan dari hasil koordinasi tim dokter KPK dengan dokter di RS.

"Kami juga belum mendapatkan informasi rinci rencana kegiatan besok karena keterangan dari pihak dokter masih bersifat lisan dan tentu kita masih perlu mengecek dan melihat perkembangan sampai besok, terutama perkembangan kesehatan tersebut. Jadi yang paling penting dan paling mendasar adalah dalam kondisi seseorang yang dilihat dalam hukum adalah apakah yang bersangkutan fit to be questioned atau tidak," jelas Febri.

"Saya kira perlu kita pelajari terlebih dahulu dan besok kita akan melihat apakah dapat dilakukan pemeriksaan atau tidak," imbuh Febri.

Pihak KPK saat ini masih mempelajari hasil koordinasi dengan dokter RS Premier pada Senin (18/9). Hal ini bisa menjadi tambahan data pelengkap untuk dilakukan-tidaknya second opinion atas kesehatan Novanto.

"Kami masih mempelajari hasil koordinasi, hasil kemarin, juga kita mendatangi RS. Tentu itu menjadi data tambahan juga untuk menentukan sikap lebih lanjut untuk menangani perkara ini," ujar Febri.

PASTIKAN SAKIT - Untuk sementara, Setya Novanto memang belum bisa disentuh KPK karena alasan sakit. Namun, Wasekjen Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, sakitnya Novanto bukanlah sesuatu yang dibuat-buat untuk mengulur-ulur pemeriksaan. Ace menjamin Novanto akan memenuhi panggilan KPK jika sudah pulih.

"Kalau beliau (Novanto) sembuh, pasti akan memenuhi panggilan KPK. Tapi kondisi kesehatan tidak memungkinkan bisa hadir memenuhi panggilan KPK yang kedua," ujar Ace di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (18/9).

Ketua DPP Golkar Nurul Arifin mengatakan, sang ketua umum telah menjalani proses pemasangan ring di jantungnya. "Sudah dipasang ring," kata Nurul di RS Premier, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (18/9).

Nurul mengatakan karena alasan kesehatan itulah, Novanto tidak akan memenuhi panggilan KPK, pada Senin (18/9) kemari. "Tidak (menghadiri pemangilan KPK)," jelasnya.

Sebelumnya Novanto juga tidak memenuhi panggilan pertama dengan alasan sakit vertigo. Ini adalah panggilan kedua KPK terhadap Ketua DPR Setya Novanto untuk diperiksa sebagai tersangka e-KTP.

Sementara itu, kakak Novanto, Setyo Lelono mengatakan sangat penting bagi KPK melihat kondisi kesehatan Novanto. Sehingga KPK bisa menilai kondisi Novanto di RS Premier, Jatinegara.

"Kalau saya melihat, itu kan tugasnya. Artinya, saya juga berterima kasih. Ada hikmahnya sehingga KPK datang kan melihat memang sakit, nggak direkayasa. Daripada spekulasi, dengan (kedatangan) seperti itu, masak, dia lihat sakit, masih nggak percaya," kata Setyo Lelono di RS Premier, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/9).

Kondisi Novanto, menurut Setyo, masih lemah saat didatangi tim KPK pada Senin (18/9). Novanto saat dikunjungi baru menjalani pemasangan ring jantung. Novanto, menurut Setyo, tidak tahu kedatangan KPK. "Waktu dia (KPK) masuk, kondisinya (Setnov) masih lemah, tidur. Artinya, kita bersyukur, dengan beliau datang, bisa melihat bahwa ini memang sakit," sambungnya.

Terkait sakitnya Novanto ini, KPK KPK sudah menyiapkan opsi cadangan semisal Novanto berhalangan hadir karena sakit. "Kita harap beliau kooperatif. Kalau misalkan betul-betul sakit, kalau misalkan menolak tidak akan dilengkapi dengan surat, pada saat itu dokter KPK dan penyidik bisa mencari second opinion," jelas Laode.

Sementara itu, juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan tim penyidik tengah mempersiapkan segala keperluan untuk praperadilan Setya Novanto. "Tim sedang mempersiapkan (praperadilan), memang kasus e-KTP inikan kompleks yah. Jadi perlu persiapan-persiapan yang dilakukan, nanti akan kami update lagi sejauh mana persiapannya dan apa yang akan dilakukan," kata Febri. (dtc)

BACA JUGA: