JAKARTA, GRESNEWS.COM - Terdakwa korupsi proyek Hambalang Andi Zulkarnain Mallarangeng alias Choel Mallarangeng mengklaim sebagai korban kesaksian palsu. Choel menyebut otak korupsi proyek Hambalang adalah eks Sesmenpora Wafid Muharam.

"Jadi saya kira sudah terang benderang bahwa dalam persidangan tadi terungkap dengan jelas bahwa Saudara Wafid Muharam otak pelaku megakorupsi di Hambalang," kata Choel di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (8/5).

Choel mengatakan Wafid adalah orang yang mengatur semua pertemuan pihak yang terlibat proyek Hambalang. Choel menyebut Wafid-lah yang mengorganisasi seluruh anggota DPR hingga subkon proyek.

"Jelas di 2-3 persidangan terakhir. Tadi terungkap ternyata Wafid memaksa, mengancam saksi utama Lisa Lukitawati dengan ancaman foto anaknya dikirimin," papar Choel.

Choel menyebut dia dan kakaknya mantan menpora Andi Alfian Mallarangengadalah korban dari kesaksian palsu yang diskenariokan Wafid. Choel didakwa melakukan tindak pidana korupsi dengan menerima uang Rp 4 miliar dan US$ 550 ribu.

Jaksa menyebut Choel Mallarangeng terlibat mengarahkan proses penganggaran dan pengadaan barang/jasa proyek pembangunan lanjutan P3SON Hambalang, yang meliputi pengadaan jasa konsultan perencana, pengadaan jasa konsultan manajemen konstruksi, dan pengadaan jasa konstruksi guna memenangkan perusahaan tertentu.
KESAKSIAN PALSU - Mantan sekretaris tim asistensi proyek Hambalang Lisa Lukitawati Isa beberapa kali terisak saat bersaksi dalam sidang Andi Zulkarnain Mallarangeng alias Choel Mallarangeng. Dia mengaku ditekan seseorang untuk memojokkan eks Menpora Andi Alifian Mallarangeng.

"Saya memang saat itu curhat, juga diminta memojokkan Pak Andi. Saya bilang nggak bisa begitu karena Pak Andi sama sekali tidak bertanggung jawab waktu dia tertangkap di Wisma Atlet," beber Lisa saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (8/5/2017).

Choel, yang mendengar keterangan Lisa, langsung bertanya alasan dirinya membuka pengakuan tersebut pada persidangan hari ini. Lisa kemudian mengaku sempat diancam agar bungkam.

"Waktu saya jadi saksi pertama kali di kakak Bapak (Andi Mallarangeng), pertanyaan hanya seputar apakah Pak Andi juga menteri mengubah anggaran saya sangkal. Waktu itu Bu Fitri mengucapkan terima kasih. Saya menyampaikan apa yang bisa saya sampaikan. Tahun 2012, saya sudah dipanggil KPK, ini masuk tahun ke-8. Saya sudah berusaha menyampaikan, terakhir 2013, atas semua ancaman," tuturnya.

Saat mengancam, orang tersebut menyertakan foto anak Lisa. Dia juga merasa diasingkan dan sudah berusaha menyelamatkan kakak Choel, Andi.

"Saya diancam, orang kirim ancaman dengan foto anak saya di bawah umur, Pak. Saya dikriminalisasi, saya diasingkan. Saya mohon maaf, tapi saya sudah berusaha menyelamatkan. Tapi siapa saya, I am nobody, saya anak petani, usia 13 tahun saya perform, pintar," kata Lisa sambil terisak.

"Saya membuka sejelas-jelasnya, saya tidak mau menjebloskan siapa pun. Atas ancaman, saya sudah tidak peduli. Saya bilang ke pak jaksa, mati saya besok, anak-anak saya sudah kuat, saya sudah mewariskan semua. Saya sudah kuat, apa yang tadi malam saya bilang ke suami saya, saya mau masuk, and I think this is just for you and your brother," lanjut Lisa menangis.

Choel lantas bertanya apakah pihak yang mengancam tersebut diduga Wafid Muharam. Lisa tidak mau menjawab pertanyaan tersebut. "Bapak bisa simplified," jawab Lisa.

"And dapat ancaman karena mengatakan hal-hal tertentu," tanya Choel.

"Dua-duanya, Pak. Tapi saya tidak pernah ketemu," ujar Lisa singkat.

Lisa juga mengaku diancam oleh banyak pihak. Salah satunya terkait pertemuan 10 anggota DPR dan 5 pihak tim asistensi di Hotel Century.

Dia memaparkan pernah tiga kali 2010, 2011, 2012, diajak memberikan keterangan palsu. Tapi Lisa mengaku berkeras untuk memberikan keterangan sebenarnya.

"Dipandu berbohong berjemaah, berkumpul dengan banyak orang untuk dilatih pengacara, saya terus menolak. Bahkan sampai dihadirkan orang petinggi KPK pun saya menolak. Itu risiko yang saya ambil," ucapnya.

"Saya bahkan tidak pernah spesifik karena saya tidak pernah mau berbohong berjemaah," lanjut Lisa.
PERTEMUAN DI HOTEL CENTURY - Sebelum mengungkapkan dirinya diancam, Lisa menjelaskan ada pertemuan anggota DPR di Hotel Atlet Century tahun 2010. Saat itu Lisa merasa ketakutan karena melihat ruangan sudah dipenuhi orang untuk rapat.

"Posisi meja leter U sudah terisi orang ketika saya datang. Kurang lebih 10 orang," jelasnya.

Saat ditanya siapa saja yang berada di ruangan tersebut, Lisa terdiam lama. Dia menyebut rapat itu diikuti 10 orang anggota DPR dan lima orang dari timnya.

"Yang memimpin rapat Angelina Sondakh, di samping kanan Pak Ruri, saya juga mengingatkan memori saya karena nggak tahu nama-namanya. Kemudian saya browsing di internet. Ada pemain catur itu Pak Utut. Seingat saya perempuan cuma dua, Ibu Angie dan itu (rapat) untuk pengesahan multiyears dan anggaran. Setelah pembukaan, saya langsung lari keluar, saya nggak kembali," terangnya.

Lisa mengaku sempat diundang untuk menjelaskan tentang one integrity concept, namun hal itu juga tak sempat dia sampaikan. Dia memilih kabur karena takut.

Tak lama dia meminta mundur dari jabatan tim asistensi. "Tanggal 11 Oktober 2010 saya mengajukan pengunduran diri. Karena terlalu takut. Melihat proses ini," katanya.

"Saya mengundurkan diri, Pak Wafid mohon (saya) tidak mengundurkan diri, tapi selesaikan satu tahun pada Februari 2011. Baik. Tapi saya tidak mau dilibatkan seperti sebelumnya," ucap dia.

Peristiwa di Hotel Century tersebut yang juga membuat Lisa merasa terancam. "Saya takut karena 2012 saya diancam agar tidak bersuara tentang salah satunya itu. Event itu," ujar dia.

"Buat saya (rapat di hotel itu) menakutkan, karena menurut saya nggak pantas, ini negara apa?" katanya. (dtc/mfb)

BACA JUGA: