JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kinerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) kembali mendapat sorotan menyusul kaburnya seorang narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Salemba Jakarta Pusat. Mudahnya narapidana bernama Anwar bin Kim An alias Rizal kabur dari pengawasan sipir, membuat sistem pengamanan penjara yang diterapkan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) dipertanyakan.  

Anwar merupakan terpidana seumur hidup karena kasus pemerkosaan dan pembunuhan keponakannya sendiri di tengah hutan di area Perhutani Petak 17 RPH, Tenjo, Jasinga, Kabupaten Bogor pada Jumat, 23 November 2015 lalu.

Menkumham Yasonna Hamonangan Laoly berdalih kaburnya Anwar karena minimnya petugas yang dimiliki. Jumlah narapidana yang ada, jauh berlipat lebih banyak daripada pengawas yang dimiliki oleh Ditjen PAS  di setiap rutan.

"Kan sekarang napi itu 190.000an, tambah padat, lalu kita kekurangan staf, yang sekarang misalnya sudah 3000 lebih, padahal satu shift itu pengawasnya 20an," kata Yasonna di kantornya, Senin (11/7).

Apalagi, kata Yasonna, kejadian ini berlangsung ketika hari raya Idul Fitri. Pada saat itu, pengunjung Rutan Salemba sedang ramai dan petugas tidak bisa mengawasi secara rinci satu persatu baik pengunjung maupun narapidana.

"Kan pas lebaran pas keluarganya datang kan kita tahan enggak baik, anak datang istri datang, nggak mungkin tidak kasih ketemu, nah bayangkan ribuan gitu, ya ada saja modus-modus seperti itu," terang Yasonna.

Meski begitu, Yasonna berjanji akan menelusuri apakah ada kesengajaan yang dilakukan bawahannya atas perkara ini. Ia pun mengaku tidak segan untuk memberikan sanksi kepada bawahannya jika terbukti lalai atau pun membantu larinya Anwar.

"Kalau ada kelalaian, atau ada kesengajaan. Kalau tidak, Coba kamu bayangkan itu ribuan pengunjung yang ngawasin berapa orang, tapi kalau ada kelalaian atau kesalahan protap baru, kan ngatasinnya tidak semudah yang dipikirkan," tutur Yasonna.

MASIH DIBURU - Anwar berhasil mengelabui petugas rutan dengan menyamar sebagai perempuan. Ia mengenakan jilbab yang dibawa oleh istrinya, Ade Irma Suryani. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan, Anwar kabur dari Blok P Rutan Salemba, pada hari Kamis (7/7).

Awi menyebut bahwa saat ini pihaknya terus memburu keberadaan Anwar. "Napi Anwar bin Kim An (merupakan napi) kejahatan tindak pidana pemerkosaan dan pembunuhan," ujar Kombes Awi dalam keterangannya, Jumat (8/7).

Awi pun menjelaskan kronologis kaburnya narapidana ini. Berawal pada pukul 14.00 WIB Anwar dibesuk istrinya Ade Irma. Selesai kunjungan pada pukul 17.30 WIB, petugas melakukan pengecekan di ruangan masing-masing napi.

Namun, ketika itu Anwar tidak ditemukan oleh petugas di blok P. Setelah itu, pengecekan dilakukan kembali pada apel malam sekitar pukul 19.30, tetapi Anwar masih belum ditemukan batang hidungnya oleh para petugas.

"Petugas Rutan Salemba masih mencari di dalam maupun di luar Rutan Salemba dan mencari di rumah dan keluarga napi," ujar Kombes Awi.

Setelah dilakukan pengecekan, Anwar diketahui melarikan diri dengan menggunakan penutup kepala (jilbab) dan baju gamis yang diberikan oleh istrinya pada waktu dibesuk. Awi pun mengatakan bahwa saat ini Polda Metro Jaya sedang memburu keberadaannya.

BACA JUGA: