Pelaksanaan pembangunan proyek sodetan Kali Ciliwung sampai saat ini masih menghadapi masalah besar. Salah satu permasalahannya adalah pengadaan lahan. Walaupun pembangunan proyek tersebut sudah mencapai hampir 50%, sampai saat ini belum semua lahan yang diperlukan untuk pembangunan proyek tersebut belum berhasil dibebaskan.

Dari total lahan seluas 11.000 meter persegi, sampai saat ini baru berhasil dibebaskan seluas 4.300 meter persegi atau baru 40% kebutuhan. Lahan yang sudah beres pengadaannya tersebut utamanya berada di daerah inlet, atau pintu pembuangan air dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.

Permasalahan saat ini lahan yang sedianya menjadi titik inlet atau tempat masuknya air di sisi Sungai Ciliwung tak kunjung tuntas pembebasan lahannya. Lahan yang yang dimaksud terletak di bagian inlet sodetan yang terletak di sekitar kawasan Bidara Cina.

Lahan ini merupakan lahan milik negara yang pembebasannya membutuhkan Peraturan Daerah (Perda) dari Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok). Pemerintah memprediksi jika proses pembebasan lahan lancar, dalam waktu delapan bulan proyek sodetan Ciliwung akan bisa selesai dan dioperasikan pada pertengahan tahun 2016 nanti.

Proyek sodetan Sungai Ciliwung sangat penting sebagai salah satu program penanggulangan banjir ibukota. Lewat proyek itu, maka beban Sungai Ciliwung akan terkurangi. Selama ini sungai yang membelah Jakarta itu kerap meluber lantaran daya tampungnya tidak memadai akibat volume air yang tinggi saat musim hujan.

Pengerjaan pembangunan terowongan sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT), kini telah mencapai lima puluh persen dari total panjang sekitar 1,2 kilometer yang direncanakan. Saat ini, pembangunan line kedua terowongan dari bagian outlet di Kebon Nanas, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, hingga arriving shaft di Jalan Otista III, Kelurahan Cipinang Cempedak, Jatinegara, rampung dilaksanakan.

Sodetan Sungai Ciliwung dibangun berbentuk terowongan dengan di kedalaman 14 meter di bawah tanah. Terowongan ini menggunakan pipa berdiameter 3,5 meter dengan ketebalan 25 cm. Apabila telah rampung, proyek tersebut akan mampu mengalirkan air dari Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT) sebesar 60 meter kubik. (Edy Susanto/Gresnews.com)

BACA JUGA: