JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) menyatakan tidak akan merumahkan pegawai yang bekerja di Blok Mahakam. Pertamina tetap mempertahankan sekitar 2000 orang yang saat ini bekerja di Total E&P dan Inpex, pengelola Blok Mahakam sebelum dikelola Pertamina.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Sutjipto mengungkapkan seluruh jajaran Direksi Pertamina telah bertemu Serikat Pekerja Blok Mahakam untuk mendiskusikan terkait proses pengambilalihan para pekerja dan kesejahteraan Blok Mahakam. Dia menuturkan saat ini Blok Migas mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 2000, mayoritas asal Indonesia dan asing hanya 40 orang.

Bahkan, Dwi berjanji untuk memberikan penghasilan dan remunerasi yang tidak jauh berbeda dengan saat para pekerja yang sebelumnya bekerja bersama Total E&P dan Inpex. Kendati demikian, Dwi mengaku khawatir saat pengambilalihan Blok Mahakam akan terjadi penurunan produksi.

Namun, Dwi akan berusaha semaksimal mungkin memuluskan proses transisi tanpa harus mempengaruhi jumlah produksi secara signifikan. "Sudah kami presentasikan ke pemerintah. Saat itu disampaikan, kami menyatakan siap ambil pekerja dan kelola Blok Mahakam," kata Dwi, Jakarta, Rabu (8/4).

Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengatakan jika pada realisasinya diserahkan Pertamina, perusahaan diberikan hak untuk bekerjasama baik dengan operator lama yaitu Total E&P, maupun perusahaan lainnya, baik asing maupun nasional. Namun untuk bekerjasama, Pertamina harus melalui mekanisme tender agar dalam pelaksanaannya dapat transparan.

Kendati demikian, Kardaya menganjurkan agar Pertamina mengajak Total E&P sebagai rekan kerja untuk mengoperasikan Blok Mahakam. Sebab Total E&P merupakan operator lama yang sudah memiliki data-data tentang Blok Mahakam, sehingga dianggap penting dalam pengelolaan blok tersebut.

"Permasalahannya untuk menyerahkan Blok Mahakam kepada Pertamina selalu dibikin repot. Kenapa tidak melaksanakan sesuatu dengan peraturan perundang-undangan," kata Kardaya.

Jika alasan pemerintah takut menyerahkan kepada Pertamina karena takut produksi Blok Mahakam akan mengalami penurunan, menurut Kardaya, dalam dunia migas secara otomatis produksi seringkali mengalami penurunan. Namun jika Pertamina mengoperasikan Blok Mahakam diharapkan produksi migasnya tidak turun secara drastis.

"Dengan siapa pun partner-nya, pemerintah harus segera keluarkan keputusan. Jangan dibikin gaduh," kata Kardaya.

BACA JUGA: