JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pemerintah dan DPR menyepakati  untuk melakukan lifting minyak sebesar 825 ribu barel per hari. Angka tersebut lebih kecil dari yang diusulkan pemerintah sebesar 849 ribu barel per hari. Sementara tahun lalu, untuk lifting minyak dipatok sebesar 818 ribu barel per hari. Namun pemerintah hanya mencapai 800 ribu barel per hari.

Menurut Pengamat energi dari Energy Watch Ferdinand Hutahaean jika dilihat dari kondisi sekarang target lifting minyak sebesar 825 ribu barel per hari merupakan target yang sangat realistis. Kendati demikian, yang menjadi kendala adalah rendahnya harga minyak dunia.

Dia menjelaskan jika biaya produksi masih tinggi per barelnya, sementara harga minyak dunia murah. Upaya meningkatkan lifting akan menjadi tidak signifikan. Hal itu karena keuntungan yang didapat tidak seberapa.  "Ini kan dilema bagi bangsa, satu sisi kita harus genjot lifting minyak, tetapi harus berhadapan dengan harga minyak yang rendah," kata Ferdinand, Jakarta, Selasa (17/2).

Dia menjelaskan jika harga minyak diatas US$70 per barel maka harga minyak bisa digenjot hingga 900 ribu barel per hari. Tentunya peningkatan lifting minyak tersebut bisa dicapai dengan mengeksploitasi sumur-sumur tua dan mendorong PT Pertamina (Persero) untuk eksplorasi.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Sofyano Zakaria mengatakan target lifing minyak yang ditetapkan oleh pemerintah merupakan target yang realistis, meskipun target tersebut hanya dijadikan acuan oleh pemerintah. Dia menambahkan jika pemerintah hanya mencapai 800 ribu barel per hari pun pencapaian pemerintah sudah sangat bagus.

Sependapat dengan Ferdinand, Sofyano mengatakan jika harga minyak murah tentunya peningkatan lifting minyak juga harus dikendalikan karena keuntungan yang diperoleh menjadi tidak seberapa.  "Kalau 800 ribu barel per hari masih realistis tapi kalau sudah 900 ribu barel per hari itu cita-cita. Cita-cita dan target berbeda. Cita-cita itu belum kejadian," kata Sofyano.

Sebagai informasi, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) lifting minyak disepakati sebesar 825 ribu barel per hari dan lifting gas disepakati 1.221 ribu barel setara minyak per hari. Secara agregat lifting minyak dan gas disepakati sebesar 2.046 ribu barel per hari. Adanya gangguan fasilitas produksi dan offtaker, mundurnya jadwal proyek onstream dan masalah operasional mempengaruhi besaran lifting tersebut.

BACA JUGA: