JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak pemerintah membatalkan rencana akusisi BTN  ke Bank Mandiri. Pemerintah diminta mempertimbangkan peran BTN sebagai bank pembiayaan perumahan, serta pengaruhnya terhadap masyarakat daerah.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur mengatakan Bank BTN  yang memiliki core bisnis pembiayaan perumahan mempunyai peran yang jelas dan fokus  mengurus perumahan. Hal itu dinilai masih sangat diperlukan. Peran BTN,  kata Natsir,   juga berdampak luas kepada perekonomian nasional serta pergerakan ekonomi di daerah. Khususnya pembiayaan perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang diperkirakan jumlahnya mencapai 15 juta unit.

“BTN paling siap dan faham, apa Mandiri siap? program ini dibangun oleh pengusaha daerah yang banyak tersebar di luar Jakarta. Sehingga berdampak luas terhadap pergerakan ekonomi di daerah,” kata Natsir melalui siaran persnya, Jakarta (22/4).

Atas pertimbangan tersebut, pihaknya meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan agar ada perbankan yang lebih fokus. Misalnya bank yang khusus mengurusi perumahan, bank industri, bank infrastruktur, industri maritim, bank agribisnis dan lain-lain. “Selama ini perbankan kita seperti super market, banyak produk tidak fokus, akhirnya bersaing tidak sehat, sementara di China saja, ada beberapa bank yang fokus pada sektor tertentu,” kata dia.

Menurut Natsir, kebutuhan perumahan dilindungi oleh Undang Undang Dasar 45, harusnya pemerintah menyiapkan minimal 1 bank pemerintah yang siap menampung kebutuhan KPR (Kredit Perumahan Rakyat) masyarakat MBR. Dia menambahkan spesialisasi perbankan khususnya untuk perumahan masih diperlukan. Hal ini dikarenakan, pembangunan perumahan skala menengah ke bawah juga banyak berada di luar Jakarta dan dibangun oleh para pengusaha daerah.  “Malah harusnya buatkan juga skema khusus buat segmen non bankable, jangan pikirkan kebutuhan secara general saja,” kata Natsir.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan alasan akuisisi Bank BTN oleh sesama bank BUMN yaitu Bank Mandiri, dinilai para pelaku bisnis perumahan banyak  kejanggalan.  Bahkan ada yang berniat menggugat pemerintah dan Kemeneg BUMN bila akuisisi itu jadi dilaksanakan. Beberapa kejanggalan yang ada diantaranya bahwa penggantian direksi BTN dengan menghadirkan 2 direksi baru dari Bank Mandiri, dilakukan sebelum surat rencana akusisi dikeluarkan.

"Dengan demikian saat ini terdapat 3 orang direksi eks Bank Mandiri di BTN. Dimana sebelumnya Meneg BUMN berkomentar belum berencana untuk melakukan akusisi BTN," kata Ali kepada Gresnews.com, Jakarta, Selasa (22/4).

Ali juga menilai alasan yang dilontarkan Menteri BUMN Dahlan Iskan memperlihatkan dalam posisi mencari-cari dan mengada-ada. Alasan akuisisi dalam rangka kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2020, sangat mengada-ada. Sebab akuisisi itu justru akan memperburuk porto folio bank BUMN di segmen menengah bawah dengan pasar sangat besar. Akuisisi juga dikhawatirkan fokus BTN sebagai sumber pembiayaan rumah murah akan bergeser.

Alasan lain bahwa akuisisi BTN  akan membuat BTN makin besar dalam penyaluran kredit perumahan murah juga menggambarkan ketidakpahaman pemerintah melihat sistem perumahan nasional. "Tersendatnya penyaluran rumah rakyat bukan semata-mata kesalahan BTN, melainkan sistem perumahan yang tidak berjalan dengan baik dibawah komando Kementerian Perumahan Rakyat," kata Ali.

 

BACA JUGA: