Jakarta - Bagi anda pecinta senjata tradisional, agaknya keris peninggalan kerajaan Bali di masa lalu yang dimiliki Neka Art Museum ini sayang untuk dilewatkan.

Museum yang dimiliki dan dikelola oleh swasta pertama di Indonesia ini memiliki 21 koleksi keris dari era kerajaan Bali. Ke-21 koleksi keris pusaka itu melengkapi 212 pucuk keris yang dimiliki museum yang berlokasi di perkampungan seniman Ubud, Bali.

Usia keris yang dikoleksi museum inipun tidak main-main, berusia ratusan tahun. "Koleksi keris kini sebanyak 212 pucuk, selain 312 koleksi berbagai jenis lukisan serta patung," tutur pendiri sekaligus pengelola Neka Art Museum, Pande Wayan Suteja Neka, dikutip laman menkokesra.go.id, Selasa (17/4). 

Menurut Pande Suteja Neka, keris di museum itu dikumpulkannya dari berbagai pelosok daerah di Bali maupun di sejumlah daerah di tanah air.

Adapun keris warisan dari zaman kerajaan di Bali antara lain keris Ki Baju Rantai dari Puri Agung Karangasem, di ujung timur Pulau Dewata. Selanjutnya, Ki Gajah Petak dari Puri Kanginan Singaraja, di wilayah pesisir utara Bali.

Demikian pula keris Ki Belang Uyang dari Puri Agung Gianyar dan sekitar 100 keris tangguh (kuno) yang diperoleh dari berbagai daerah di Indonesia.

Pande Neka menjelaskan, koleksi keris tersebut juga ada yang digolongkan keris kamardikan, yakni dibuat oleh empu keris setelah Indonesia merdeka, atau berumur lebih dari 50 tahun.

"Koleksi keris tersebut kini menjadi pajangan museum yang bisa disaksikan oleh masyarakat umum, termasuk wisatawan mancanegara dalam menikmati liburan di Pulau Dewata, bersamaan dengan koleksi lukisan dan karya patung," ujar Pande Suteja Neka.

Sebelumnya keris-keris tersebut disimpan pihak puri, hanya bisa dilihat sekali dalam 420 hari (enam bulan) pada upacara "Tumpek Landep", kegiatan ritual yang khusus dipersembahkan untuk keris atau bahan-bahan yang terbuat dari bahan baku besi lainnya.

BACA JUGA: