SALIMAH, seorang penyanyi dangdut, di tengah masyarakat yang memuja sekaligus menghujatnya. Banyak lelaki yang rela bertekuk lutut di depannya. Karena dianggap merusak moral, Salimah dilarang pentas oleh Haji Ahmad, guru mengajinya semasa remaja. Dua tahun kemudian, Salimah kembali ke kampung dan menuntut balas.

Lakon bertajuk Goyang Penasaran ini mengolah moda horor untuk mempersoalkan cara kita memandang tubuh, seksualitas, agama, dan kekerasan di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Pertunjukan teater Goyang Penasaran akan berlangsung di Teater Salihara pekan depan pada 19-20 April pukul 20:00 Wib. Tiket dijual seharga Rp50 ribu dan Rp25 ribu khusus bagi pelajar/mahasiswa.

Pernyataan tertulis Media Salihara menyebutkan, lakon ini proyek kolaborasi Teater Garasi yang diadaptasi dari cerpen Intan Paramaditha dengan judul yang sama dan disutradarai oleh Naomi Srikandi, serta didukung oleh Empowering Women Artists Yayasan Kelola (2010—2011).

Teater Garasi adalah kelompok seniman dan laboratorium seni pertunjukan yang berkomitmen mengembangkan idiom-idiom pertunjukan yang segar dalam upaya membangun dialog yang kritis dengan publik/lingkungannya. Karya-karyanya termasuk Waktu Batu, Repertoar Hujan, Je.ja.l.an, dan Tubuh Ketiga. Beberapa di antaranya telah dipentaskan di festival internasional.

BACA JUGA: