JAKARTA- Profesi wartawan memiliki tingkat kerentanan yang tinggi tertular COVID-19 dibandingkan dengan profesi lainnya, setelah tenaga medis.

Selama ini para wartawan mencari sumber informasi melalui interaksi dengan narasumber di lapangan.

Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Abdul Manan mengatakan wartawan memiliki tingkat kerentanan tinggi lantaran melakukan interaksi sosial, padahal COVID-19 menyebar di ruang publik.

"Ini dikombinasikan dengan karakter dari virus korona sendiri, yang penyebarannya melalui medium yang sangat terbuka. Dan melalui sesuatu yang sebenarnya sangat penting bagi wartawan, yaitu berinteraksi dengan orang," kata Manan dalam Webinar yang diselenggarakan AJI, bertema Aspek Keamanan dalam Meliput Pandemi Covid-19 yang diikuti Gresnews.com, Jakarta, Sabtu (25/4).

Lanjut Manan, virus itu bisa menular bila ada interaksi tatap muka sehingga membuat situasi menjadi sangat tidak aman bagi wartawan. Selain itu, sejauh ini sulit mengetahui apakah lawan bicara kita bebas dari virus itu atau tidak.

Apalagi dalam perkembangannya ada kategori orang tanpa gejala.

Menurutnya, itu salah satu hal yang membuat wabah ini sangat menyulitkan, membuat semua orang seperti tidak boleh mempercayai orang lain di luar dirinya.

Bahkan semua orang juga tidak boleh yakin dengan kondisi dirinya sendiri. Karena jangan-jangan dirinya juga bisa saja sebagai penular.

"Lalu karakter profesi, karakter wartawan, seperti teman-teman ketahui bahwa salah satu tugas terpenting wartawan adalah adalah menjawab rasa ingin tahu publik, selain menjalankan fungsi kontrol sosial," katanya.

Salah satu karakter dari fungsi menjawab rasa ingin tahu itu, seperti menjadi mata dan telinga publik, termasuk dalam isu korona. Dengan tuntutan seperti itu yang harus dilakukan adalah wartawan bagaimana sebisa mungkin untuk dekat dengan objek.

"Kalau soal korona, otomatis wartawan harus berada sedekat mungkin dengan sumber informasi terkait korona," katanya.

Lanjutnya, tentu dalam konteks sekarang, misalnya, wartawan tidak bisa jauh-jauh dari Satuan Tugas COVID-19, tidak bisa jauh dari rumah sakit. Para wartawan harus sering kontak dengan dokter karena dari sanalah informasi tentang COVID-19 berasal.

AJI telah merilis Protokol COVID-19 bagi keselamatan wartawan yang intinya menekankan pada kesadaran wartawan dan perusahaan pers untuk mengantisipasi bahaya penyebaran COVID-19.

Sementara itu, dokter spesialis paru-paru dari Rumah Sakit Persahabatan Erlina Burhan mengingatkan untuk mencegah penularan intinya adalah dengan memakai masker. COVID-19 menular lewat percikan seperti ludah, dahak, dan sejenisnya (droplet).

"Patuhi juga jarak satu meter," ujarnya.

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, bila menilik kasus harian dan jumlah penderita yang bertambah banyak, Indonesia belum mencapai puncaknya.

Prediksi BNPB, Mei-Juni sebagai puncak dan akan turun pada Juli-Agustus. (G-2)

BACA JUGA: