JAKARTA - Pemerintah sudah mulai membuka pendaftaran program Kartu Prakerja 2020 di tengah pandemi COVID-19. Namun, menilik rencana pemerintah mengalokasikan dana Kartu Prakerja itu yang sebagian besar digunakan untuk online digital platform, hal itu dianggap tak efektif. Sejumlah penyedia platform yang dilibatkan itu antara lain Ruangguru, Maubelajarapa, Pintaria, dan Pijar Mahir.

Praktisi digital Anthony Leong mengatakan program Kartu Prakerja merupakan berita baik bagi masyarakat Indonesia, apalagi dalam situasi sulit seperti sekarang. Tapi alangkah lebih baik jika anggaran dialokasikan secara lebih efisien. Salah satunya insentif untuk pelatihan kompetensi dan keterampilan pekerja sejumlah Rp1 juta rupiah per anggota, yang harusnya bisa dialokasikan oleh pemerintah untuk sesuatu yang lebih konkret, misalnya sembako.

"Yang penting pemegang kartu prakerja sudah ada screening atau assessment dulu agar tepat sasaran. Bayangkan slot 1 juta itu dialokasikan untuk sembako ini akan sangat luar biasa dampaknya," ujar Anthony kepada Gresnews.com, Kamis (16/4).

CEO Menara Digital itu menambahkan tidak seharusnya pelatihan daring yang memang disediakan oleh digital platform mitra resmi pemerintah tersebut dipungut biaya lagi sebanyak Rp200.000 per modul setiap orangnya. Menurut Anthony, perlu adanya transparansi seperti apa proses penunjukan dari mitra penyedia platform online tersebut.

"Penerapan online seharusnya bisa membuat segala sesuatu menjadi lebih efektif dan efisien, low cost high impact. Alokasi anggaran pemerintah harusnya sekali saja dibayar untuk pembentukan platform atau maintenance, tidak setiap mau mengakses modul dikenakan biaya lagi. Harus transparan juga. Sangat disayangkan jika anggaran triliunan pemerintah tidak teralokasi dengan baik," tambahnya.

Pengusaha muda yang juga fungsionaris Badan Pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) itu melanjutkan perlu adanya pembekalan yang konkret untuk penerima Kartu Prakerja, seperti bagaimana menjadi seorang pengusaha. Akan tetapi yang mengisi atau memberikan pelatihan juga harus dari seorang pengusaha yang sudah mengerti pasang surut bisnis.

Ia menegaskan pengusaha lebih bicara kepada praktik, bukan teori. Pelatihan entrepreneurship menjadi penting untuk penerima kartu prakerja, dan pihak Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia serta HIPMI siap hadir untuk turut membantu pemerintah dalam menyediakan platform pelatihan kewirausahaan dan dapat digunakan secara gratis. "Jadi anggaran pemerintah dapat dipakai untuk memberikan bantuan seperti sembako untuk rakyat yang sedang sangat membutuhkan," tutupnya.

Kartu Prakerja merupakan bantuan yang awalnya hanya ditujukan kepada warga negara Indonesia (WNI) berusia 18 tahun ke atas yang tidak sedang mengenyam pendidikan formal. Kini bantuan itu diperluas ke para pekerja maupun pelaku usaha mikro dan kecil yang terdampak penghidupannya karena pandemi.

Namun sebelum bisa mendapatkan insentif yang jumlah totalnya mencapai Rp3.550.000, masyarakat diharuskan untuk melakukan pendaftaran dan menyelesaikan serangkaian pelatihan berbayar yang juga dibiayai oleh pemerintah masing-masing Rp1 juta untuk setiap anggota Kartu Prakerja. Lalu setiap anggota baru akan diberikan bantuan paska-pelatihan Rp600.000 selama empat bulan berturut-turut.

Pemerintah akan menutup pendaftaran program Kartu Prakerja gelombang I hari ini (16/4/2020) pukul 16.00 WIB dan mengumumkan hasilnya besok. Ternyata ada dua syarat lolos administrasi Kartu Prakerja. Peserta Kartu PraKerja yang bisa menerima pelatihan yang diprioritaskan adalah mereka yang lolos verifikasi dan tes kompetensi di situs prakerja.go.id.

Pengelola Prakerja pun akan mengecek basis data kependudukan di Kementerian Dalam Negeri, data pokok pendidikan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kementerian Sosial. Verifikasi data itu untuk memastikan perserta sedang tidak menempuh pendidikan sekolah atau kuliah, dan belum pernah menerima bantuan sosial.

Untuk diketahui, sampai hari Rabu, 15 April 2020, kurang lebih sudah sebanyak 5 juta orang mendaftar Kartu Prakerja dan sebanyak 1,63 juta orang sudah menyelesaikan proses pendaftaran.

(G-2) 

 

BACA JUGA: