JAKARTA - Pemerintah terus mengembangkan strategi pemerataan pembangunan, termasuk kajian regulasi untuk mendukung strategi tersebut. Selama ini terdapat jurang pemisah (gap) terutama dari sisi kesejahteraan antara Jawa dan luar Jawa. Salah satu strategi itu adalah dengan mengembangkan kota metropolitan.

"Ada 10 kota metropolitan baru, enam di luar Jawa dan empat di Jawa," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro kepada Gresnews.com, Senin (9/9), di Jakarta.

Keenam kota metropolitan di luar Jawa yakni Medan, Palembang, Banjarmasin, Makassar, Manado, dan Denpasar. Sedangkan empat kota metropolitan baru di Jawa yaitu Bandung, Semarang, Surabaya, dan Jakarta. Kesepuluh kota metropolitan itu ditargetkan selesai dalam lima tahun ke depan.

Bambang menambahkan langkah pemerataan lainnya adalah dengan melakukan pengembangan kota-kota baru, termasuk di dalamnya pembangunan ibu kota baru. Kemudian, strategi ketiga adalah mengembangkan kota-kota yang berbasis industri atau jasa. "Tentunya strategi ini untuk mengurangi beban di Jakarta dan mengurangi gap antara Jawa dan luar Jawa," ungkapnya.

Menurut Bambang, selama ini kita telah salah memandang konsep metropolitan. Orang mengganggap metropolitan hanya kota besar. Padahal bukan hanya itu. Kota metropolitan merupakan kota yang terintegrasi dengan kota-kota di sekitarnya yang secara fungsional berhubungan setiap hari. Jadi semua terkoneksi, terutama angkutan umumnya, juga sarana umum lainnya sehingga tak ada lagi sekat administratif. Pemerintah ingin ada integrasi sehingga APBD bukan hanya digunakan oleh wilayah daerah tertentu saja. Dengan adanya integrasi maka fleksibilitas dalam segi anggaran juga lebih mudah. "Kami siapkan regulasi, institusi, dan operasionalnya supaya nanti bergerak lebih mudah," kata Bambang. (G-2)

BACA JUGA: