Isaac Nahon-Serfaty, L’Université d’Ottawa/University of Ottawa

Filsuf Venezuela, Antonio Pasquali, yang banyak menulis secara ekstensif tentang bagaimana media dan masyarakat saling mempengaruhi, meninggal pada 5 Oktober 2019, di Spanyol.

Pada 1984, Pasquali diangkat sebagai Wakil Direktur Jenderal Sektor Komunikasi UNESCO dan Koordinator UNESCO Regional untuk Amerika Latin dan Karibia dari 1986-1989. Ia memainkan peran penting dalam diskusi Dunia Informasi dan Komunikasi Dunia Baru UNESCO.

Kontribusi Pasquali untuk studi media sudah terkenal di Amerika Latin, tapi penelitiannya kurang dikenal di dunia berbahasa Inggris. Penelitiannya tentang media dan komunikasi mengilhami banyak akademisi Amerika Latin dan praktisi media - termasuk saya - yang fokus pada etika.

Pasquali adalah seorang kritikus yang keras terhadap ahli teori media Kanada Marshall McLuhan yang memandang bahwa “media adalah pesan itu sendiri” - bahwa media sebagai sarana menyampaikan hal-hal menentukan makna hal-hal tersebut.

Pasquali selalu kembali pada komunikasi manusia sebagai dasar hubungan antarmanusia dan ia memperingatkan kita tentang perbedaan konseptual dan praktis antara komunikasi dan media.

Bagi Pasquali, kemampuan berkomunikasi melekat pada pembentukan masyarakat. Jadi, setiap modifikasi atau pengendalian atas komunikasi akan menjadi modifikasi dan pengendalian terhadap masyarakat itu sendiri.

Ia berpendapat bahwa perubahan teknologi, dengan segala manfaat dan gangguannya, belum mengubah esensi komunikasi manusia.

Karya Pasquali penting untuk dipertimbangkan karena ia memperingatkan kita tentang beberapa tantangan yang mengganggu yang dapat kita lihat di sekitar kita.

Enam tren yang akan mengubah komunikasi

Pasquali menulis tentang etika komunikasi, atau apa yang disebutnya “dimensi moral komunikasi.” Dalam bukunya 18 esai tentang komunikasi, ia mengidentifikasi “enam tren keras” yang akan menandai masa depan umat manusia:

1) Suatu proses degradasi lingkungan buatan manusia yang mendekati titik tidak bisa kembali lagi (point of no return), seperti dalam krisis ekologis yang akan datang akibat perubahan iklim dan konsekuensinya;


Baca juga: Dealing with the absurdity of human existence in the face of converging catastrophes


2) Campur tangan manusia dalam proses evolusi alami. Pasquali memperingatkan akan kemajuan dalam rekayasa genetika yang membawa harapan untuk pengobatan penyakit dan juga membuka pintu bagi mekanisme rekayasa dan kontrol sosial yang canggih;

3) Konsep manusia ditantang oleh: a) mesin yang dikombinasikan dengan makhluk hidup (cyborg), dan b) dengan pergeseran pengambilan keputusan manusia kepada kecerdasan buatan yang dapat membuat manusia tidak relevan dan bahkan tidak diperlukan. Cara-cara baru akan dibutuhkan untuk memahami hubungan antara mesin digital dan manusia;

4) Bahaya nuklir, bakteriologis, kimia, dan teroris yang selalu ada, dalam konteks polarisasi politik ditambah dengan munculnya ideologi ekstremis yang dapat menyebabkan konfrontasi kekerasan internal dan eksternal;

5) Konsolidasi kesenjangan antara kaya dan miskin yang telah menghasilkan keresahan sosial di berbagai daerah, seperti yang kita lihat baru-baru ini di Amerika Latin dan Timur Tengah;

6) Transformasi demokrasi menjadi kediktatoran plutokratis (pemerintahan oleh kelompok kaya) berdasarkan manipulasi teknologi pada konsensus sosial, seperti yang digambarkan dalam kasus Cambridge Analytica/skandal Facebook.

Pentingnya media publik

Pasquali gigih dalam perjuangannya untuk mendirikan layanan penyiaran publik di negara-negara Amerika Latin.

Semangatnya dalam membela kebutuhan akan layanan media publik tidak pernah menurun, dan tampaknya lebih relevan dari sebelumnya di tengah-tengah maraknya penggunaan internet.

Pasquali mengamati bahwa internet sekarang ini, sebagian besar dikendalikan oleh monopoli seperti Facebook, Google, Amazon, dan Apple, serta dimanipulasi oleh kekuatan besar yang muncul seperti Cina.

Ia dengan keras mengecam “hegemoni komunikasi” dari pemerintah otoriter Hugo Chávez dan penggantinya Nicolás Maduro. Pasquali mendokumentasikan kemunduran yang ditimbulkan rezim itu terhadap masyarakat Venezuela dari sudut pandang telekomunikasi, media, dan infrastruktur transportasi.

Melepaskan kemampuan komunikasi?

Di akhir esainya “Akankah kita berkomunikasi atau menginformasikan diri kita sendiri,” Pasquali bertanya-tanya apakah kita siap untuk menyerahkan begitu saja suatu kondisi yang mendasar bagi keberadaan manusia, yaitu kemampuan dan pengalaman komunikasi.

Bagi Pasquali, komunikasi adalah kombinasi kecerdasan, semangat dan keinginan yang terkandung dalam upaya orang membuat makna, secara pribadi dan sosial.

Ia bertanya: “Apakah kita akan begitu saja menyerahkan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain untuk memberitahu bahwa kita mencintai mereka?”

Karya-karya besar yang dihasilkan Pasquali akan membantu kita menjawab pertanyaan mendasar tentang masa depan komunikasi. Warisan intelektual Pasquali akan terus hidup melalui tulisan dan ajarannya.

Aisha Amelia Yasmin menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.The Conversation

Isaac Nahon-Serfaty, Associate Professor, L’Université d’Ottawa/University of Ottawa

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

BACA JUGA: