JAKARTA, GRESNEWS.COM - Meski usaha budidaya udang sedang terpuruk,akibat turunnya harga dan tingginya biaya kebutuhan produksi masyarakat di Kecamatan Rawajitu Timur, Lampung, tak surut nyali dalam membebahi infrastrultur kampung halamannya. Para petambak udang di lahan eks tambak Dipasena itu, terus berupaya meningkatkan produksi tambak mereka sebagai upaya revitalisasi mandiri setelah "dikhianati" perusahaan eks milik konglomerat Sjamsul Nursalim itu.

Dalam rangka revitalisasi itu, pada hari Kamis (8/1), para petambak berhasil menambah satu unit excavator baru. Excavator baru milik ribuan petambak itu melintas di jalan lintas Sumatera dari Bandar Lampung menuju areal pertambakan Bumi Dipasena di pesisir Kabupaten Tulang Bawang.

Seperti empat unit excavator sebelumnya yang dipasangi spanduk besar, perjalanan excavator menuju tambak eks Dipasena itu sendiri menarik perhatian para pengguna jalan disepanjang lintas yang dilaluinya. Dalam spanduk tersebut dituliskan: "excavator ini milik petambak dipasena yang dibeli tunai dari swadaya masyarakat 1000 rupiah/kg udang."

Menurut Ketua Perhimpunan Petani Plasma Udang Windu (P3UW) Lampung Nafian Faiz, pembelian excavator P3UW 05 ini ditujukan guna mempercepat proses pengerjaan revitalisasi mandiri di bumi Dipasena. Ini sekaligus melengkapi kelima ponton baja yang baru saja mereka rampungkan.

"Selain harga udang yang murah serta biaya produksi makin tinggi, saat ini budidaya udang pun seperti dianaktirikan oleh pemerintah pusat. Namun dengan persatuan kami yakin masih mampu untuk mewujudkan cita-cita membangun Dipasena," kata Nafian dalam siaran pers yang diterima Gresnews.com, Kamis (8/1).

Akhir-akhir ini, kata dia, kebijakan pemerintah terhadap perikanan budidaya memang belum terlihat, hal ini tak hanya menjadi keluhan petambak di dipasena namun juga seluruh pembudidaya di indonesia. "Para pembudidaya berharap kementerian kelautan dan perikanan di bawah pimpinan Susi Pudjiastuti dapat segera membantu keberlangsungan usaha mereka," kata Nafian.

Selama ini, Susi Pudjiastuti sendiri memang belum terdengar berwacana soal produk udang. Dalam berbagai kesempatan, Susi selalu mengatakan akan berupaya meningkatkan produksi ikan nasional, namun tak pernah dijelaskan apakah itu termasuk produk udang. Hanya saja rencana Susi itu memang mendapat tanggapan positif dari Menteri Perdagangan Rachmat Gobel

Gobel ingin nilai ekspor produk perikanan Indonesia meningkat tajam. Dalam 5 tahun ke depan, ia menargetkan nilai ekspor produk non migas meningkat 300%. Dari target ekspor non migas, diharapkan penyumbang ekspor terbesar adalah produk perikanan, namun tak pernah dijelaskan apakah itu termasuk produk udang.

"Saya ingin bagaimana meningkatkan ekspor hasil laut yang selama ini kecil. Dengan pemberantasan illegal fishing yang saya nilai positif, kita bisa tingkatkan nilai ekspor naik 300% salah satunya dari produk hasil laut," ungkap Gobel saat berdiskusi dengan media di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Jumat (12/12) lalu.

Salah satu upaya yang akan dilakukannya adalah menurunkan tarif bea masuk impor perikanan yang cukup tinggi di negara-negara maju. Hal ini sesuai dengan permintaan langsung oleh Menteri Susi. "Membicarakan soal non tarif atau penurunan tarif untuk kita jual ke pasar Eropa. Fasilitas apa saja untuk bisa meningkatkan ekspor kita," tambahnya. (dtc)

BACA JUGA: