JAKARTA, GRESNEWS.COM - Wacana pembentukan poros baru oleh partai-partai Islam didukung dan diyakini penuh oleh ketua majelis syura PKS, Hidayat Nur Wahid. Hal tersebut ia  kemukakan pada diskusi "Ragu-Ragu Poros Baru" yang digelar di Warung Daun, Cikini, Sabtu, (19/4). "Pada kenyataannya partai Islam bisa mencapai 32% dan angka tersebut lebih tinggi dari PDI-P yang mencapai 20%," ungkapnya.  

Karena itu menurut Hidayat, sangat memungkinkan bagi partai-partai Islam untuk be rsatu membentuk poros baru yang berisikan partai-partai Islam. "Jika partai nasional banyak yang bergabung, mengapa tidak ada partai Islam yang bergabung?" ujarnya.

Dia melanjutkan, banyak tokoh islam yang bermutu seperti Mahfud MD, Surya Darma Ali, Anis Matta, Hatta Rajasa, Amin Rais dan masih banyak lainnya yang bisa diajukan sebagai capres.

Di sisi yang sama, Wakil Ketua PAN Drajad Wibowo pun secara terbuka menyatakan ikhtiar yang sedang dibangun. "Sejauh ini sudah ada hubungan bilateral partai dan multilateral ormas, namun belum mengerucut. Namanya ikhtiar jangan dirubuhkan dulu," ungkapnya.

Menanggapi pertemuan yang dilakukan petinggi partai Islam di Cikini, Drajat mengakui esensi pertemuan tersebut tak hanya tentang pimpinan partai politik. Tetapi juga dengan pimpinan ormas Islam yang membicarakan siapa yang akan dicapreskan, atau dicawapreskan, serta misi dan program yang dibangun.

Sedangkan Ketua DPP PPP Epyardi Asda menyatakan, ada perbedaan yang mendasar antara pilpres dengan pileg atau pilkada. "Dalam pilpres dan pileg yang dilihat adalah tokoh, bukan partai," ujarnya. Karena itu koalisi partai Islam harus menimbang siapa tokoh yang pas untuk diajukan jika mau sukses.

Hanya saja salah satu partai Islam terkuat dari hasil pileg kemarin yaitu PKB justru dihinggapi dilema. PKB justru ragu koalisi poros partai Islam ini akan berhasi. Menurut Ketua DPP PKB Marwan Jafar, antara teori dengan kenyataan yang ada berbeda jauh. "Saya yakin bahwa saya ragu untuk membangun poros baru," ungkapnya.

Lebih lanjut menurut Jafar tentang poros baru, mainstream berpolitik tidak lagi terdikotomisasi. Dalam konteks Islam atau non Islam, buatnya bisa dimana saja, bisa partai nasionalis maupun partai Islam. "Islam itu spirit, bukan formalistik," ujarnya. PKB menurutnya masih mendiskusikan dan mendalami mana yang terbaik untuk bangsa dan negara.

Menanggapi keraguan PKB, Hanta Yuda, selaku Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute menambahkan perlunya dibangun koalisi berdasarkan kedekatan program. Sedang, untuk menaikkan daya tawar, partai-partai Islam harus buat poros untuk merebut hati Jokowi atau Prabowo.

Menurut analisisnya, jika tiga poros terkuat yaitu Jokowi, Prabowo, dan ARB maju tanpa koalisi dan ditambah semua partai Islam yang berkoalisi tanpa PKB tidak terlalu bermasalah, koalisi akan tetap bisa berlangsung. "Jadi PKB harus cepat menentukan sikap!" ungkapnya.
 

BACA JUGA: