JAKARTA, GRESNEWS.COM - Partai Nasional Demokrat (NasDem) secara resmi telah mengusulkan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebagai pendamping calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi).

Ketua Dewan Pakar Partai NasDem Bachtiar Ali membenarkan bahwa NasDem memang mengusulkan JK untuk mendampingi Jokowi. Langkah mengusulkan JK sebagai cawapres Jokowi tersebut merupakan tahapan awal pembicaraan antara PDIP dan Partai NasDem. Dia menilai  diusulkannya JK sebagai cawapres dari Partai NasDem karena Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bersikap realistis mengingat raihan suara yang diperoleh partainya hanya 6%.

Di satu sisi alasan Partai NasDem mengusulkan JK sebagai cawapres pendamping Jokowi adalah karena JK memiliki pengalaman atau jam terbang di pemerintahan sebagai wakil presiden dan JK adalah tipe seseorang yang cepat mengambil keputusan.

Kemudian, kata Bachtiar, Partai NasDem juga memandang Jokowi sebagai seseorang yang lincah dan cepat sehingga bisa mengambil keputusan dengan cepat. Apalagi dari sudut pandang suku, Jokowi berasal dari Pulau Jawa dan JK yang berasal dari luar Pulau Jawa yaitu Makassar. "Sehingga JK diusulkan untuk mendamping Jokowi," kata Bachtiar kepada Gresnews.com, di Jakarta, Sabtu (12/4).

Bachtiar mengaku partainya sudah melakukan komunikasi dengan JK. Apalagi antara JK dan Surya Paloh dulunya berasal dari partai yang sama yaitu Partai Golkar. Ditambah lagi sewaktu JK menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, Surya Paloh menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan. Dengan melihat historisitas antara Surya Paloh dan JK, artinya komunikasi kedua tokoh tersebut sudah memiliki hubungan yang sangat dekat.

Bachtiar juga menyebut tujuan kunjungan Jokowi ke kantor Partai NasDem untuk membuka komunikasi politik. Namun untuk pintu berkoalisi, Bachtiar mengaku perlu ada tahapan-tahapan lebih lanjut untuk masing-masing partai. Dia juga mengaku dalam pembicaraan tersebut belum ada permintaan jatah kursi menteri yang diajukan oleh Partai Nasdem.

"Ini kan baru pertemuan pertama. Masih ada tahapan-tahapan berikutnya. Masak langsung minta jatah kursi menteri," kata Bachtiar.

Sementara itu, pengamat politik Indria Samego mengatakan JK harus bisa mendapatkan dukungan dari partai-partai lainnya mengingat perolehan suara partai Nasdem hanya mendapatkan sekitar 6%. Senada dengan Bachtiar, Indria menilai sosok JK merupakan tipe pemimpin yang memiliki pengalaman dan banyak orang yang mengapresiasi padanya saat menjabat sebagai wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di saty sisi pada saat menjadi wapres, JK tidaklah pasif, berbeda dengan wapres saat ini yaitu Boediono yang terkesan sangatlah pasif dalam memimpin Indonesia. Sementara sosok Jokowi bukanlah tipe orang yang mudah tersinggung, berbeda dengan SBY yang sangat mudah tersinggung. "Saya kira JK terbuka bisa bekerjasama dengan Jokowi," kata Indira kepada Gresnews.com, Jakarta, Sabtu (12/4).

BACA JUGA: