JAKARTA, GRESNEWS.COM - Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara ASEAN akan digelar pada 21-22 November 2015 di Kuala Lumpur, Malaysia. Indonesia sebagai salah satu negara leader ASEAN akan mengukuhkan perannya dengan menyuarakan sejumlah isu penting.  Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri pun telah menyiapkan serangkaian misi penting dan strategis yang akan ditawarkan dalam forum tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, konferensi yang melibatkan negara-negara kawasan Asia Tenggara itu merupakan momentum interaksi berbagai bidang regional sekaligus mendorong kepentingan Indonesia.

"KTT ASEAN, yang rencananya dihadiri Presiden merupakan pertemuan penting bagi Indonesia terutama menyangkut komitmen Indonesia di kawasan," kata pria yang akrab disapa Tata itu di Gedung Garuda, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Kamis (12/11).

Ia menuturkan, sebagai salah satu negara pendiri ASEAN, keterlibatan dan partisipasi Indonesia dinilai penting. Indonesia perlu mendorong upaya menghadapi sejumlah dinamika yang terjadi di kawasan, seperti masalah asap, illegal migration dan sengketa teritorial di laut Cina Selatan.

Mewakili pandangan pemerintah, Kementerian Luar Negeri melalui perwakilan ASEAN resmi merilis sejumlah misi khusus sebagai agenda utama Indonesia dalam forum KTT ASEAN 2015.

Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan Kementerian Luar Negeri Derry Aman menyebut, forum KTT ASEAN menjadi momentum mengemukakan sikap Indonesia terkait perkembangan masalah-masalah regional yang sedang terjadi dan sektor kerjasama regional Asia Tenggara.

Adapun poin-poin yang dikedepankan Indonesia terdiri atas enam termin. Pertama, mendorong pentingnya kesatuan dan sentralitas ASEAN. Isu harmonisasi kawasan menjadi elemen utama yang rencananya akan diserukan Indonesia. Alasan dikedepankannya isu tersebut, karena dinamika dan perkembangan kawasan saat ini sangat dinamis serta penuh tantangan.

"Ini mendorong negara agar semakin berperan bagi persatuan kawasan. Isu ini sangat penting dengan posisi Indonesia sebagai salah satu leader ASEAN," kata Derry.

Menurutnya, dengan penguatan kerjasama, tercipta keamanan dan stabilitas di kawasan sesuai prinsip ASEAN mengedepankan perdamaian dan stabilitas keamanan.

Kedua, agenda persiapan dan visi negara-negara anggota menyikapi kondisi pasca pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Derry menuturkan, MEA bakal bergulir mulai akhir tahun 2015 hingga 2025. Pasca penyelenggaraan, perlu ada kesiapan dan strategi bersama menghadapi proses transisi tersebut.

"Perlu diperhatikan adanya forum MEA ini sampai 2025, apa keberlanjutannya?," jelas Derry.

Ketiga, isu kerjasama maritim dengan mitra-mitra strategis kawasan. Menurut Derry, soal pengembangan sektor maritim sangat strategis sehingga pemerintah harus memiliki visi ke depan. Melalui forum KTT ASEAN 2015 kali ini, pemerintah dikabarkan akan mengambil peran dan peluang dari setiap kerjasama bilateral maupun regional mengingat status serta posisi Indonesia sebagai negara maritim terbesar di kawasan.

Keempat, misi mengangkat isu transboundary haze atau asap lintas batas. Salah satu poinnya, pemerintah mengajak setiap negara menaruh perhatian dan komitmen yang sama mengingat masalah asap sangat mengganggu teritorial kawasan.

"Ini diangkat menjadi masalah dan tantangan bersama. Spirit of cooperation menjadi tujuan bersama negara kawasan. Penting, menciptakan kerjasama menangani isu pencemaran asap," tutur Derry.

Kelima, masalah sengketa laut Cina Selatan, juga akan disuarakan pemerintah saat KTT ASEAN. Pemerintah secara resmi menyatakan sikap konsisten dalam upaya menjaga posisi Indonesia sebagai negara netral. Sesuai keterangan Kemlu, Indonesia akan terus memperjuangkan prinsip keamanan dan stabilitas kawasan melalui upaya mediasi dan konsolidasi.

Keenam, isu illegal migration atau masalah migrasi dinilai mendapat perhatian khusus terutama menjalin kesepahaman antar negara kawasan dalam rangka penyelesaiannya.  Fokus pembahasan yang akan diangkat pemerintah yaitu mengenai bagaimana cara penanganan isu migration. Terkait itu, kontijensi plan (rencana dan antisipasi) dinilai sebagai salah satu aksi penting yang perlu diambil masing-masing negara.

ISU-ISU PENTING ASEAN - Jalinan kerjasama antar negara kawasan merupakan momentum menyelesaikan segala permasalahan ASEAN. Dari serangkaian misi yang telah ditentukan, pemerintah perlu cermat mengedepankan pandangan penting yang sedapatnya dirundingkan saat KTT ASEAN.

"Ada tiga isu penting, Laut Cina Selatan, Pemberlakuan MEA dan konsolidasi demokrasi negara-negara ASEAN," kata Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana, Kamis (12/11).

Disamping itu, menurutnya, masalah irregular migration sudah tepat dimasukan dalam agenda pemerintah menghadapi KTT nanti untuk dibahas bersama negara mitra kawasan.

"Indonesia perlu mendorong persoalan ini sebagai agenda regional bersama negara ASEAN khususnya Malaysia, Thailand dan Myanmar," sebutnya.

Ia menilai, masalah illegal migration atau irregular migrant seperti etnis Rohingya butuh dimasukan dalam agenda regional. Kesepakatan dan koordinasi antar negara anggota ASEAN menjadi kunci mendorong penyelesaian masalah lintas batas tersebut.

"Masalah Rohingya perlu dirundingkan karena Indonesia dan Malaysia cukup menampung banyak pengungsi. Ini perlu jalan keluar dan solusi ASEAN," ujarnya.

Alasan Pemerintah Indonesia mendorong masalah kaum Rohingya sebagai isu regional, kata Hikmahanto, agar nantinya tidak terbebani atau dirugikan secara sepihak dengan timbulnya  pengungsi kawasan.

BACA JUGA: