JAKARTA, GRESNEWS.COM -Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aria Bima menegaskan partainya tidak akan berkoalisi dengan Partai Golkar. Sebab, menurut Bima, dilihat dari sejarahnya memang PDIP dan partai Golkar selalu berseberangan. "PDIP dan Golkar tetap menjadi lawan bertanding, artinya menang atau kalah tidak ada koalisi," kata Aria di Jakarta, Senin (14/4).

Menurutnya, jika tujuan dan agenda dalam membangun bangsa sudah tidak sejalan maka tidak akan ada yang namanya koalisi. Menurut Bima, aspek ideologi menjadi suatu alasan untuk bekerja sama. Selama era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), PDIP selalu mengambil sikap konsisten untuk menjadi oposisi karena berseberangan dengan partai tersebut. Namun, lanjut Bima, berbeda dengan Partai Golkar yang selalu menjadi teman siapa pun pemimpinnya. Sepanjang sejarah, Golkar belum pernah memiliki pengalaman menjadi oposisi.

Sependapat dengan Bima, pengamat politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Ari Sudjito juga menyarankan PDIP sebaiknya tidak menggandeng Partai Golkar dalam koalisi yang akan dijalin untuk pemerintahan mendatang. Karena, Kedua partai ini memiliki agenda yang berseberangan. Ari menilai, sikap Golkar sangat pragmatis, hanya ingin mencari keuntungan.  Sementara PDIP berpengalaman sebagai partai oposisi. "Selama menjadi partai oposisi, tidak jarang PDIP tidak sepaham dengan pemikiran partai koalisi, di mana di dalamnya juga terdapat Golkar," katanya.

Selain itu, Ari mengatakan, Golkar ingin mengembalikan kejayaan masa lalu Orde Baru seperti saat Presiden Soeharto berkuasa. Hal itu terlihat dari sejumlah kampanye yang dilakukan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dalam kampanye terbukanya.

Sementara itu Ketua DPP Partai Golkar Yorris Raweyai mengatakan partainya akan bersaing secara sportif dengan PDIP pada Pemilihan Presiden (pilpres) nanti. Tetapi ia berharap siapa pun yang menang, partainya akan berkoalisi di parlemen, sehingga menjaga kebersamaan antara legislatif dan eksekutif untuk membangun bangsa ke depan. "Kita siap bertanding secara sportif," ujarnya.

Sabtu kemarin, calon presiden dari PDIP Joko Widodo sempat menyambangi Ketua Umum yang juga calon presiden dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Pertemuan yang dilakukan setelah Jokowi bertemu Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh itu dimaksudkan untuk menjajaki kemungkinan kerjasama dan koalisi dengan partai yang memperoleh suara terbanyak kedua itu.

Namun, pertemuan Jokowi yang berlangsung selama sekitar satu jam itu, tak membuahkan hasil, karena Aburizal menyatakan tetap akan mencalonkan dirinya menjadi presiden dan siap bertanding melawan Jokowi dalam pemilihan presiden mendatang.  

Menurut Aburizal, pertemuan itu menyepakati Golkar dan PDIP akan tetap mengusung capres masing-masing. Namun kedua parpol sepakat akan menjalin kerja sama di parlemen manakala salah satu capres terpilih menjadi presiden. "Tidak ada satu pun partai yang memperoleh suara lebih dari 50 persen pada pemilu legislatif. Dibutuhkan kerja sama dengan partai lain di parlemen agar pemerintah nantinya bisa berjalan efektif," kata Aburizal.

BACA JUGA: