JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kepala Seksi TTL dan Subsidi, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementeraian ESDM David Fernando Silalahi mengatakan, subsidi listrik tahun 2017 ini akan ada tambahan sebesar Rp7 triliun. Tambahan itu didapat dari ditemukannya data tambahan 2,44 juta juta pelanggan 900VA yang layak subsidi. Dengan demikian, kata David, angka pelanggan layak subsidi yang sebelumnya 4,1 juta bertambah menjadi 6,54 juta rumah tangga sehingga subsidi harus bertambah Rp7 triliun.

"Terkait subsidi listrik ada tambahan dana 7 triliun sehingga total subsidi tahun 2017 sebesar 51 triliun. Subsidi juga diberikan kepada UMKM, warteg, rumah ibadah, panti asuhan, listrik untuk KRL, dan kegiatan kependidikan masih diberikan subsidi," tutur David, seperti dikutip setkab.go.id, Kamis (20/7).

Untuk menangani pengaduan subsidi listrik tepat sasaran, menurut David, masyarakat dapat menyampaikan pengaduan terkait penerapan subsidi listrik tepat sasaran melalui kantor desa dan kelurahan untuk kemudian diteruskan ke kantor kecamatan dan/atau kabupaten kemudian pengaduan tersebut diteruskan ke posko pusat.

"Apabila rumah tangga pengadu terdapat dalam data terpadu, maka segera ditindaklanjuti oleh PLN dan diberikan tarif bersubsidi. Apabila rumah tangga pengadu tidak terdapat dalam Data Terpadu, Pokja Pengelola Data Terpadu akan memverifikasi pengaduan tersebut, apakah termasuk kategori miskin dan tidak mampu," ujar David.

Hingga 19 Juli 2017, menurut David, total pengaduan subsidi listrik tepat sasaran sebanyak 72.217 dan sudah selesai 39.768 sedangkan dalam proses verifikasi 32.449. "Lima provinsi dengan pengaduan tertinggi yakni Jawa Timur 17.259, Sulsel 11.304, Jateng 8.812, Sumbar 7.578, dan Aceh 7.057," ujar David.

Sementara itu, Senior Communication Strategy Specialist TNP2K Rajeshanagara Sutedja menyampaikan, saat ini kelompok kaya menerima subsidi listrik lebih besar. "Data penerima subsidi pelanggan 450VA 22,8 juta pada tahun 2016 sedangkan tahun 2017 23,1 juta sedangkan pelanggan 900VA 22,3 juta pada tahun 2016 dan tahun 2017 sebanyak 4,1 juta pelanggan. Dengan demikian 18,25 juta rumah tangga tidak lagi disubsidi sejak 1 Januari 2017," ujar Rajesh.

Dampak kebijakan subsidi tepat sasaran, menurut Rajesh, dari segi inflasi menurut perhitungan dari BPS pada bulan Juni 2017 setelah penerapan pada kategori 900VA sebesar 0,06%. "Cita-cita ke depan adalah adanya integrasi penyaluran non tunai bantuan sosial dan subsidi," pungkas Rajesh. (mag)

BACA JUGA: