JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kenaikan harga beras medium yang cukup tinggi membuat pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengimpor beras. Pengumuman keputusan mengimpor beras itu disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kamis (11/1) malam. Enggar mengatakan, produk beras yang diimpor adalah jenis khusus alias beras yang tidak diproduksi di dalam negeri dan biasanya untuk konsumsi hotel, restoran, dan katering.

Kebijakan ini diambil karena harga beras di pasar melonjak. Contohnya, di Pasar Induk Beras Cipinang, harga beras tembus Rp12.000/kg untuk jenis medium, di atas eceran tertinggi (HET) Rp9.450/kg.

Sedangkan beras premium naik menjadi Rp13.000/kg, di atas HET yang sebesar Rp12.800/kg. Menurut para pedagang di Cipinang, lonjakan harga ini terjadi lantaran pasokan dari daerah-daerah sentra produksi beras berkurang.

Merespons situasi tersebut, Enggar mengatakan tidak ingin mengambil risiko kekurangan pasokan itu terus terjadi. "Saya sampaikan tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan. Saya mengimpor beras khusus, beras yang tidak ditanam dalam negeri. Kami memasok beras impor maka kekhawatiran kita kekurangan pangan, masalah perut masalah pangan itu menjadi prioritas," ujar Enggar.

"Jangan kita mengambil risiko dan ada pertentangan karena petani juga adalah konsumen membeli beras dan tidak boleh ada terjadi kekosongan pasokan," ujarnya.

Enggar menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah menggelar operasi pasar besar-besaran. Ditemukan 2.500 titik yang terjadi lonjakan harga beras, dan sudah dikucuri beras operasi pasar Bulog.

"Di pasar pasar tradisional yang sampai dg hari ini kami lakukan pengecekan pemantauan dari staf kami sebanyak 150 orang staf Kemendag mendampingi divre dan sampai subdivre Bulog di dalam penyaluran beras medium. ke pasar ke pedagang beras di pasar tradisional, sudah lebih dari 2.500 titik dan setiap pasar terutama pasar di kabupaten/kota yang kenaikannya meningkat tajam maka itu kita suplai," terang Mendag.

Enggar juga mengatakan, dia sudah berbicara dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk ikut mengamankan pasokan beras.
"Dalam dua hari berturut-turut ini kita pertemuan yang pasti dengan Apindo, kemudian kita menyepakati untuk pertemuan hari ini yaitu Aprindo dengan suplier beras distributor beras yang layani suplai atau pasok ke pengusaha ritel modern," tutur Enggar.

Enggar menegaskan, meski yang diimpor adalah beras premium, namun beras tersebut akan dijual dengan acuan harga beras medium. "Jadi kategori beras khusus kita jual dengan harga medium," tegasnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017, HET beras medium adalah Rp9.450/kg. Sementara HET beras premium adalah Rp12.800/kg. Masih mengacu Permendag 57 tahun 2017, beras medium adalah beras yang memiliki spesifikasi kadar air maksimal 14% dan butiran patah maksimal 25%. Sementara, beras premium adalah jenis beras yang memiliki kadar air maksimal 14% dan butiran patah maksimal 15%.

Beras premium tidak ditanam di Indonesia, dan peruntukannya adalah untuk hotel, restoran dan katering. Namun, dalam hal ini, beras tersebut akan digunakan untuk cadangan apabila terjadi kelangkaan pasokan beras medium yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga beras di tingkat pengecer dan konsumen.

Menurut perhitungan Enggar, pasokan beras baru akan tersedia pada Februari atau Maret akhir, mengingat panen baru terjadi pada periode tersebut. Sementara, pada akhir Januari, diprediksi bakal ada kelangkaan akibat gagal panen pada periode musim tanam sebelumnya.

"Diperkirakan Februari dengan Maret akhir baru ada. Isi gap ini, saya sampaikan, saya enggak mau ambil risiko kekurangan pasokan. Saya impor beras khusus, beras yang enggak ditanam di dalam negeri kami impor, kami pasok beras impor dengan demikian maka, tidak ada kekhawatiran," tandas dia. (dtc/mag)

BACA JUGA: