JAKARTA - Dunia sedang menghadapi bencana berupa wabah virus Corona yang dipicu dari kasus yang terjadi di Wuhan, China. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan darurat global. Corona telah menyebar ke lebih dari 20 negara. Sejumlah pasien meninggal dunia. Indonesia dan banyak negara lain telah menutup jalur ke luar dan masuk China.

Ketua Bidang Ekonomi Kreatif, Pariwisata, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Rano Wiharta mengatakan, dalam konteks pariwisata mancanegara, kasus Corona itu tentu berdampak sangat besar bagi Indonesia. Indonesia kehilangan turis China yang menjadi salah satu penyumbang wisatawan mancanegara terbanyak di Indonesia, dan begitu juga sebaliknya. Seperti kunjungan wisatawan China di Bali turun drastis, di Manado bahkan habis. Warga Negara Indonesia (WNI) yang ingin berwisata ke China dan negara yang positif terinfeksi Corona juga pasti akan membatalkan kunjungannya.

"Namun dari apa yang terjadi, kita mesti bisa ambil sisi positif dan mengambil peluang, yaitu pemerintah Indonesia, khususnya pemerintah di daerah yang memiliki tempat-tempat wisata yang indah dan juga seluruh pelaku di industri pariwisata, baik itu hotel, tour and travel untuk lebih menggalakkan promosinya dalam menarik wisatawan, terutama dari dalam maupun luar negeri, selain China, untuk datang ke Indonesia. Sampai saat ini Indonesia masih dinyatakan aman dari Corona," ujar Rano kepada Gresnews.com di Jakarta, Rabu (5/2).

Rano mengatakan, data menunjukkan jumlah wisatawan Indonesia yang ke luar negeri berjumlah 10,7 juta. Jumlah tersebut hanya berbeda kurang lebih 4 juta dari seluruh wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, yang jumlahnya 14 jutaan pada 2019.

"Sungguh peluang yang besar. Momen ini bisa kita gunakan untuk membuat 10,7 juta wisatawan Indonesia kita mencari tujuan alternatif, yaitu berwisata dan mengenal keindahan negaranya sendiri," ucapnya.

(G-2)

BACA JUGA: