JAKARTA - Wilayah Wuhan, China, tengah dilanda wabah virus Corona yang telah menelan banyak korban jiwa. Penularan virus tersebut jumlahnya melampaui jumlah pasien yang terkena sindrom pernapasan akut berat (SARS) yang mewabah di Hong Kong pada 2002.

Mengutip Journal of Travel Medicine, kasus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) pertama kali terjadi di Jeddah, Arab Saudi, pada September 2012, beberapa minggu sebelum pelaksanaan haji. Lalu menyebar ke negara-negara Timur Tengah lainnya. Per Agustus 2018, terdapat 2.229 kasus terkonfirmasi, 791 meninggal (35,5%), yang berasal dari 27 negara. Sebangak 1.853 kasus, 717 di antaranya meninggal dunia, terjadi di Arab Saudi.

Pendiri dan Presidium Medical Emercy Rescue Comittee (MER-C) Yogi Prabowo mengatakan Corona adalah sejenis virus yang menular sehingga perlu dilakukan pencegahan agar tidak masuk ke Indonesia. "Mungkin saja kalau tidak dilakukan upaya-upaya membatasi penyebaran, misalnya dari warga Indonesia atau warga asing, dari Wuhan (China) yang datang ke Indonesia bisa saja terus dia menyebar," kata Yogi kepada Gresnews.com, Kamis (30/1).

Ia menjelaskan upaya lainnya yang harus dilakukan untuk mencegah virus tersebut masuk ke Indonesia adalah dengan menyediakan tempat khusus untuk mengisolasi warga yang baru datang dari Wuhan, semacam karantina, yang harus disediakan oleh pemerintah.

Menurutnya, korban atau pun orang-orang yang terkontaminasi virus tersebut harus diisolasi sampai masa inkubasi terlampaui di tempat karantina. 

Pemerintah juga seharusnya sudah melakukan persiapan menghadapi kemungkinan terburuk bila corona masuk ke Indonesia. Terpenting adalah melakukan koordinasi dengan lembaga atau kementeran terkait. Misalnya antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kelautab dan Perikanan, pihak pelabuhan, Imigrasi dan lainnya. "Rumah sakit harus menyediakan ruang rawat isolasi," paparnya.

Yogi juga menegaskan MER-C siap bekerja sama dengan pemerintah dan segala pihak, untuk membantu proses evakuasi warga negara Indonesia yang berada di Wuhan, China. Saat ini pihaknya tengah berupaya menjalin komunikasi dengan pemerintah, yakni Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dan sejumlah instansi lainnya yang dapat berkontribusi terhadap jalannya evakuasi tersebut.

Untuk melakukan evakuasi, MER-C telah menyiapkan tim sebanyak tiga orang yang cukup kompeten dalam hal penanganan virus dan memahami standar evakuasi. Berdasarkan data yang Yogi peroleh, terdapat lebih dari 240 WNI di Wuhan. Tak hanya WNI, warga negara asing (WNA) lainnya yang berada di Wuhan pun jumlahnya tak sedikit.

Berdasarkan kebijakan dunia, kata dia, masyarakat di Wuhan diharuskan untuk menjalani isolasi terlebih dahulu sebelum dievakuasi. Namun begitu dia mencontohkan, beberapa negara maju yang berupaya melakukan evakuasi secara profesional. (G-2)

BACA JUGA: