GRESNEWS - Jam yang melingkar di tangan kirinya menunjukkan hampir pukul 12.00 WIB. Setelah bertemu dengan dua temannya di halte Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dengan naik sepeda motor ketiganya berangkat menuju rumah temannya di Cimanggis.

Tiba-tiba motor Jamaludin diserempet. Meski tidak bersalah, Jamaludin meminta maaf pada motor yang menyerempetnya. Pengendara motor itu meneriakan ke Jamaluddin dan teman-temannya untuk berhenti. Merasa ada yang tidak beres Jamaludin menarik pedal gas, melarikan sepeda motornya. Tiba-tiba dia melihat dua orang pemuda di pinggir jalan. Mereka meminta tolong kepada kedua pemuda di pinggir jalan itu. Namun, dua pemuda itu diam saja. Sementara  itu, rombongan sepeda motor yang diserempet tadi berhasil mengejarnya. Ada lima motor yang mengejar dengan 10 orang.

"Kami disuruh turun. Saya dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahui, sedangkan dua temannya ditahan. Dari sinilah motornya, Yamaha Mio, dibawa kabur oleh komplotan penjahat tadi," kata warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini.

Selain pernah dirampas motornya, Jamaludin pernah kehilangan motor Ninja. "Saat itu menjelang magrib, ada orang yang bertanya alamat di depan rumah saya, dengan catatan alamat yang tidak jelas. Kami sekeluarga tidak peduli dan bersiap salat. Ketika usai salat magrib, motor Ninja di rumah sudah raib. Pelakunya dua orang dan sangat lihai. Mereka mengambil motor tanpa ada suara motor. Padahal rumah saya berada di dalam gang," papar Jamaludin.

Pengalaman lain, dipaparkan Dimas Adidaya, warga Jati Asih, Bekasi. Motor yang dikendarainya hampir dirampok di jalanan. Beruntung dia bertemu polisi. Sejak itu Dimas tidak pernah melalui jalan tersebut. Ia trauma.  "Saya dipepet empat sepada motor RK King. Karena curiga saya tancap gas. Mereka mengejar. Beruntung ada polisi. Selamatlah saya," ujar Dimas lega.

Berdasarkan data kejahatan (perampokan, pembunuhan, dan pemerasan) di Polda Metro Jaya 2012 pada 2012 mengalami peningkatan 2,98 persen dari tahun sebelumya. Untuk 2012 terjadi sebanyak 69 kasus, sedangkan pada 2011 67 kasus. Tindak pidana kasus pencurian dengan kekerasan disertai pembunuhan selama Januari-Desember 2012 meningkat. Pada 2012 terdapat 1.094 kasus. Sedangkan pada 2011 hanya mencapai 935 kasus. Dengan begitu kasus pencurian disertai kekerasan meningkat 159 kasus.

Hal yang sama dengan kasus pembunuhan terjadi pada 2012 mengalami peningkatan 2,98 persen. Untuk  2012 sebanyak 69 kasus, dan 2011, 67 kasus. Selain itu ada empat kasus lainnya yang mengalami peningkatan, yakni kasus pemerasan berikut ancaman mengalami kenaikan sebesar 19,85 persen. Pada 2011 terjadi 413 kasus peras dan meningkat 2012 menjadi 495 kasus.

Pengamanan Terpadu
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar ketika dihubungi, Jumat (8/2), mengatakan tidak bisa menggantungkan sepenuhnya kepada aparat keamanan, karena jumlahnya terbatas. Makanya wajar pengawasan secara fisik yang dilakukan aparatur keamanan sangat lemah.

"Luasnya wilayah yang diamankan aparat kepolisian tidak bisa melakukan patroli secara terus menerus. Harus ada pemasangan CCTV, perbanyak HT, dan kerja sama terpadu antara kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja, satuan pengamanan sehingga terjadi komunikasi baik dalam pengawasan wilayahnya," papar Bambang.

Selain itu, selanya, masyarakat juga harus waspada dan peduli terhadap lingkungannya. Ini merupakan tugas pemerintah daerah dengan cara pembinaan, memberikan fasilitas RT/RW sehingga kewaspadaan masyarakat meningkat. Dengan kewaspadaan masyarakat berarti peluang terjadinya kejahatan di wilayahnya semakin mengecil.

"Jadi kunci pengamanan adalah antisipasi dan kerja sama, serta komunikasi yang baik antara aparat keamanan yang berpatroli, pengawasan di lapangan dan masyarakat," pungkas Bambang.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Suhardi Alius, memaparkan perampokan di Jabodetabek menurun. Beberapa kelompok sudah digulung Polda Metro Jaya. "Semua jajaran Serse digelar pada jam-jam rawan kejahatan. Mereka diinstruksikan bertindak keras terhadap kejahatan," ujarnya.

BACA JUGA: