JAKARTA, GRESNEWS.COM - Rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) yang mempertahankan anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dinilai janggal. Sebab sebelum Ketua TRTKM Faisal Basri selalu gencar mendesak pembubaran Petral, bahkan  berniat memindahkan Petral dari Singapura ke Indonesia. Namun setelah melalui proses investigasi justru rekomendasinya Petral tetap dipertahankan.

Pengamat migas Salamudin Daeng mengatakan dari rekomendasi TRTKM itu tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM tidak lagi oleh Petral. Melainkan oleh Integrated Supply Chain (ISC) di Pertamina. Salamudin menilai ISC merupakan badan yang dibentuk di dalam struktur manajemen Pertamina. ISC dibentuk pada saat Arie Soemarno menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), kemudian ISC dibubarkan dan sekarang kembali dihidupkan.

Salamudin menduga ISC kedepannya akan diisi oleh orang-orang yang dekat dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Menurut Salamudin TRTKM saat ini sedang merancang strategi liberalisasi migas berkaitan dengan pembelian minyak oleh Pertamina.

Dia menjelaskan alasan TRTKM menjadikan Pertamina sebagai sasaran utama karena Pertamina membeli minyak mentah dan oil produk dalam jumlah cukup besar untuk kebutuhan dalam negeri. Liberalisasi dalam pembelian minyak mentah dilakukan dengan dua cara. Pertama, membuka akses seluas-luasnya bagi semua pihak yang ingin menjual minyak mentah kepada Pertamina. Kedua, membuka akses seluas-luasnya kepada semua pihak yang ingin menjual minyak jadi (oil product) langsung ke pertamina.

"Kendali atas pembelian minyak mentah yang bersumber dari produsen dalam negeri seperti Chevron, Exon dan lain-lain akan dilakukan oleh ISC Pertamina," kata Salamudin kepada Gresnews.com, Jakarta, Rabu (31/12).

Dia mengatakan TRTKM akan memanfaatkan isu korupsi di tubuh Petral sebagai pintu masuk untuk melakukan liberalisasi migas. Meskipun sampai sejauh ini korupsi Petral tidak dibuktikan dan belum ada orang-orang Petral yang ditangkap oleh aparat hukum.

Dia menduga isu korupsi Petral nantinya juga akan berakhir tanpa kejelasan dan tidak ada satupun orang Petral yang nantinya ditangkap. Sebab, isu korupsi hanya akan menjadi pintu masuk untuk liberalisasi migas dengan memotong rantai suply Pertamina. Menurutnya ISC nantinya menjadi makelar baru yang mengatur pembelian minyak, harga pembelian crude oil dan minyak jadi serta anggaran subsidi dari pemerintah.
"ISC ini pemain lama yang dihidupkan kembali," kata Salamudin.

Salamudin menyinggung beberapa pernyataan Faisal Basri yang semula berniat membubarkan Petral dan sekarang berubah haluan dengan mempertahankan Petral. Menurutnya sangat janggal jika Petral diminta untuk bersaing dengan seluruh trader yang lain untuk memasok minyak ke Pertamina. Dia menilai ada pertarungan kepentingan antara pemain lama dengan mafia baru dalam memperebutkan impor minyak ke Indonesia.

"Menurut saya rekomendasi TRTKM ini mengada-ada," kata Salamudin.

Sumber Gresnews.com dari orang dalam Petral yang menolak disebut namanya, mengatakan dikembalikannya otoritas ISC untuk mengambil alih tender penjualan dan pengadaan minyak mentah merupakan perseteruan untuk memperebutkan kekuasaan impor minyak.

Dia mengungkapkan perebutan kekuasaan tersebut antara kelompok Reza Chalid dengan keluarga Soemarno. Menurutnya keluarga Soemarno berniat ingin menguasai Petral tetapi tidak mampu. "Ini perebutan dua kekuatan penguasa migas," kata Sumber tersebut.

Berikut poin-poin rekomendasikan Tim Reformasi Migas, pimpinan Faisal Basri:

1. Menata ulang seluruh proses serta kewenangan penjualan dan pengadaan minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM).

2. Tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM tidak lagi oleh Petral, melainkan oleh Integrated Supply Chain (ISC) di Pertamina.

- Petral dapat menjadi dalah satu peserta lelang yang dilaksanakan ISC.

-Petral mengefektifkan fungsinya dalam market intelligence di pasar minyak global dan regional sebagai masukan bagi ISC.

-Penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM oleh ISC dilakukan melalui proses tender terbuka dengan mengundang semua vendor terdaftar yang kredibel dan tidak terbatas pada National Oil Company (NOC).

-Tender penjualan dan pengadaan minyak mentah dan BBM di Indonesia yang dilakukan oleh ISC Pertamina sehingga tunduk sepenuhnya pada hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Penegak hukum (BPK, KPK, dan sebagainya) dapat menjalankan fungsi secara optimal.

3. Mengganti secepatnya manajemen Petral dan ISC dari tingkat pimpinan hingga manajer.

4. Menyusun roadmap menuju world class trading oil company oleh manajemen baru Petral serta mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan.

5. Melakukan audit forensik agar segala proses yang terjadi di Petral menjadi terang-benderang. Audit dilakukan oleh institusi yang kompeten di Indonesia dan memiliki jangkauan kerja ke Singapura serta negara terkait lainnya. Hasil audit bisa dijadikan sebagai pintu untuk membongkar potensi pidana, khususnya membongkar praktik mafia migas.

BACA JUGA: