JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) mengklaim kelangkaan gas elpiji 3 Kilogram (Kg) yang terjadi di berbagai daerah bukan akibat pasokan elpiji yang seret. Selama ini Pertamina selalu menyalurkan pasokan gas ke para agen,  agen lalu menjualnya ke pangkalan dan pengecer.

Manajer Humas PT Pertamina (Persero) Adiatma mengatakan khusus untuk daerah Bogor, Pertamina sudah menggelontorkan pasokan gas sekitar 8000 tabung gas hingga 150.000. Namun pasokan yang sudah diberikan perusahaan itu tidak terserap seluruhnya oleh masyarakat.

Menurutnya tidak mungkin terjadi penimbunan di tingkat agen maupun pangkalan gas. Sebab di tingkatan agen atau pangkalan masih dibawah kontrol Pertamina. Kejadian yang sebenarnya justru penyerapan gas elpiji 3 Kg di masyarakat hanya 10 persen dari pasokan yang digelontorkan.

"Kami melihat kelangkaan ini karena adanya penyalahgunaan peruntukannya, misalnya untuk laundry atau usaha pengeringan tembakau. Seharusnya gas elpiji 3 Kg digunakan untuk masak atau kebutuhan rumah tangga," ujarnya pada Gresnews.com, Jakarta, Jumat (27/2).

Adiatma menjelaskan tidak semua orang dapat membeli gas elpiji 3 kg karena hanya masyarakat yang memiliki kriteria khusus. Dia menuturkan kriteria masyarakat yang dikategorikan layak membeli gas elpiji 3 Kg yaitu masyarakat yang pengeluarannya tidak lebih dari Rp1,5 juta. Untuk usaha kecil yang asetnya tidak lebih dari Rp50 juta dan omsetnya kurang dari Rp300 juta.

"Iya ada syaratnya, sudah diatur oleh Permen 26 Tahun 2009. Tidak bener karena ada permainan dari Pertamina sendiri," kata Adiatma.

Sementara itu, External Relation Pertamina Pemasaran Jawa bagian Barat Milla Suciyani membenarkan penyerapan pasokan masyarakat tak optimal. Berdasarkan operasi pasar yang dilakukan perusahaan ternyata ada beberapa titik seperti di Tambun, Cikarang (Bekasi), Citeureup (Bogor) yang tidak banyak didatangi pembeli. Menurutnya dari 560 tabung disediakan, rata-rata hanya terjual antara 40 sampai 60 tabung saja.

Kendati demikian, dia menambahkan operasi pasar akan tetap dilakukan di titik-titik yang berbeda hingga masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan memperoleh elpiji 3 kg, serta harga sudah normal kembali. Selama operasi pasar dilakukan terutama di daerah yang sebelumnya dikeluhkan kesulitan memperoleh gas elpiji 3 kg.

Selain operasi pasar, Pertamina juga memberikan tambahan pasokan ke berbagai daerah. Untuk tanggal 25-27 Februari 2015, Pertamina akan menambahkan pasokan ke Bogor sebanyak 260.000 tabung dan Depok sebanyak 93.000 tabung. Daerah-daerah lain juga diberikan tambahan pasokan sebanyak 50 persen dari alokasi hariannya, misalnya Cirebon, Majalengka, Kuningan, Garut dan Cianjur.

Selain itu, Pertamina juga akan menggunakan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebut di berbagai lokasi sebagai outlet Elpiji 3 Kg. Apabila masyarakat masih mengalami kesulitan memperoleh elpiji 3 kg dengan harga wajar. "Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa elpiji 3 kg tersedia dan mudah didapatkan oleh masyarakat dengan harga yang wajar," kata Milla.

BACA JUGA: