JAKARTA, GRESNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku kecewa dengan kondisi pembangunan Balai Betawi di komplek Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ahok bahkan sempat marah karena kondisi pembangunan tak sesuai dengan biaya yang dikucurkan yang telah mencapai Rp 100 miliar. Ia menduga ada mark up dalam proyek yang harusnya rampung akhir tahun ini.

"Pasti adalah (mark up)," ujarnya di sela-sela meninjau Balai Betawi, Minggu (19/4). Balai Betawi ini berada di area lebih dari 90 hektare yang dikelola oleh Dinas Pariwisata.

Ahok pun berencana memanggil pihak-pihak yang terkait proyek tersebut. "Saya mau panggil mereka, mau minta jelasin idenya apa, RAB (rencana anggaran biaya)-nya apa," katanya.

Ia mengaku akan menanyakan bagaimana kontraktornya. "Saya pelajari dulu RAB-nya, kita lihat yang cari gara-gara," kata Ahok seraya menjelaskan bahwa proyek ini dibangun pada 2012.

Menurutnya, sudah terlalu banyak pembiaran di proyek Balai Betawi tersebut. Seharusnya bangunan rumah budaya ini langsung diisi. "Nggak boleh otaknya proyek lalu bangun atas nama Betawi tapi nggak dipakai dan korupsi," ungkapnya.

Ia menceritakan hingga saat ini kolam yang ada tak terisi air. Juga masih banyak seng-seng berserakan. Padahal biaya yang dihabiskan untuk proyek tersebut telah mencapai Rp 100 miliar lebih.

"Ini kan gila, bangunan sudah lama (pengerjaannya) tapi begini hasilnya. Lihat saja kabel masih berantakan, nanti kalau orang kesetrum bagaimana. Ini juga kayu sudah rusak. Apalagi ini kolam nggak ada airnya," ujar Ahok.

Balai itu mulai dibangun 2012 dan diharapkan menjadi pusat pariwisata sekaligus pusat seni budaya Betawi. Di tengah balai terdapat panggung raksasa yang dimaksudkan untuk pementasan.

Ahok juga melihat beberapa titik bangunan yang tidak tuntas pengerjaannya dan tampak teledor. "Mana ada bangunan rumah tapi lampunya belakangan. Jangan mengatasnamakan orang Betawi untuk korupsi, nggak boleh itu, Pak," ujar Ahok kepada Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pariwisata Marianto sembari menunjuk titik bangunan yang rusak.

Dia meminta Dinas Pariwisata untuk segera mengirimkan rincian biaya pembangunan serta perawatan Balai Betawi. (dtc)

BACA JUGA: