Jakarta - Maraknya berbagai tawuran antarmahasiswa belakangan ini membuat Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie berinisiatif merangkul Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) untuk menjadi penengah bila terjadi tawuran antarmahasiswa lagi.

"KAMMI diharapkan bisa jadi pendamai dalam setiap konflik sosial yang terjadi dan perekat antarmahasiswa. Kondisi tawuran antarmahasiswa selama ini sangat memprihatinkan, maka kita rangkul KAMMI sebagai perekat dan penyelesai konflik sosial antarmahasiswa," ujar Salim usai bersilaturahmi dengan perwakilan KAMMI di Kementerian Sosial (Kemsos), di Jakarta, Senin (6/2).

Menurut Mensos, konflik sosial yang masih tinggi di sejumlah daerah termasuk tawuran antarmahasiswa menjadi perhatian Kementerian Sosial. Tawuran bahkan kerap terjadi di salah satu perguruan tinggi di Makassar.

"Mahasiswa adalah kaum intelektual yang tidak pantas melakukan tawuran. Mahasiswa adalah generasi penerus, kaum intelektual. Bagaimana mau membangun negara ini kalau semasa kuliah pekerjaannya hanya tawuran saja," kata Salim.

Salah satu program yang dilaksanakan, sebut Mensos, adalah Program Keserasian Sosial untuk menangani konflik sosial yang terjadi, seperti konflik massa dan tawuran antarwarga dengan melibatkan tokoh masyarakat dan menerjunkan agen perdamaian.  

"Dari mahasiswa, saya belum melihat ada yang muncul menjadi agen perdamaian. KAMMI sebagai ikatan mahasiswa yang punya basis cukup kuat tentu punya pengaruh dan diharapkan bisa jadi perekat antarmahasiswa," harap Mensos.  

Sekjen KAMMI, Andriyana, mengatakan mahasiswa bisa berperan aktif untuk menangani masalah sosial seperti yang dilakukan KAMMI dengan terjun langsung membantu korban bencana alam dan bidang sosial lainnya.

KAMMI berharap bisa menjadi perekat ukhuwah antarmahasiswa dengan membangun kebersamaan dan kekeluargaan lintas agama maupun suku.

BACA JUGA: