JAKARTA, GRESNEWS.COM - Upaya Ide Syamsudin, warga Riau untuk menuntut keadilan atas kasus dugaan mal praktek yang menimpa anaknya, dengan menduduki Gerbang DPR hingga 159 hari tak juga membawa hasil. Upaya mediasi dan pertemuan dengan Ketua Komisi IX DPR Ribka Tjiptaning, Direktur YANMED KEMENKES RI Akmal Taher, Ketua IDI-INHU Ibrahim, Direktur RSUD Indra Sari Riau, Direktur RS fatmawati, Kadinkes DKI tak berujung pada satu keputusan.


Pertemuan yang juga dihadiri oleh Kontras, dan 200 mahasiswa Riau disayangkan karena tidak menghadirkan Dr.H.Irwanto Bahar yang diduga pelaku malpraktek terhada Ellyana Fitri (10 th) putri Ide. Sehingga Ide tidak dapat mengkonfrontasi langsung kejadian yang ditampik oleh Irwanto Bahar tersebut.

Pertemuan yang seharusnya digelar pada pukul 14.00 WIB, namun molor hingga pukul 16.15 WIB dan hanya berlangsung hingga pukul 17.30 WIB. "Pertemuan ini amat singkat buat kami dan terkesan hanya formalitas dan seadanya," ujar Ide kepada Gresnews.com, Senayan, kemarin.

Ide menuturkan, ia langsung meminta kepada Ribka segala bukti yang menunjukkan diizinkannya Elyana mengikuti operasi, namun permintaan itu tak dipenuhi Ketua Komisi IX tersebut. "Saya sampaikan pada beliau bahwa ´anda bukan wakil dokter tapi wakil rakyat´ tapi dia hanya diam saja. Tidak bertindak tegas sama sekali," ujarnya.

Menurut Ide, satu seperempat jam pertemuan hanya mampu menghasilkan keputusan mediasi yang akan diambil alih oleh Direktur Yanmed Kemenkes RI, Akmal Taher. "Padahal saya tidak perlu mediasi, cukup hadirkan pelaku dan korban lalu klarifikasi bukti. Kenapa malah menghadirkan orang ketiga yang tidak mengerti permasalahan," ungkapnya.

Setelah pertemuan itu Ide mengaku malah diminta Taher selaku mediator untuk menggulung sementara 35 buah spanduk bertuliskan:"Induk Mafia Medis Indonesia: Ketua Komisi IX DPR RI dr. Ribka Tjiptaning" yang ia pasang di depan gerbang. Namun ia menolak permintaan tersebut dengan alasan belum adanya kepastian terhadap anaknya "Saya akan gulung ketika sudah bertemu Ketua DPR, dihadiri langsung oleh Ketua BK-DPR.RI dan Ketua Komisi IX DPR.RI," jelasnya.

Soal mediasi ini, ia merasa tak perlu mendatangi Kemenkes, jika memang ada niat baik dari pihak dr Irwanto Bahar ia yakin mereka akan menghampirinya di depan gedung DPR RI. Namun, setelah lima hari berlalu kejelasan proses mediasi pun tak kunjung ada. Padahal dirinya hanya berharap kejadian ini ada kejelasan sehingga tidak ada kejadian serupa yang menimpa rakyat Indonesia lainnya.

Diketahui, Ellyana pernah mendapatkan tindakan medis berupa 3 kali operasi tanpa meminta persetujuan dari kedua orang tuanya. Dampaknya kini, Ellyana kehilangan 35 cm usunya dan harus menahan sakit dan muntah setiap harinya. Pada September 2010 Ide mengaku pernah mengirimkan sms kepada Ani Yudhoyono dan ditanggapi setengah jam kemudian untuk kemudian dirujuk ke RSCM selama 4 bulan 1 minggu. Satu bulan berikutnya Ribka pernah menggadakan sidak ke RSCM dan berjanji akan menuntaskan kasus malpraktek Ellyana. Namun kasus tersebut hingga saat ini tak juga tuntas.

Sementara dr.Irwanto Bahar terus membantah telah melakukan malpraktik. Ia menegaskan kasus ini sudah selesai dengan kelengkapan berkas yang bisa dicek pada Kementerian Kesehatan dan Mahkamah Konstitusi (MK). Hal itu diungkapkan Bahar kepada Gresnews.com pada 15 Juni lalu.

BACA JUGA: