Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memburu Ketua DPR Setya Novanto. Tersangka kasus korupsi e-KTP itu tiba-tiba menghilang begitu KPK menyambangi rumah mewahnya di Jalan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pada Rabu (15/11/2017) pagi hari, sebenarnya Novanto masih menampakkan diri di muka publik. Dia memang tak memenuhi panggilan KPK untuk diperiksa sebagai tersangka, namun Novanto ada di gedung DPR, Senayan.

Novanto duduk di kursi pimpinan DPR saat rapat paripurna pembukaan masa sidang. Itulah momen Novanto terlihat di muka publik. Setelah itu, entah ke mana lagi dia.

Saat malam, sejumlah elite Partai Golkar berkunjung di rumah Novanto di Jalan Wijaya. Mereka antara lain Wakil Ketua MPR dari Fraksi Golkar Mahyudin, Bendahara Umum Partai Golkar Robert J Kardinal, dan politikus senior Golkar Kahar Muzakir. Mahyudin bersaksi tak ada Novanto di rumah itu. Yang berada di rumah itu adalah istri Novanto dan pengacara Novanto Fredrich Yunadi.

Sekitar pukul 21.00 WIB, datanglah tim KPK ke rumah Novanto. Berbekal surat perintah penangkapan, tim KPK berusaha masuk. Terlebih dahulu mereka berdialog dengan pihak keamanan rumah Novanto.

Sempat terhalang oleh pihak keamanan itu, tim KPK kemudian menunggu 5-10 menit. Akhirnya mereka bisa masuk ke balik gerbang rumah itu. Sampai di depan pintu, tampak dari kejauhan tim KPK berdialog kembali dengan orang di situ. Akhirnya mereka benar-benar masuk ke rumah Novanto pada pukul 21.38 WIB.

Para personel kepolisian membentuk barikade, berjaga-jaga di rumah ini. Tim KPK terus mengulik rumah Novanto sampai lewat tengah malam. Namun ternyata Novanto tak ada di rumah itu.

"Sampai saat ini kami belum menemukan yang bersangkutan, termasuk ketika kita mendatangi kediaman yang bersangkutan hari ini," kata juru bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (16/11) dini hari.

KPK meminta Novanto menyerahkan diri. "Secara persuasif, kami imbau SN menyerahkan diri," kata Febri. (dtc/mfb)

BACA JUGA: