Acara Pekan Gawai Dayak sempat diwarnai insiden dengan adanya sejumlah orang berlarian saat Pawai Gawai berlangsung di pusat kota. Namun insiden itu hanya salah faham semata dan tak terjadi gesekan diantara dua kelompok yang melakukan aksi berbarengan.

Karo Penmas Polri Brigjen Rikwanto menerangkan pukul 13.00 WIB kelompok Bela Ulama 205 melakukan long march dalam rangka menolak acara pawai kendaraan hias kelompok Dayak. "Dan menyampaikan tuntutan agar Polda (Kalbar -red) menindaklanjuti laporan terkait pernyataan Gubernur Kalbar yang viral serta meminta Polda untuk mengamankan apabila ada ulama yang datang ke wilayah Kalbar," tutur Rikwanto, Sabtu (20/5).

Pukul 14.00 WIB, kelompok Dayak melakukan pawai kendaraan hias yang diikuti oleh seluruh perwakilan kabupaten di wilayah Kalbar. Massa dari dua kegiatan ini nyaris berhadap-hadapan.

"Dalam pelaksanaannya kedua kelompok sempat ingin berhadap-hadapan, tapi disekat oleh pasukan pengamanan dari Polda dan TNI. Tidak terjadi bentrok antar 2 kelompok tersebut, hanya mereka bersitegang dengan penyekat dari kita," ujar Rikwanto.

"Tidak terjadi penganiayaan maupun pengrusakan dalam kegiatan tersebut," imbuhnya.

Pekan Gawai Dayak yang digelar mulai hari ini hingga 27 Mei mendatang ditandai dengan acara pawai. Acara tahunan itu memang memiliki tradisi memakai busana Dayak, lengkap dengan membawa senjata maupun atribut budaya lainnya.

Menurut Kepala Sub Bidang Humas Polda Kalbar, AKP Cucu Sayifudin, bersamaan dengan acara Gawai Dayak ini, terdapat juga aksi damai oleh sejumlah ulama dan simpatisan. Kepolisian memisahkan rute yang dilalui kedua pihak.

"Bukan gesekan, rame kumpul massa, langsung disuruh mundur oleh petugas, tidak ada gesekan, tidak ada," ungkap Cucu, Sabtu (20/5).

Insiden itu terjadi di sekitar Pasar Flamboyan. Awal mulanya, kata Cucu, adalah saat kelompok Pawai Gawai Dayak mengira mereka dihadang oleh kelompok massa. Namun insiden sejumlah orang yang berlarian itu disebabkan karena salah persepsi.

Ada dua video tersebar mengenai insiden di Pontianak itu. Pertama memperlihatkan sejumlah orang mengenakan pakaian khas Dayak berlarian seperti sedang melakukan pengejaran. Menurut Cucu itu terjadi di Jalan Gadjah Mada.

"Jadi petugas di daerah situ mengalihkan rute, harusnya sampai ke Pasar Flamboyan dipersingkat oleh petugas di lapangan. Dikira ada missed, dikira ada mau hadang. Padahal hanya dipersingkat biar cepat selesai," jelasnya.

Kemudian di video kedua terlihat para petugas kepolisian juga berlarian di jalan. Ada juga tampak sejumlah orang mengikuti para petugas polisi yang berlari tersebut.

"Video yang ada mobilnya itu di Pasar Flamboyan. Yang di sana orang-orang udah pada kumpul mau nonton, tahu-tahu yang pawai dialihkan, dikira ada kejadian apa maka mereka berlarian. Karena kan emang ada kekhawatiran akan gesekan di lapangan dengan kelompok satunya (yang aksi damai). Salah persepsi. Yang lagi pawai ngira ada apa, yang mau nonton ngira apa kok pawai dialihkan, " tutur Cucu. (dtc/mfb)


BACA JUGA: