JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan aparatnya untuk tidak menjadikan data sebagai komoditi. Jonan mengatakan Kementerian ESDM, saat ini tengah memanfaatkan teknologi informasi untuk kemajuan sektor ESDM. Menurutnya inovasi di bidang teknologi informasi telah terbukti berguna untuk perbaikan bangsa, tata kelola masyarakat, dan bisnis.

"Ini menurut saya, banyak hal yang bisa berguna untuk perbaikan bangsa, untuk tata kelola masyarakat, dan juga untuk bisnis," ujar Jonan, saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Knowledge Forum Conference & Expo, di Jakarta, Rabu (4/10).

Jonan mengatakan pihaknya telah banyak investasi di teknologi informasi, kalau tepat dan sangat disiplin arahnya, satu organisasi dibuat disiplin, konsep itu  mustinya akan jalan. Ia mencontohkan PT Kereta Api Indonesia yang bisa serapih seperti saat ini karena pemanfaatan teknologi informasi.

"Di ESDM ini sudah kita mulai. Ada One Map System. Untuk sektor ekstraktif ini, ada semua. Ini kita perbaiki terus skalanya supaya banyak gunanya," ungkap Jonan, seperti dikutip esdm.go.id.

Selain itu Kementerian ESDM juga memiliki aplikasi ESDM One Map yang dapat menampilkan berbagai informasi Peta Tematik sektor ESDM secara online. Dalam peta tersebut, kata Jonan, pengguna dapat melihat lokasi titik untuk eksplorasi migas, lokasi tambang, dan sebagainya.

"Kalau lihat di website Kementerian ESDM, kita bisa lihat titik untuk eksplorasi migas itu ada di mana yang sudah disurvei Pemerintah, tambang ada di mana, jadi bisa tahu. Di kemudian hari dalam waktu segera, kita akan bisa lihat di website itu tambang ini punya siapa, kapasitasnya berapa, logistiknya seperti apa, itu yang kita mau," tuturnya.

Menurutnya informasi seeprti itu sangat penting. Jonan mengungkapkan, dulu orang mau berbisnis pertambangan, kalau tidak kenal pejabat Kementerian ESDM pasti tidak bisa.
"Sekarang tidak seperti itu, karena semua data terbuka. Saya sudah bilang dengan teman-teman, data itu tidak boleh dijadikan komoditi. Ini menurut saya penting sekali, ini mengubah banyak, mengubah tata cara kerja dan sebagainya," ujar Jonan.

ESDM saat ini juga mengembangkan flatform ESDM One Map, aplikasi penunjang sektor ESDM lainnya adalah Dashboard monitoring produksi batubara yang dapat diakses secara real time. "Kita ini berpuluh-puluh tahun produksi batubara di banyak lokasi, tetapi Pemerintah tidak punya dashboard untuk monitoring jumlah produksi batubara," tandasnya.

Dashboard tersebut, kata Jonan, penting untuk menghitung royalti atau Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk Pemerintah, serta untuk melihat dampak lingkungan hidup dan sebagainya.

Teknologi informasi pun diperlukan untuk monitoring jalannya program BBM Satu Harga. "Pak Presiden minta untuk menerapkan sampai penyalur itu harga BBM-nya satu harga. Ini sistem monitoringnya kalau tidak pakai teknologi informasi itu tidak bisa, mau pakai apa lagi?" tegas Jonan.

Selain aplikasi-aplikasi tersebut, Kementerian ESDM juga mengembangan berbagai aplikasi berbasis teknologi informasi lainnya, seperti Sistem Informasi dan Data Usulan Penyaluran PNBP Sumber Daya Alam Mineral, Batubara dan Panas Bumi (SUPEL), Sistem Perizinan Online, Aplikasi Monitoring Realisasi Anggaran (Amora), dan aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat menampilkan peta mitigasi dan bencana geologi secara real time. (rm)

BACA JUGA: