-
Mutasi Pertama di Polri Didominasi Geng Solo, Orang Dekat Jokowi
Sabtu, 20/02/2021 19:44 WIBPenyerangan Markas Polsek Sungai Pagu Ujian bagi Kapolri Baru
Jum'at, 29/01/2021 19:59 WIBIPW : Komjen Sigit Ikon Antidiskriminasi di Tubuh Polri
Selasa, 26/01/2021 22:57 WIBICW: Kapolri Baru Diharapkan Larang Rangkap Jabatan di Kepolisian
Kamis, 21/01/2021 16:55 WIBBursa Calon Kapolri Memanas, Begini Harapan Masyarakat
Sabtu, 09/01/2021 17:40 WIBHonor Rp11,8 Juta, Mantan Ketua KPK Hingga Mantan Wartawan Jadi Penasihat Ahli Kapolri
Kamis, 23/01/2020 12:45 WIBTiga Tantangan Kapolri Baru
Kamis, 31/10/2019 08:12 WIBNetralkah TNI-Polri?
Selasa, 26/06/2018 01:05 WIBCara Kapolri Menepis Isu Rekayasa Kasus
Selasa, 18/07/2017 06:18 WIBTito Klarifikasi Pernyataan Ingin Pensiun Dini
Rabu, 12/07/2017 11:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi pernyataannya terkait keinginan untuk pensiun dini. Dia memastikan pensiun dini itu akan diambil bukan pada saat ini, melainkan di masa antara sekarang dan 2022.
Menurut Tito, pernyataannya itu soal niat pensiun dini telah menimbulkan salah persepsi. Tito mengatakan pertama kali dia melontarkan mengenai isu pensiun dini itu dalam wawancara dengan Pemred Kompas, Budiman Tanuredjo.
"Kemudian, wawancara dengan Pak Budiman tadi dipotong, bahwa saya mengajukan pensiun dini sekarang. Padahal yang saya maksud itu nanti, in between. Di tengah-tengah. Antara sekarang dengan 2022. Kapan waktunya ya diri saya sendiri yang tahu," kata Tito dalam acara halalbihalal dengan Pemimpin Redaksi Media Massa di rumah dinasnya, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (11/7) malam.
Tito menjelaskan alasan di balik niat pensiun dini itu setidaknya ada dua. Pertama, terkait dengan dirinya. Dia ingin mengambil haknya untuk mendapatkan hidup yang tidak selalu dalam tekanan tinggi.
"Indonesia merupakan negara yang sedang belajar demokrasi, persoalan akan sangat banyak sekali. Oleh karena itu, salah satu pekerjaan yang stressful di dunia ini adalah menjadi kepala kepolisian Indonesia," kata Tito.
"Tidak bagus untuk kesehatan saya. Saya punya hak untuk mencari kehidupan yang less stressful. Saya beri kesempatan kepada yang lain, yang lebih baik untuk menjadi Kapolri," tutur mantan Kapolda Metro Jaya dan Kepala BNPT ini.
Sedangkan alasan kedua terkait dengan organisasi Polri. Menurut Tito, jika dia tetap menjabat penuh dalam masa bakti sebagai polisi aktif sampai 2022, hal tersebut tidak bagus bagi organisasi Polri.
"Tidak bagus untuk kesehatan berorganisasi di Polri. Enam tahun saya menjadi Kapolri, orang mungkin akan bosen dan saya jadi tidak memiliki kreativitas lagi," ujar Tito.
Setelah melontarkan pernyataan mengenai pensiun dini, sambung Tito, ada yang bertanya mengenai kans masuk ke dunia politik. Tito memastikan dia tidak akan ke sana. "Saya nggak ada niat ke politik dan tidak akan masuk ke politik. Saya ingin ke dunia pendidikan, jadi pembicara, kemudian jadi peneliti," tutur Tito. (dtc/mag)
HUT ke-71, Jokowi Minta Polri Tekan Budaya Korupsi dan Arogansi
Selasa, 11/07/2017 10:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk memperbaiki manajemen internal Polri untuk menekan budaya negatif seperti korupsi, penggunaan kekerasan yang berlebihan, dan arogansi kewenangan. Instruksi tersebut menjadi salah satu bagian dari lima instruksi yang disampaikan Presiden Jokowi kepada jajaran Polri dalam upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 Hari Bhayangkara Tahun 2017, di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Senin (10/7) pagi.
Jokowi juga menginstruksikan Polri untuk memantapkan soliditas internal dan profesionalisme Polri guna mendukung terwujudnya Indonesia yang berdaulat, yang mandiri, dan yang berkepribadian. Selain itu, Presiden juga menginstruksikan Polri untuk memodernisasi diri dengan penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan publik.
Keempat, Presiden juga meminta Polri meningkatkan kesiap-siagaan operasional, melalui upaya deteksi dini dan deteksi aksi dengan strategi polisional proaktif. "Dengan demikian, Polri tetap dapat lincah bertindak dalam menghadapi perkembangan situasi yang meningkat secara cepat," tegas Jokowi, seperti dikutip setkab.go.id.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menginstruksikan Polri untuk meningkatkan kerja sama, koordinasi, dan komunikasi dengan semua elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, serta kolega internasional sebagai implementasi pendekatan sinergi polisional, guna mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif. Jokowi menegaskan, selaku kepala negara, dirinya tetap berkomitmen untuk mendukung terbentuknya Polri yang kuat, Polri yang andal, Polri yang profesional.
"Supaya tugas Polri untuk menjaga stabilitas Kamtibmas, menegakkan hukum, dan sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat dapat dilaksanakan secara optimal," ujarnya.
Selain memberikan arahan, Jokowi juga memberikan apresiasi kepada pengabdian seluruh personil Polri yang bekerja di kota-kota besar maupun yang bertugas di pelosok-pelosok tanah air dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sehingga hasilnya kelihatan dan nyata. "Sebagai contoh, padi bulan suci Ramadhan dan Lebaran tahun ini, situasi Kamtibmas sangat kondusif. Seluruh masyarakat merasa aman, lalu lintas mudik Lebaran lancar, kecelakaan lalu lintas turun drastis, dan harga-harga kebutuhan pokok juga stabil," papar Jokowi.
Presiden menilai, dalam usia ke-71, Polri telah menunjukkan dedikasi, loyalitas, dan integritas yang tinggi untuk mendukung terwujudnya pembangunan nasional dan pemerataan ekonomi yang berkeadilan. Polri, dinilai Jokowi, telah mampu mewujudkan situasi Kamtibmas yang stabil dan yang kondusif, sukses melakukan pencegahan konflik, penjagaan demonstrasi, penanganan terorisme, pemberantasan narkoba, menekan angka kejahatan konvensional seperti premanisme dan kejahatan jalanan, serta mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Selain itu, menurut Presiden, Polri juga berhasil mengamankan agenda politik 101 pilkada serentak tahun 2017 ini. Sehingga kegembiraan politik bisa terwujud di daerah-daerah yang melaksanakan pilkada tersebut.
Karena itu, menurut Presiden, tidak mengherankan, seperti ditunjukkan oleh hasil survei lembaga-lembaga yang kredibel, kepercayaan publik pada Polri semakin meningkat. Kepercayaan publik pada Polri semakin kuat. Polri semakin dicintai rakyat, semakin dicintai masyarakat.
"Karena itu, saya ucapkan selamat untuk seluruh keluarga besar Kepolisian Republik Indonesia. Semua itu merupakan hasil dari kerja keras yang telah dilakukan Polri selama ini," ucap Jokowi.
Kepala Negara mengingatkan, kesuksesan Polri tersebut tidak terlepas dari bantuan, dukungan, serta kerja sama dengan seluruh komponen negara dan elemen masyarakat. Karena itu, Kepala Negara juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh elemen masyarakat, beserta instansi terkait yang telah mendukung pelaksanaan tugas Polri.
Ke depan, lanjut Jokowi, dukungan semua elemen bangsa tersebut semakin diperlukan, karena tantangan yang dihadapi Polri akan semakin berat. Fenomena globalisasi, demokratisasi, dan kemajuan teknologi informasi, tutur Presiden, pasti mempengaruhi situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, seperti meningkatnya kejahatan transnasional, khususnya terorisme yang menjadi benalu bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Ia menyebutkan, terorisme telah menelan banyak korban tidak berdosa, termasuk anak balita, anak kita, yang bernama Intan di Samarinda. Terorisme, lanjut Presiden, juga telah memakan korban insan-insan Polri, seperti kasus peledakan bom yang terjadi di Sarinah dan di Kampung Melayu.
Selain terorisme, Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa perdagangan narkoba, perdagangan manusia, penyelundupan senjata, dan kejahatan siber yang merusak dan mengancam masa depan bangsa Indonesia. Karena itu, mereka harus dikejar dan dihancurkan.
Selain itu, potensi konflik horizontal maupun vertikal dengan isu-isu primordial, seperti masalah suku, agama, dan ras keturunan juga akan meningkat. Sehingga Polri perlu melakukan langkah antisipasi dini agar situasi Kamtibmas stabil dan energi bangsa kita tidak habis untuk hal-hal yang tidak produktif, seperti ujaran kebencian, fitnah, dan provokasi.
Presiden juga meminta agar Polri juga perlu mempersiapkan diri untuk mengamankan Pilkada serentak tahun 2018, dan Pemilu Legislatif, serta Pilpres tahun 2019 agar potensi kerawanan yang ada, tidak berkembang menjadi konflik sosial yang meluas.
"Di tengah semua perkembangan itu, di tengah serangan terhadap Polri yang terjadi belakangan ini, Polri harus terus menjaga nilai-nilai ke-bhinneka-an yang sudah menjadi kodrat bangsa Indonesia. Polri harus terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Untuk itu, Polri harus menjaga soliditas internal dan selalu bertindak profesional," tutur Presiden Jokowi. (mag)
Kapolri Perintahkan Merak-Bakauheni Dibersihkan dari Premanisme
Minggu, 11/06/2017 16:00 WIB
JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kapolri Jendral Tito Karnavian mengintruksikan Kapolres Cilegon dan Kapolres Lampung Selatan agar membersihkan Pelabuhan Merak dan Bakauheni dari aksi premanisme. Ia juga menegaskan aksi pembersihan itu dilakukan sebelum Kapolres Cilegon dan Kapolres Lampung Selatan agar membersihkan Pelabuhan Merak dan Bakauheni dari aksi premanisme.
Diungkapkanya aksi premanisme seperti copet, jambret, calo, dan jenis kejahatan yang kerap terjadi di Pelabuhan Merak maupun Bakauheni sangat meresahkan para pemudik.
"Saya sudah minta premanisme terutama di Bakauheni, Rajabasa dan Merak dibersihkan. Ini harus dibersihkan, calo, copet jambret, tukang hipnotis, gendam, kemudian pencurian tas di kapal, ini harus dibersihkan semua," kata Tito saat rapat tertutup di Kantor ASDP Merak, Minggu (11/6).
Tito juga mengultimatum, jika saat arus mudik masih terjadi aksi premanisme di Merak dan Bakauheni maka Kapolres akan dimintai pertanggungjawaban.
"Saya minta jajaran Reserse, Brimob, Intel dan Polres Cilegon dan Lampung Selatan harus bergerak. Kalau nanti saya sudah sampaikan, Tapi saya lihat laporan banyak terjadi peristiwa seperti itu nah Kapolres Lampung Selatan, Kapolres Cilegon nanti saya kejar tanggungjawabnya," ujarnya.
Kapolri meminta premanisme, copet dan lain-lain dikejar dan dibersihkan sebelum terjadinya arus mudik.
Ia juga meminta untuk wilayah wilayah Bakauheni, Lampung yang kerap terjadi aksi begal agar dilakukan pengamanan lebih ketat.
"Persoalannya adalah beberapa kasus terjadi seperti begal pada malam hari dan lain-lain. Ini akan diupayakan oleh bapak Kapolda untuk dibantu dan dikawal, diamankan titik-titik tertentu yang rawan begal," ujarnya.
"Kemudian tadi, premanisme, copet dan lain-lain itu saya minta dikejar dan dibersihkan sebelum arus mudik terjadi," imbuhnya. (dtc/rm)Menuntaskan "Utang" Polri ke KPK
Jum'at, 19/08/2016 15:00 WIBMeski tak menyebut kasus-kasus tertentu, pihak kepolisian sejatinya memang masih memiliki beberapa "utang" penanganan perkara di KPK.
Berharap Tito Karnavian Memanusiakan Polri
Rabu, 13/07/2016 19:00 WIBTito diharapkan mampu mengubah wajah polri yang masih terlihat militeristik menjadi lebih manusiawi terutama dalam menangani kasus-kasus kejahatan.
Menanti Kiprah Tito Selesaikan Kasus Korupsi Mangkrak
Selasa, 05/07/2016 18:00 WIBTito harus mampu menuntaskan kasus-kasus yang mangkrak di Kepolisian.