Gandaria City (Foto: Flickr.com)

Peristiwa ini masih hangat. Baru saja selesai salat magrib di musolah lantai dasar di bagian ruang salat pria, Jumat (8/4), jam 18.10, tas ransel yg saya taruh di samping tidak jauh dari saya beribadah, raib entah ke mana.

Saya hanya menemukan 1 buah tas ransel hitam yang jelas-jelas bukan punya saya dan hanya berisi beberapa lembar kertas koran dan cover tas berwarna oranye dan setumpuk plastik.

Seketika saya langsung menghubungi petugas keamanan terdekat untuk segera menginformasikan kepada petugas keamanan lainnya via HT di seluruh lantai untuk mencari orang yg mengambil  tas ransel saya.

Di concierge saya dimintai data secara tertulis, nama, alamat, semua prosedur standar laporan kehilangan. Kemudian beberapa petugas keamanan sebagian mulai bertindak mencari di seluruh lantai. Namun sangat disesalkan setiap ada petugas yang saya temui selalu menanyakan seperti apa bentuk dan ciri-ciri tas saya.

Saya juga sempat berkeliling ke tempat menuju pintu keluar, dan mencermati setiap pengunjung yg mengenakan ransel. Saat itu saya sadari, kecil kemungkinan tas saya kembali, karena bisa saja orang tersebut sudah melenggang keluar mal dengan sukses!

Parahnya, ada salah satu petugas yang entah karena mencoba untuk "berempati" pd saya  tetapi justru keceplosan mengatakan kalau kejadian ini ternyata tidak sekali ini saja terjadi. Dari sana saya semakin meradang dan menyesalkan, kenapa sudah pernah terjadi kejahatan tetapi tetap Gandaria City TIDAK BELAJAR dari pengalaman.

Saya tidak melihat ada CCTV di pintu keluar musolah atau kamar mandi. Setidaknya itu akan memudahkan pencarian dan pendeteksian oknum.

Lucunya, pimpinan petugas keamanan yang bertugas saat itu mengakui dan menjelaskan bahwa dari  sekian ratus CCTV yg ada dan telah  dipasang di Gandaria City ternyata tidak bisa mendeteksi dengan jelas bentuk ransel dan muka pengunjung. Menurut saya useless donk!

Tidak cukup sampai di situ, saya akhirnya mendatangi posko petugas keamanan. Di sana saya kembali disuruh cerita kronologi kehilangan. (Sempat terpikir, betapa menderitanya orang yg diperkosa, karena dia akan "diperkosa" berkali-kali).

Cerita sudah bisa ditebak. Saya kembali mengisi formulir yang digunakan untuk follow up ke polisi. Dan saya pulang tanpa tas ransel kesayangan saya yang ada gantungan boneka android warna hijau. Tas tersebut berisi: 1 buah laptop Acer cover Ferrari, handycam, kamera digital, hardisk eksternal 1 Gb, beberapa flasdisk, dompet, KTP, NPWP. Semua data-data kantor hilang karena ada di laptop. Saya bergumam, untung saja kartu kredit, ATM ada di saku celana panjang. Lumayanlah..masih bisa pulang ke rumah...

Melalui surat ini saya berpesan kepada pengunjung Gandaria City berhati-hati, karena disinyalir oleh petugas keamanan, ini adalah ulah sindikat yang beraksi di mal-mal. Dan agar Gandaria City memperbaiki sistem pengamanannya supaya lebih detail, sigap, dan tidak berkali-kali melakukan interview terhadap korban.

Terima kasih. Wallahualam bishawab


Akbar mia
+628989999432








BACA JUGA:
.