Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menolak pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said dan menuntut klarifikasi. (ANTARA)

JAKARTA, GRESNEWS.COM - Politisi dan kader Partai Demokrat  ramai-ramai mengecam pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said terhadap Ketua Umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebelumnya Said menuding pada zaman pemerintahan SBY, rencana pembubaran PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) selalu gagal.

Mantan  juru bicara Partai Demokrat Rachland Nashidik menilai pernyataan Menteri ESDM itu sebagai kejahatan penistaan dan termasuk sebagai fitnah. "Kami tidak pernah bersikap menghalangi apalagi menggagalkan kebijakan pembubaran Petral," tutur Rachland kepada wartawan di Consulate Cafe, kawasan Epicentrum Walk, Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu (23/5).

Menurut Rachland, Petral sudah berdiri sejak tahun 1970-an, pada masa presiden Soeharto. Kenyataannya, Petral tidak dibubarkan oleh Presiden BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri dan SBY. Sehingga Rachlan menganggap pernyataan Said yang menyebut SBY menghambat pembubaran Petral adalah melempar kesalahan dan dianggap sebagai usaha "cuci tangan".

"Sudirman tidak selayaknya menuding SBY,  dan kenapa tidak juga menyalahkan presiden sebelumnya seperti Megawati, Gus Dur dan Habibie?" tegasnya. Karena itu, ia meminta Presiden Joko Widodo agar secara terbuka menjelaskan pernyataan menterinya itu.

Kekecewaan juga ditunjukkan kader Demokrat lainnya, Ulil Abshar Abdalla. Pernyataan Said itu, lanjutnya, tidak berdasar dan telah dibantah oleh SBY. Sayangnya, kata Ulil, sampai saat ini Said seperti menghindar dari tudingan yang dilontarkannya sendiri.  Ulil menilai sikap Said itu tidak bertanggung jawab dan ditengarai merupakan langkah politik terselubung untuk menyerang dan menyalahkan rezim sebelumnya.

"Kami menyatakan penyataan Pak Said itu tidak benar dan telah dibantah sepenuhnya oleh Pak SBY," kata Ulil di forum yang sama, Sabtu (23/5). Karena itu mereka mendesak Sudirman memberikan klarifikasi dan meminta maaf pasca pernyataannya yang menebar fitnah pada SBY.

Pembubaran Petral yang diklaim pemerintah sebagai upaya memberantas mafia migas menimbulkan kemarahan SBY. Pemicunya adalah ucapan Menteri ESDM yang mengatakan upaya pemberantasan mafia migas lewat cara membubarkan Petral selalu mentok di meja presiden SBY.

Pernyataan Sudirman itu memancing amarah SBY melalui akun twitternya, @SBYudhoyono.  SBY merasa difitnah atas pernyataan Menteri ESDM tersebut. Ia bahkan meminta Said mengklarifikasi pernyataan dimaksud, karena justru ia pun ingin penyimpangan apapun diberantas.

"Saya tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya," kata SBY melalui akun twitternya @SBYudhoyono yang diunggahnya hari Senin (18/5) kemarin.

Sebelumnya Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengaku ada kecenderungan akan membawa pernyataan Menteri ESDM ke ranah hukum. Namun sebelum itu, Ruhut mendesak Menteri ESDM itu terlebih dahulu meminta maaf secara terbuka kepada mantan Presiden Susislo Bambang Yudhoyono.

Alasannya, Ketua Umum Partai Demokrat itu sangat serius menanggapi pernyataan Menteri ESDM tersebut. Bahkan, SBY sempat menggelar pertemuan dengan mantan wakilnya, Boediono, dan Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet di masa Kabinet Indonesia Bersatu (KIB). Menurutnya, persoalan ini juga belum dianggap selesai oleh SBY. Hanya saja, kata Ruhut, saat ini SBY masih berada di Korea.

"Itu bukan sekadar pencemaran nama baik lagi, tapi sudah fitnah. Selanjutnya kita tunggu bapak (SBY) pulang dari Korea," kata Ruhut beberapa waktu lalu.








BACA JUGA:
.