JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kasus yang berawal dari operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Panitera/Sekretaris Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Edy Nasution dan seorang pengusaha swasta Doddy Aryanto Supeno pada Rabu pekan lalu di salah satu hotel di kawasan Kramat, Jakarta Pusat, dengan barang bukti uang Rp50 juta, berbuntut panjang. Sehari setelah OTT itu, penyidik KPK langsung menggeledah kantor PT Paramount Enterprise International di Gading Serpong Tangerang, serta kediaman dan ruang kerja Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi.

Edy ditetapkan sebagai tersangka penerima suap dan ditahan di Rutan Negara Kelas I Jakarta Timur Cabang KPK. Doddy juga ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap dan ditahan di Rutan Negara Kelas I Jakarta Timur Cabang KPK, yang berlokasi di Pomdam Jaya Guntur. Sementara Nurhadi langsung dicegah bepergian ke luar negeri selama enam bulan sejak Kamis, 21 April 2016.

Kemarin, KPK secara resmi mengumumkan bahwa uang yang disita dari rumah Nurhadi yang beralamat di Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berjumlah total Rp1,7 miliar.

BACA: KPK Sita Uang Rp1,7 Miliar dari Rumah Nurhadi

Penyidikan KPK berlangsung terus. Perkara dikembangkan. Wakil Ketua KPK Thony Saut Situmorang kepada gresnews.com akhir pekan lalu membenarkan bahwa kasus yang melibatkan Edy, Doddy, dan Nurhadi itu berkaitan dengan "pengurusan" perkara peninjauan kembali (PK) antara Astro Group melawan PT First Media Tbk (KBLV), yang merupakan entitas anak Lippo Group (imperium bisnis yang dikendalikan oleh Mochtar Riady).

BACA: Ada Apa Antara Lippo-First Media, PN Jakarta Pusat, Mahkamah Agung?

Humas Lippo Group Paulus Pandiangan menolak berkomentar kepada gresnews.com ketika dimintai pendapatnya. Begitu pula Direktur PT First Media Tbk Dicky Setiadi Mochtar. Panggilan telepon, pesan singkat, dan Whatsapp yang dikirimkan gresnews.com sejak Sabtu lalu tidak direspons.

Sebetulnya bagaimana keterkaitan antara Paramount, Lippo Group, dan kasus suap tersebut? Siapa saja pihak-pihak yang berada dalam lingkaran bisnisnya? Gresnews.com melakukan penelusuran dari sejumlah sumber dan dokumen untuk membuat terang perkara ini.

DODDY ARYANTO SUPENO - Doddy disebut-sebut berasal dari PT Paramount Enterprise International. Namun, sebetulnya, jejak Doddy bisa ditemukan di perusahaan bernama PT Kreasi Dunia Keluarga. Perusahaan ini bergerak di bidang usaha pembangunan perumahan, gedung perkantoran, perhotelan, tempat hiburan, dan lapangan golf. Domisili perusahaan ini adalah di Bekasi, Jawa Barat.

Mengutip Prosepektus PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada 2004, di PT Kreasi Dunia Keluarga, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 10 Mei 2004, Doddy menjabat sebagai direktur.

Berdasarkan data terakhir di Bursa Efek Indonesia, kepemilikan mayoritas saham PT Kreasi Dunia Keluarga saat ini yakni sebanyak 99,5% dikuasai oleh PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Aset perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa rekreasi itu sebesar Rp8.825.591.922. Pemegang saham Lippo Cikarang saat ini adalah PT Kemuning Satiatama (42,2%) dan masyarakat (57,8%).

Penting dicatat, menurut Prospektus Lippo Karawaci pada 2004, tercatat nama Eddy Sindoro sebagai Komisaris bersama jajaran lainnya yakni Ning Gaoning (Presiden Komisaris), Surjadi Soedirja (Wakil Presiden Komisaris), Theo Sambuaga (Komisaris Independen), Tanri Abeng (Komisaris Independen), dan Farid Harianto (Komisaris Independen).

EDDY SINDORO - Eddy adalah Chairman Paramount Enterprise International. Eddy memiliki jejak karier yang panjang di perusahaan-perusahaan Grup Lippo. Dia pernah menjabat sebagai Marketing Group Head PT Bank Lippo Tbk (1988-1989), Konsultan Presiden Direktur PT Lippo Bank Tbk (1989-1998), Presiden Direktur PT Lippo Karawaci Tbk (1995-1996), Presiden Direktur PT Bank Lippo Tbk (1998-1999), Presiden Direktur PT Lippo E-Net Tbk (2000-2001), Presiden Direktur PT Siloam Health Care Tbk (2001-2004), Komisaris PT Matahari Putra Prima Tbk dan Lippo Karawaci sampai April 2009.

Kakak Eddy adalah Elizabeth Sindoro. Dia disebut-sebut sebagai pengendali Paramount Enterprise International. Pada 2014, Majalah Globe Asia (majalah yang diterbitkan 2007 dan dimiliki oleh Lippo Group) mencantumkan nama Elizabeth dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan US$255 juta (Rp3,35 triliun).

Adik dari Elizabeth dan Eddy adalah Billy Sindoro. Pada 2009, saat berposisi sebagai Direktur Utama PT First Media Tbk (KBLV), Billy dihukum oleh MA di tingkat PK dengan penjara selama tiga tahun. Dia terbukti menyuap Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M. Iqbal sebesar Rp500 juta.

Lalu siapakah sebetulnya Paramount Enterprise International?

PARAMOUNT ENTERPRISE INTERNATIONAL - Dokumen Akta Perubahan terakhir tertanggal 15 September 2015, yang diperoleh gresnews.com, mencantumkan PT Paramount Enterprise International adalah perseroan yang termasuk jenis Penanaman Modal Asing (PMA) dengan jangka waktu terbatas selama 75 tahun. Perseroan ini didaftarkan oleh Notaris Mohamad Abror yang berkedudukan di Kabupaten Tangerang, Banten.

Domisili perseroan adalah CBD Gading Serpong Boulevard Lot I Distrik UTR, BA-4 No.40045, Pakulonan Barat, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten. Bidang usaha perseroan adalah real estat.

Struktur permodalan perusahaan ini adalah modal dasar sebanyak 984.144 lembar saham senilai total Rp899.999.688.000 (Rp914.500/lembar). Modal ditempatkan dan disetor penuh dalam bentuk uang adalah sebanyak 428.049 lembar saham senilai total Rp391.450.810.500 (Rp914.500/lembar).

Pemegang saham adalah:

- Paramount Investment Limited yang beralamat di Level 6 (D) Main Office Tower Financial Park dengan saham sebanyak 427.549 lembar senilai Rp390.993.560.500.

- Joilette International Limited yang beralamat di PO Box 3444, Road Town, Tortola, British Virgin Island, dengan saham sebanyak 500 lembar senilai Rp457.250.000.

Pengurus perseroan adalah:

- Ito Sumardi Djunisanyoto (Presiden Komisaris)
- Franky Jamin (Komisaris)
- Ervan Adi Nugroho (Presiden Direktur)
- Budianto Andreas Nawawi (Direktur)
- Aryo Tri Ananto (Direktur)
- Nurmiyanti (Direktur)

Sebagai catatan, Ito Sumardi Djunisanyoto adalah Kepala Bareskrim Polri periode 30 November 2009 hingga 6 Juli 2011. Saat ini Ito juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Myanmar sejak 24 Desember 2013. Penting dicatat, saat ini, Ito juga masih tercatat sebagai Komisaris PT First Media Tbk (KBLV) berdasarkan data BEI.  

Kisah selanjutnya berkaitan dengan Offshore Leaks.

ICIJ OFFSHORE LEAKS - Nama Eddy Sindoro dan Elizabeth Sindoro tercantum dalam dokumen The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) Offshore Leaks. Perlu dipahami, Offshore Leaks (2013) --- berbeda dengan Panama Papers (2016) --- adalah data tentang informasi kepemilikan perusahaan di 10 yurisdiksi mencakup British Virgin Island, Kepulauan Cook, dan Singapura selama 30 tahun hingga 2010. Bocoran dokumen tersebut bersumber dari kantor hukum Portcullis TrustNet di Singapura dan Commonwealth Trust Ltd di British Virgin Island.

Nama Elizabeth Sindoro tercatat berperan sebagai Master Client yang diartikan sebagai "Often an intermediary or go-between who helps a client set up an offshore entity." Alamat yang tercantum dari Elizabeth Sindoro adalah C/O Kartini Muljadi, Jl. Gunawarman No. 18 Kebayoran Baru, Jakarta, 12110 Indonesia. Kartini Muljadi adalah seorang advokat senior yang juga merupakan Ketua Badan Pengurus Yayasan Kesehatan Sumber Waras.

Ternyata, Elizabeth Sindoro ini menjadi Master Client dari sejumlah entitas yang tercantum dalam database Offshore Leaks yakni: Paradise Heights International Ltd, Global Prosperous Corporation, Ventura Jaya SDN. BHD, Elizabeth Capital Management Inc, Venlor Enterprises Limited, Joilette International Ltd, Hover Force Investments Limited, Infinity Trust, Unity Trust, Olive International Ltd, Trucia Enterprise Limited, Lighthouse International LTD, Elizabeth Sindoro, Oceana Limited, dan Paramount Investments Limited.

Jadi kesimpulannya, dua pemegang saham PT Paramount Enterprises International yakni Paramount Investments Ltd dan Joilette International Ltd adalah perusahaan cangkang. Paramount Investments Ltd sendiri berkedudukan di suatu yurisdiksi bernama Labuan, berdomisili di 6 Temasek Boulevard #09-05 Suntec Tower Four Singapore 028986. Sementara Joilette International Ltd tercatat beralamat di Portcullis TrustNet Chambers P.O Box 3444 Road Town, Tortola, British Virgin Island.

Bagaimana dengan Eddy Sindoro?

Eddy tercatat dalam perannya sebagai Direktur dari sejumlah entitas offshore (A company, trust or fund created in a low-tax, offshore jurisdiction), yakni: PT Lippo Bank (28 Maret 1995), Banksia Holdings Limited (28 Februari 1996-10 Juni 1998), Indigo Investment Fund Limited (28 Februari 1996-10 Juni 1998), Inglewood Properties Limited (28 Februari 1996-10 Juni 1998), Asia Pasific Leisure Ltd (8 April 1997-10 Juni 1998), dan Lippo Bank Limited (4 Februari 1999-6 Maret 2000).

Alamat Eddy Sindoro tercatat di C/- 11th Floor Menara Asia, Jl. Diponegoro Lippo Karawaci Indonesia.

Bagaimana dengan Mochtar Riady yang kerap disebut sebagai pengendali Lippo Group?

Domisili yang tercantum atas nama Mochtar Riady adalah di 9th Floor Asia Tower 101 Diponegoro Boulevard Tangerang 1500 Indonesia.

Mochtar tercatat sebagai Beneficial Owner dari Capsec Limited yang berkedudukan di Kepulauan Cook. Sama seperti Eddy, Mochtar juga tercatat sebagai Direktur Lippo Bank Limited (4 Oktober 1989) serta Lippo Insurance Group (Asia) Ltd, Crest Finance Limited, J&S Company Limited, Capsec Limited. Dia juga menjadi Beneficial Owner Trinity Trust dan Cambridge Trust.

Sementara itu James T. Riady (putra Mochtar) yang beralamat di Jl. Madiun No. 15 Menteng, Jakarta Pusat Indonesia, tercatat juga sebagai Direktur Lippo Bank Limited (4 Oktober 1989-28 Maret 1995). James juga tercatat sebagai Beneficial Owner Capsec Limited.

BACA JUGA: