JAKARTA - Komnas Perempuan menyesalkan meninggalnya Risa, pelajar kelas 5 SD, yang mengalami kekerasan seksual. Komnas Perempuan menilai nyawa Risa, anak keluarga pemulung Pulo Gebang, Jakarta Timur bisa diselamatkan jika ia tidak terlambat ditangani.

Kasus sejenis ini menunjukkan korban dan keluarganya yang miskin cenderung terlambat mendapat layanan medis dan prioritas dalam pengungkapan kasus. Untuk itu, Komnas Perempuan mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini dan proses hukum pelaku jika terbukti ada kekerasan seksual/perkosaan.

"Juga perlunya penyelidikan atas keterlambatan penanganan kasus ini. Kementerian Kesehatan sediakan sistem layanan medis yang integratif dan komprehensif hingga ke Puskesmas, memastikan tenaga medis punya kepekaan, keterampilan dan perangkat penanganan cepat bagi korban kekerasan seksual  terutama terhadap anak," kata Ketua Subkomisi Bidang Pendidikan Komnas Perempuan, Justina Rostiawati, Minggu (6/1).

Kepada kepolisian, dia mendesak agar meningkatkan kesigapannya dalam merespon korban kekerasan seksual, menangkap dan menghukum pelaku. Selain aparat polisi juga harus menjamin perlindungan dan keamanan bagi korban.

Kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pastikan lembaga pendidikan baik umum dan agama, dia meminta agar diajarkan kesehatan reproduksi sejak dini serta membangun mekanisme pencegahan dan penanganan awal korban kekerasan seksual di sekolah, termasuk membangun tempat pengaduan di sekolah-sekolah.

BACA JUGA: