Ternate - Wisatawan mengeluhkan dukungan fasilitas fisik di Kota Ternate, Maluku Utara. Pulau yang ternama atas keindahan alam dan sejarahnya itu memang minim fasilitas wisata itu.

"Saya tadi ke Pantai Sulamadaha. Pantai itu sangat indah, tapi sayang, fasilitasnya sangat minim, terutama toilet dan kamar ganti pakaian," kata Hendrik, wisatawan asal Sulawesi Utara di Ternate, Minggu (22/4/2012).

Toilet di objek wisata itu kotor dan berbau, begitu pula kamar ganti pakaiannya kumuh. Banyak perempuan wisatawan yang mengurungkan niatnya memakai toilet itu.

Pantai Sulamadaha itu sebenarnya ngetop di luar Maluku Utara. Jika ke Ternate, pantai itu bisa dipastikan jadi tujuan. Padahal potensi pendapatan dari sektor pariwisata itu sangat besar dan bersifat lestari jika diurus secara maksimal.

Selain pantai itu, Ternate masih memiliki Pantai Akerica dan Pantai Kastela. Kenyataannya juga kurang lebih sama, kedua pantai perpasir putih itu penuh dengan sampah.

Wisata sejarah
Wisata sejarah juga bisa dilakukan di Ternate karena ada Benteng Oranje, bekas lambang supremasi kolonisasi Belanda atas gugus kepulauan penghasil rempah dunia saat itu.

Rempah berharga mahal di Eropa itu juga yang menjadi alasan Belanda menjajah Ternate dan pulau-pulau di Laut Maluku, Laut Seram, dan tepian barat Samudera Pasifik itu.

"Sayang kondisinya kurang terurus. Dalam benteng ini ada permukiman warga," kata salah seorang wisatawan, Robert saat berkunjung di benteng itu.

Klaim dari Pemerintah Kota Ternate adalah tahun ini menjadi Tahun Kebangkitan Pariwisata Ternate. Mereka memiliki program pembenahan infratruktur pendukung wisata di kota itu.

Namun begitu, program relokasi warga yang selama turun-temurun bermukim di Benteng Oranje belum menunjukkan hasil.

"Khusus Benteng Orange, kami telah memprogramkan relokasi seluruh warga di dalam kawasan benteng itu," ujar Wali Kota Ternate, Burhan Abdurrahman seperti dilansir menkokesra.go.id.

BACA JUGA: