JAKARTA, GRESNEWS.COM - Laporan Wikileaks soal peran Ibu Negara Ani Yudhoyono dalam pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera memancing reaksi pihak Istana. Melalui Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, pihak Istana membantah informasi yang menurut Wikileaks didapat dari intelijen Australia tersebut. "Itu tidak benar," kata Julian. Ia menegaskan, apa yang disampaikan Wikileaks tak bisa dipercaya. "Wikileaks tak jelas kredibilitasnya, bagaimana bisa dipercaya," ujarnya.

Selain itu Julian juga menegaskan, peran Ani Yudhoyono sebagai Ibu Negara tidak pernah masuk hingga ranah politik atau kebijakan yang dikeluarkan suaminya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Saya bisa menjamin bahwa peran ibu negara adalah sebatas Ibu Negara. Tidak memasuki ranah politik atau kebijakan-kebijakan stategis yang akan diputuskan atau sedang dipertimbangkan oleh Bapak Presiden. Saya pastikan itu," ujarnya, Senin (16/12). SBY, kata Julian, dalam menentukan kebijakan selalu meminta saran kepada menteri terkait, atau para penasihatnya, bukan kepada Ibu Ani.

Bantahan serupa juga datang dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Nama Sudi disebut-sebut sebagai sumber yang menjelaskan soal pengaruh Ibu Ani Yudhoyono di Istana yang mencampuri urusan Kabinet Indonesia Bersatu I tahun 2004-2009 (ketika itu Sudi menjabat sebagai Sekretarsi Kabinet-red). "Tak benar. Bu Ani tak pernah mencampuri urusan kabinet," kata Sudi Silalahi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jaktim, Minggu (15/12).

Sementara itu sepupu Sudi, yang Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Tiopan Bernhard (TB) Silalahi menyebut laporan Wikileaks itu hanya sekedar cari sensasi. "Berita itu sudah dibantah oleh Pak Sudi tadi pagi di Bandara Halim. Itu hanya berita sensasi dan untuk mencari alasan Australia menyadap Ibu Ani," kata TB Silalahi.

Menurut dia, Australia hanya perlu alasan karena telah menyadap Ibu Ani. Dia menyebut alasan yang mengait-ngaitkan namanya itu mengada-ada. "Alasan itu pun terlalu dangkal dan dikarang-karang. Kalau menyadap ya akui saja secara fair, ndak usah berkelit," ujarnya. TB Silalahi juga mengatakan adanya ketidaksukaan Australia terhadap dirinya, sehingga menulis berita buruk tentang dirinya. "Saya tidak mengerti kenapa pers Australia tidak suka kepada saya. Mungkin karena saya tidak pernah mau diwawancara mereka," ujarnya.

Nama TB Silalahi ikut disebut dalam laporan Wikileaks bertajuk A Cabinet Of One--Indonesia´s First Lady Expands Her Influence. Dalam laporan itu dikatakan, TB Silalahi mengeluh tentang pengaruh Ani yang semakin kuat sehingga staf presiden lainnya merasa terpinggirkan. Di situ juga disebutkan TB Silalahi bilang sepupunya Sudi Silalahi nyaris mengundurkan diri. (dtc)

BACA JUGA: