JAKARTA, GRESNEWS.COM - PT Liga Indonesia akhirnya memindahkan lokasi tempat berlangsungnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dari semula direncanakan di Bandung menjadi di Jakarta. RUPS PT Liga Indonesia akan berlangsung hari ini (Rabu, 13 Mei 2015) di Hotel Borobudur, Jakarta, mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai. (Baca juga: Tim Transisi Menpora VS RUPS PT Liga Indonesia, Konflik Makin Panas?).

Seperti dilansir oleh situs ligaindonesia.co.id, Jakarta dipilih sebagai lokasi RUPS demi alasan efektivitas kegiatan perwakilan 18 klub Qatar National Bank (QNB) League 2015 yang notabene merupakan pemegang saham mayoritas PT Liga Indonesia. (Siapa dan apa QNB League, baca juga: Duduk Perkara Kisruh Sepakbola Nasional).

Seolah menjawab derasnya kritik terhadap perusahaan operator kompetisi sepakbola Indonesia terkait transparansi dana, Chief Executive Officer (CEO) PT Liga Indonesia Joko Driyono mengatakan agenda utama RUPS adalah laporan kompetisi, manajemen, dan keuangan.

"Closing program ISL 2015, DU, ISL U-21, laporan kegiatan serta keuangan, rancangan program kompetisi ISL 2015/2016, program kompetisi DU 2015-2016, turnamen atau kegiatan lainnya di bulan Mei hingga Agustus mendatang, business plan 2015/2016, adalah agenda-agenda yang dibahas dalam RUPS nanti," jelas Joko.

Selain itu LIGA juga membahas hasil keputusan Komite Eksekutif tanggal 2 Mei lalu kepada seluruh pemegang saham. "Kita akan sampaikan berbagai opsi dan LIGA juga ingin mendapat tanggapan, saran dll di RUPS nanti. Contohnya soal format atau bentuk turnamen pra musim kompetisi 2015/2016," kata Joko.

Rabu pekan lalu, aktivis Save Our Soccer (SOS) yang saat ini berkiprah di lembaga swadaya masyarakat Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Apung Widadi membocorkan sejumlah kejanggalan pengelolaan keuangan PT Liga Indonesia dalam program acara Mata Najwa di stasiun Metro TV. Apung mendasarkan argumennya pada data dan fakta yang tercantum dalam Financial Report and Budget PT Liga Indonesia 2014. "Saya menemukan seperti ini. Ada hak-hak klub yang mungkin belum dibayarkan oleh PT Liga dalam hal sponsorship dan sebagainya," kata Apung.

Menurut data yang dipegang Apung, tahun ini, PT Liga Indonesia menargetkan pemasukan Rp151 miliar, yang antara lain terdiri dari pemasukan sponsorship sebesar Rp139 miliar dan royalti kompetisi Rp6 miliar.

Lebih lanjut Apung mengungkapkan adanya utang kontribusi komersial, yakni utang PT Liga Indonesia kepada klub-klub peserta Indonesia Super League (ISL) untuk musim 2013-2014 dan 2012-2013. "Totalnya Rp97,8 miliar," kata Apung. Utang kompensasi itu adalah dihitung dari kompensasi TV Live sebelum dipotong Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 23 untuk tahun 2014 dan 2013. Persib Bandung, misalnya, memiliki piutang kepada PT Liga Indonesia sebesar Rp1,202 miliar (Per 30 November 2014) dan yang terkecil adalah PSMS Medan sebesar Rp4,04 juta (per 30 November 2014).

Temuan Apung lainnya adalah pinjaman PT Liga Indonesia kepada pihak berelasi antara lain:
- Nirwan Dermawan Bakrie Rp10.287.891,470 (Per 30 November 2014)
- Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLI) Rp4.420.000.000
- Hutang titipan Rp3.617.359.500.
- La Nyala Matalitti Rp2.401.000.000
- Hutang PSSI Rp0

Dalam laporan tersebut tercantum, pinjaman kepada Nirwan Dermawan Bakrie adalah pinjaman untuk membiayai kegiatan operasional PT Liga Indonesia. "Atas pinjaman ini tidak didukung dengan perjanjian pinjaman formal secara tertulis dan tidak dikenakan bunga dan tidak disertai dengan schedule pembayaran yang pasti," kata Apung, mengutip laporan keuangan PT Liga Indonesia.

Pengungkapan angka-angka itu mendapatkan respons dari pihak PT Liga Indonesia. "Derasnya tekanan dan opini yang mendiskreditkan LIGA terhadap pengelolaan kompetisi profesional Indonesia tidak menyurutkan optimisme manajemen LIGA untuk membangun transparansi, akuntabilitas dan memperluas stakeholder sepakbola yang hasilnya dibuktikan dengan adanya sebuah trust perusahaan asing terkemuka melalui ikatan kerjasama di musim kompetisi 2015," demikian pembuka artikel berjudul Menjawab Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Liga yang ditulis oleh Deputy Manager Club Licensing Department PT Liga Indonesia Yulius Amos, Selasa (12/5), dilansir situs resmi Liga Indonesia.

Menurut Yulius, sebenarnya praktik transparansi dan akuntabilitas keuangan oleh manajemen telah dilaksanakan sebagaimana termaktub dalam Bab IV Pasal 63, Pasal 64, Pasal 65 dan Pasal 66 dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa Direksi wajib menyusun rencana kerja kepada Dewan Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham dengan melaporkan laporan tahunan, termasuk di dalamnya laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh Auditor Independen.

"Dengan tidak melakukan publisitas informasi keuangan kepada publik, bukan berarti manajemen LIGA tidak konsisten terhadap transparansi dan akuntabilitas keuangan. Justru sebaliknya, yaitu untuk melindungi kepentingan para stakeholder sepakbola terkait strategi bisnis dan proteksi kebijakan organisasi," kata Yulius.

Hal ini dipertegas oleh Pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, bahwa LIGA bukan merupakan Badan Publik di mana tugas dan fungsinya berkaitan dengan penyelenggaraan negara yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD, Sumbangan Masyarakat, dan/atau luar negeri, sehingga pengguna infomasi keuangan terbatas pada pengambilan keputusan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan.

"Tanpa tata kelola perusahaan yang baik maka mustahil LIGA memperoleh trust pihak asing dan salah satu bentuk pengelolaan yang baik adalah limitasi pengguna informasi keuangan untuk menghindari perspektif yang salah dalam mengambil keputusan," ujar Yulius.

Formasi Bisnis Liga Indonesia
Untuk mendalami soal bisnis Liga Indonesia, gresnews.com menelusuri sejumlah dokumen laporan keuangan yang telah diaudit, terutama laporan keuangan PT Visi Media Asia, Tbk (VIVA) sebagai grup usaha yang berkiprah dalam hal komersialisasi kompetisi sepakbola di Indonesia. Menurut BV Sports, selaku pengelola hak komersial ISL, Divisi Utama, dan ISL U-21, sebanyak 88% fans bola di Indonesia menyukai tayangan ISL. Sebanyak 168 juta penduduk Indonesia, merupakan penggemar fanatik ISL. Pasar yang menggiurkan bukan?

Sebenarnya, bagaimana model dan proses bisnis Liga Indonesia berikut perputaran uangnya, bisa dilihat dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Beserta Laporan Auditor Independen untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 dan Laporan Keuangan Konsolidasian Beserta Laporan Auditor Independen untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 VIVA. Sejak 2014, Presiden Direktur VIVA adalah Anindya Novyan Bakrie dan Komisaris Utama Rachmat Gobel (mengundurkan diri 27 Oktober 2014). Pada 2013, Presiden Direktur VIVA adalah Erick Thohir (juga pemilik Inter Milan) dan Komisaris Utama Anindya Novyan Bakrie.

Pada 2013, laporan keuangan VIVA diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tjiendradjaja and Handoko Tomo. Sedangkan 2014, diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Handoko Tomo Samuel Gunawan dan Rekan.

Sebagai informasi, PT Liga Indonesia sendiri adalah PT Liga Indonesia adalah badan hukum perseroan yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 1 tanggal 8 Oktober 2008, di hadapan Notaris Muchlis Patahna, SH berkedudukan di Jakarta, yang telah mendapat Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-01470.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 8 Januari 2009. Berdasarkan pengecekan di Direktori Notaris Indonesia, notaris Muchlis Patahna berkedudukan di Wisma Bakrie Building Lt. 3, Jl. HR. Rasuna Said Kav.B-1, Kuningan, Jakarta Selatan.

Berdasarkan surat dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum, No. AHU.2-AH.01.09-13649, tertanggal 29 November 2011, susunan pemegang saham PT Liga Indonesia adalah 990 ribu lembar saham/Rp495 juta (setara 99%) dimiliki oleh PSSI; 10 ribu lembar saham/Rp5 juta (setara 1%) dimiliki oleh Yayasan Sepakbola When I M 64. Presiden Direktur tercatat atas nama Andi Darussalam Tabusala, Komisaris Utama Nirwan Dermawan Bakrie.

Namun, pada tahun 2011, terjadi sengketa panas antara pihak PSSI dan PT Liga Indonesia. Tanpa diikuti pihak PSSI yang mengklaim sebagai pemegang 99% saham, PT Liga Indonesia mengadakan RUPS pada 27 Oktober 2011 yang intinya mengangkat Syahrir Taher sebagai presiden direktur menggantikan Andi Darussalam Tabusala; mengangkat Harbiansyah Hanafiah sebagai komisaris; mengangkat Djoko Driyono sebagai CEO; dan menyepakati 99 persen saham PT Liga Indonesia dimiliki klub dan sisanya milik PSSI (golden share).

Kronologi Berputarnya Uang
Berdasarkan Laporan Keuangan VIVA tersebut di atas, berikut ini adalah kronologi mengenai pengelolaan hak komersial kompetisi sepakbola Indonesia antara PSSI, PT Liga Indonesia, dan VIVA:

- Pada tanggal 16 Maret 2007, PT Cakrawala Andalas Televisi (CAT)/dikenal juga dengan brand stasiun ANTV mengadakan perjanjian dengan Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLSI) dimana BLSI memberikan lisensi eksklusif kepada CAT seluruh media rights dan hak-hak komersial lainnya terkait seluruh pertandingan dari liga sepakbola profesional Indonesia selama 10 tahun sejak bulan Agustus 2007. BLSI berkewajiban untuk menyelenggarakan minimal 150 pertandingan dalam satu musim kompetisi. Berdasarkan perjanjian ini, CAT dapat melakukan sublisensi kepada pihak afiliasi. Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk lima tahun musim berdasarkan kesepakatan. Sebagai kompensasi atas seluruh hak yang diberikan, CAT membayar Rp100 miliar kepada BLSI untuk semua pertandingan selama 10 tahun.

- Pada tanggal 8 Februari 2011, CAT telah menandatangani perjanjian pengalihan atas seluruh hak dan kewajiban dari BLSI kepada PT Liga Indonesia berdasarkan perjanjian ISL.

- Pada tanggal 28 Oktober 2011, sehubungan dengan permintaan peninjauan ulang terhadap nilai hak siar kompetisi ISL untuk musim 2011-2012 dan seterusnya dan kemungkinan pengelolaan hak komersial atas kompetisi ISL oleh CAT menyampaikan:
1. CAT pada dasarnya bersedia untuk melakukan peninjauan setiap tahun atas harga hak siar kompetisi ISL dengan pertimbangan untuk menaikkan mutu dan kualitas kompetisi ISL dengan ketentuan:
a. Jumlah pertandingan yang dapat ditayangkan secara langsung sekurang-kurangnya 200 pertandingan per musim kompetisi dengan jadwal yang disepakati oleh CAT.
b. CAT diberi hak siar eksklusif atas kompetisi sepakbola lainnya yang dikelola oleh PT Liga Indonesia termasuk dan tidak terbatas pada kompetisi Divisi Utama, Kompetisi ISL U-21 dan Perang Bintang Indonesia Super League. Khusus untuk pertandingan Divisi Utama jumlah pertandingan yang dapat ditayangkan sekurang-kurangnya 40 pertandingan setiap musim.

2. Untuk pengelolaan hak komersial atas kompetisi ISL, CAT bersedia mempertimbangkan untuk mendapatkan hak tersebut untuk musim kompetisi 2011-2012 yang disertai dengan pemberian opsi pertama untuk musim kompetisi berikutnya.

3. Dalam rangka mempopulerkan lebih luas lagi kompetisi ISL dan Divisi Utama kepada masyarakat, CAT akan memberikan sublisensi kepada stasiun televisi afiliasi atau pihak ketiga untuk menayangkan pertandingan dan program pendukung pertandingan baik di Indonesia maupun luar Indonesia.

- Pada tanggal 17 November 2011, CAT menandatangani perjanjian dengan PT Liga Indonesia atas hak siar kompetisi sepakbola Liga Indonesia musim 2011-2012. Perjanjian ini mengharuskan CAT membayar Rp5 miliar sebagai hak siar.

- Pada 1 Mei 2012, PT Asia Global Media (AGM) yang merupakan anak usaha VIVA menandatangani perjanjian dengan PT Liga Indonesia atas pengelolaan manfaat sponsorship kompetisi sepakbola Liga Indonesia untuk musim 2011-2012. Perjanjian ini mengharuskan AGM membayar biaya sponsorship sebesar Rp80 miliar kepada PT Liga Indonesia.

- Pada tanggal 2 Juli 2013, CAT menandatangani amendemen pertama di mana CAT sepakat menetapkan biaya hak siar kompetisi ISL untuk musim kompetisi 2012-2013 sebesar Rp50 miliar di mana pelaksanaan pembayaran biaya hak siar tersebut dilakukan dengan cara mengkompensasikan dengan sisa biaya yang belum digunakan. Saldo uang muka masing-masing sebesar nihil dan Rp47,59 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, disajikan sebagai akun "Persediaan Materi Program" pada bagian aset tidak lancar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

- Pada tanggal 8 Juli 2013, CAT dan PT Lativi Media Karya (LM) yang juga anak usaha VIVA (dikenal dengan brand stasiun TV One) menandatangani perjanjian kerja sama lisensi penyiaran pertandingan kompetisi Liga Indonesia musim 2012-2013 sebesar Rp25 miliar.

- Pada tanggal 9 Juli 2013, CAT dan LM menandatangani perjanjian kerja sama produksi sehubungan dengan kompetisi Liga Indonesia musim 2012-2013.

- Pada tanggal 19 Agustus 2013, CAT dan AGM menandatangani perjanjian keejasama lisensi penyiaran pertandingan kompetisi ISL musim 2012-2013 sebesar Rp20 miliar.

- Pada tanggal 26 Agustus 2013, AGM dan PT. Viva Sport Indonesia 2 menandatangani perjanjian pembelian hak siar program televisi sebesar Rp15 miliar atas program ISL untuk musim 2007-2008 dan 2008-2009. Pembelian hak siar atas program ini untuk ditayangkan hanya pada platform digital terestrial. Pembayaran dilakukan secara bertahap yakni: a. Uang muka sebesar 10% dari total biaya lisensi atau sebesar Rp1,5 miliar akan dibayarkan selambat-lambatnya pada Desember 2013; b. Sisanya sebesar 90% dari total biaya lisensi atau sebesar Rp13,5 miliar akan dibayarkan secara bertahap sebanyak tiga kali pembayaran setiap empat bulan yang dimulai pada April 2014 dengan masing-masing pembayaran netto sebesar Rp4,5 miliar.

Jangka waktu hak siar atas program tersebut adalah 20 tahun terhitung sejak 26 Agustus 2013 sampai dengan 25 Agustus 2033.

- Pada tanggal 26 Agustus 2013, AGM dan PT Viva Sport Indonesia I menandatangani perjanjian pembelian hak siar program televisi sebesar Rp20 miliar atas program ISL untuk musim 2009-2010, 2010-2011, dan 2011-2012. Pembelian hak siar atas program ini untuk ditayangkan hanya pada platform digital terestrial. Pembayaran dilakukan secara bertahap yakni: a. Uang muka sebesar 10% dari total biaya lisensi atau sebesar Rp2 miliar akan dibayarkan selambat-lambatnya pada Desember 2013; b. Sisanya sebesar 90% dari total biaya lisensi atau sebesar Rp18 miliar akan dibayarkan secara bertahap sebanyak tiga kali pembayaran setiap empat bulan yang dimulai pada April 2014 sampai Desember 2014 dengan masing-masing pembayaran netto sebesar Rp6 miliar.

Jangka waktu hak siar atas program tersebut adalah 20 tahun terhitung sejak 26 Agustus 2013 sampai dengan 25 Agustus 2033.

Pada 8 Oktober 2014, piutang kepada VSI I dialihkan kepada perusahaan dimana pembayaran atas pengalihan piutang tersebut dilakukan dengan cara offsetting terhadap utang AGM kepada perusahaan.

- Pada tanggal 20 Januari 2014, CAT dan PT Mentari Karya Utama (BV Sports), yang bergerak di bidang bisnis manajemen olahraga, menandatangani perjanjian kerja sama untuk meliput dan memproduksi pertandingan ISL musim kompetisi 2014-2015 dimana CAT ditunjuk sebagai host television production dari pertandingan secara eksklusif. Nilai perjanjian kerjasama tersebut sebesar Rp71,25 miliar.

Sebagai catatan, pada 2013, VIVA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,6 triliun. Setelah dikurangi beban usaha yang terdiri dari program dan penyiaran Rp418,4 miliar dan beban umum dan administrasi Rp669,07 miliar, laba usaha sebesar Rp586,8 miliar. Setelah dikurangi beban lain-lain, laba bersih perusahaan sebesar Rp105,7 miliar.

Pada 2014, VIVA mencatat pendapatan usaha sebesar Rp2,2 triliun. Beban usaha yang terdiri dari program dan penyiaran Rp746,4 miliar serta umum dan administrasi Rp734,8 miliar. Laba usaha sebesar Rp771,4 miliar. Setelah dikurangi beban lain-lain, laba bersih perusahaan sebesar Rp173,06 miliar.

BACA JUGA: