JAKARTA, GRESNEWS.COM - Beberapa tokoh nasional diramalkan bakal tampil sebagai penantang Joko Widodo selaku petahana dalam gelaran Pemilihan Presiden 2019. Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) Hendri Satrio mengatakan, tokoh-tokoh tersebut di antaranya adalah mantan Ketua KPK Abraham Samad, mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau lebih populer dipanggil Tuan Guru Bajang (TGB) dan Anies Baswedan.

Selain itu, nama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Rizal Ramli juga disebut. "Nama-nama seperti Samad, Gatot, Rizal Ramli, Tuan Guru Bajang, Tito Carnavian, Anies dan nama-nama tokoh lainnya kami prediksi memiliki peluang untuk meramaikan persaingan 2019 selain nama Jokowi dan Prabowo. Nama-nama ini sering muncul saat diskusi kelompok terfokus dan survei," kata Hensat--panggilan akrab Hendri Satrio-- di acara Ngopi Bareng dari Sebrang Istana di Jakarta, Rabu (3/12).

Acara Ngopi Bareng dari Sebrang Istana edisi pertama 2018 ini juga dihadiri oleh Adhi Masardi, Ketua Gerakan Indonesia Bersih, Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua Umum PP Pemuda Muhamaddiyah, Enny Sri Hartati, Direktur Indef, Haji Datuk Sweida, Ketua Perkumpulan Profesional Indonesia/Presiden Asosiasi Alumni Jesuit Indonesia, Lukmanul Khakim, DPP PKB, Mardani Ali Sera, DPP PKS, Titi Anggraini, Direktur Perludem.

Hensat menambahkan bahwa pada 2019 fokusnya memang masih pada Jokowi dan Prabowo, tapi besar kemungkinan Prabowo akan mengambil peran berbeda."Posisi Jokowi saat ini memang masih terlalu kuat bagi penantangnya, makanya saya menggunakan istilah meramaikan 2019. Prabowo kemungkinan akan memainkan berbeda, mungkin sebagai king maker ya, beliau kan tercatat lebih sukses jadi king maker, Jokowj adalah buktinya," jelas Hensat.

Selanjutnya Hensat mengatakan, nama-nama yang disebutkan tadi bisa saja menjadi calon presiden atau calon wakil presiden, terutama untuk posisi yang akan ditinggalkan Jusuf Kalla lantaran menurut undang-undang sudah tidak bisa mencalonkan lagi. "Posisi cawapres Jokowi lebih ramai diperebutkan dibandingkan capres penantang atau cawapres penantang. Mungkin karena jadi Cawapres Jokowi jalannya lebih menurun menuju kemenangan bila dibandingkan posisi menantang,"  tambah Hensat.

Dijelaskan Hensat, nama Abraham Samad sempat ramai diperbincangkan sebagai kandidat kuat pendamping Jokowi sebelum memutuskan Jusuf Kalla. Namanya kembali diperbincangkan sebagai calon pengganti Jusuf Kalla bila Jokowi mencari pendamping dengan kriteria ahli hukum dan pejuang anti korupsi.

Nama Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi yang saat ini menjabat sebagai Gubernur NTB dianggap berpeluang maju ke level nasional sebagai representasi Islam.

Hanya saja belum tentu Partai Demokrat mendorong TGB lantaran saat ini Demokrat sibuk mendorong AHY. Rizal Ramli adalah nama lain untuk calon Jokowi. Sang Rajawali Ngepret ini dianggap kandidat mumpuni untuk urusan ekonomi.

Tito Karnavian yang dekat dengan Jokowi pun masuk radar. Berbeda dengan tiga nama tadi, nama Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan justru dianggap sebagai calon penantang kuat Jokowi di 2019. Nama-nama lain yang beredar pun tetap berpeluang menjadi pendamping Jokowi atau memang siap menjadi penantang Jokowi. "Hanya saja keputusan siapa pendamping Jokowi ya ada pada Jokowi," ujar Hensat.

Kondisi ini memang berbeda dengan 2014 saat Jokowi harus mengikuti saran partai pengusungnya untuk urusan cawapres. "Saat ini dengan elektabilitas menjulang Jokowi bisa memilih wakilnya sendiri," pungkasnya. (mag)

BACA JUGA: