JAKARTA., GRESNEWS.COM - Rumah Tahanan (Rutan) Klas II B Pekanbaru kembali rusuh. Kerusuhan dipicu akibat rencana pemindahan sejumlah napi ke luar kota Pekanbaru. Kerucuhan meletus setelah sebagian napi yang menolak melakukan provokasi terhadap napi yang lain, Minggu (16/7).

"Tadi malam ada upaya provokasi dari para napi di dalam. Adanya penolakan upaya pemindahan. Sehingga kita membantu mengamankan di lokasi," kata Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Edy Sumardi kepada wartawan.

Menurut Edy, keributan terjadi saat proses pemisahan napi. Sebagian napi di dalam Rutan memprovokasi penolakan perpindahan tersebut.

Provokasi itu juga ditunjukan dengan melakukan pelemparan ke arah aparat keamanan yang masuk ke dalam rutan. "Upaya penolakan ini menimbulkan keributan di dalam Rutan. Sehingga petugas dari Sat Brimob Polda Riau tadi malam memberikan tembakan peringatan serta gas air mata," kata Edy.

Menurut Kakanwil Kemenkum HAM Riau, Dewa Putu Gede kerusuan terjadi karena mereka merasa tidak terima saat akan dipindah.
"Awalnya ada 21 orang napi narkoba yang hasil rapat kita harus dipindahkan," kata Kakanwil, Minggu (16/7).

Made menyebut, kemarahan para napi saat proses pemindahan, kemungkinan besar dikira karena akan ada razia pihak kepolisian. Sehingga para napi merasa terusik dengan kehadiran aparat kepolisian.

"Jadi kehadiaran polisi dikira mereka akan ada penggeledahan besar-besaran. Sehingga perlu polisi didorong keluar supaya tidak mengganggu kenyamanan mereka di dalam. Kira-kira begitu,"kata Dewa

Padahal, menurutnya,  aparat keamanan hanya membantu proses pemindahan. Ya mungkin mereka terusik, merasa terganggu, sehingga terjadi penolakan," katanya.

Dari semula rencana 21 orang napi yang dipindahkan akhirnya akhirnya Kanwil memindahkan 58 orang. "Ini setelah terjadi keributan dalam proses pemindahan," ujarnya.

Mananggapi pelaksanaan pemindahan yang dilakukan pada alam hari. Dewa beralasan  pemindahan pada malam karena biasanya mental para napi sudah down.

"Cuman ini berbeda dari yang lain-lain. Saya kan sudah pengalaman jadi kepala Lapas dan biasanya kami lakukan pada malam hari. Kan biasanya mentalnya sudah down. Tapi ini lain, malah melakukan perlawanan," tutur Dewa.

Adanya perlawanan itu polisi sempat melakukan razia. Dari razia itu polisi menyita berbagai barang bukti berupa senjata tajam.
Senjata tajam yang disita berupa parang, gunting rumput, potongan besi, gagang sapu yang diruncingkan dan termasuk HP. (dtc/rm)

BACA JUGA: