JAKARTA - Pemerintah bersama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) terus berupaya mendatangkan investasi ke dalam negeri, terutama di Kalimantan, sebagai calon lokasi ibu kota baru. Salah satunya adalah dengan melakukan kunjungan ke Canberra, Australia, untuk meningkatkan akses pasar dan membahas peluang investasi Australia di Indonesia.

"Anggota HIPMI siap berkolaborasi dengan pengusaha Australia untuk bersama-sama memajukan ekonomi kedua negara," kata Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H. Maming dalam acara Indonesia-Australia Business Roundtable di Canberra, Australia, dalam keterangan yang diterima Gresnews.com, Jumat (14/2).

Menurut CEO PT Batulicin Enam Sembilan Group dan PT Maming Enam Sembilan itu, banyak peluang terbuka bagi pengusaha Australia untuk datang dan berinvestasi ke Kalimantan, seiring penunjukkan daerah itu menjadi ibu kota negara (IKN). "Ke depan bakal terbuka banyak peluang bagi pengusaha, saya harap pengusaha Australia turut ambil bagian dari pembangunan ibu kota ini dan bisa menjalin lebih dekat kerja sama dengan Indonesia," jelas mantan bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan itu.

Mardani juga menyakinkan di IKN jika dilakukan pembangunan yang terencana dan terstruktur akan bisa sangat berkembang seperti Canberra dan juga akan memberikan keuntungan investasi bagi para pengusaha Australia. "Kolaborasi HIPMI dengan pengusaha Australia akan baik sekali dilakukan, yang pasti kolaborasi ini akan memberikan keuntungan untuk kedua negara dan pengusaha Indonesia siap membantu jika pengusaha Australia ingin melakukan investasi," ujar Mardani.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengunjungi kawasan Mount Ainslie di Canberra, Minggu 9 Februari 2020. Tujuan dari kunjungan itu, Presiden Jokowi ingin mempelajari bagaimana Australia membangun Canberra sebagai ibu kota.

"Saya banyak bertanya tadi pagi ke Gubernur Jenderal, kemudian bertanya juga ke Perdana Menteri Scott Morrison, kemudian sekarang bertanya juga ke Sally Barnes, CEO-nya National Capital Authority di sini, Kita ingin mendapatkan sebuah bayangan seperti apa sebetulnya Kota Canberra, bagaimana dikelola, kemudian dimulainya seperti apa," kata Presiden dalam siaran persnya.

Kota Canberra sendiri dibangun pada 1913 dan memiliki penduduk sekitar 400 ribu jiwa. Dari Mount Ainslie yang memiliki ketinggian 843 meter di atas permukaan laut, Presiden melihat tata kota Canberra sangat baik.

"Saya kira kalau kita lihat tadi tata kotanya sangat bagus sekali dan yang baik-baik akan kita ambil untuk pembangunan ibu kota baru. Baik manajemennya, baik tata kotanya. Saya kira tadi kita lihat gedung-gedung pemerintah tidak ada yang tingginya lebih dari tujuh lantai. Tapi di sisi yang lain, ada juga yang jauh dari area pemerintahan diperbolehkan gedung tinggi-tinggi, di situ sangat bagus," kata Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali menegaskan keseriusan pemerintah dalam pemindahan ibu kota negara Indonesia ke Kalimantan Timur. Menurutnya, studi terkait hal tersebut sudah dimulai sejak lima tahun lalu dan lomba desain telah dimulai pada tahun lalu. Pada Senin, 23 Desember 2019, pemerintah mengumumkan pemenang sayembara desain ibu kota baru.

"Sudah kita putuskan, sekarang tinggal menunggu undang-undang di DPR, kalau sudah ada undang-undang tinggal kita lakukan land clearing, lalu kita lakukan pembangunan infrastruktur dasar. Saya kira itu yang akan kita lakukan," kata Presiden.

Kunjungan ke Mount Ainslie itu dilakukan Presiden di sela-sela agenda kunjungan kenegaraan ke Australia. Presiden menyebut bahwa tujuan lain kedatangannya ke Australia adalah untuk menindaklanjuti selesainya ratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang telah disetujui DPR tiga hari yang lalu.

(G-2)

BACA JUGA: