Koalisi PDI Perjuangan-Gerindra untuk Redam Nasdem di Pilkada
JAKARTA - Koalisi ‘besar’ PDI Perjuangan dan Partai Gerindra diprediksi mudah rapuh (fragile coalition). Dalam konteks memenangi pilkada serentak 2020, pendekatan politik antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto tidak tertutup kemungkinan bertujuan untuk meredam dominasi Partai Nasdem. Pada Pilkada serentak 2018, Partai Nasdem juara di 10 provinsi, sementara itu PDI Perjuangan dan Partai Gerindra justru keok di 11 provinsi.
“Pidato politik Megawati Soekarnoputri yang menyinggung penyelenggaraan Pilkada 2020, tentu menjadi agenda strategis jangka pendek partai pengusung untuk segera mengambil manuver politik,” kata Direktur Eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (Indenis) Girindra Sandino dalam keterangan kepada Gresnews.com, Senin (12/8).
Banyak kalangan memprediksi koalisi ‘besar’ PDI Perjuangan dan Partai Gerindra akan terjadi untuk menyongsong pemilu serentak 2024. Namun, kata Sandino, koalisi semacam itu tidak akan membawa perubahan besar bagi pemerintahan mendatang dan cenderung rapuh.
“Lemahnya oposisi sebagai penyeimbang pemerintah dalam sistem demokrasi, juga banyak partai pendukung Koalisi Indonesia Kerja (KIK) menolak atau memberi syarat berat jika Partai Gerindra bergabung dalam pemerintahan Jokowi,” kata Sandino. (G-1)
- KPUD Karo: MK Tidak Berwenang Mengadili Permohonan Jusua-Saberina dan Iwan-Budianto
- Paslon Muhammad-Rahayu Tuduh Pemkot Tangsel Terlibat Kecurangan Pilkada di Sidang MK
- Cagub Sumbar Mulyadi Persoalkan Penetapan Tersangka ke MK
- Kampanye Pilkada Berakhir, Pemerintah Diminta Jangan Buka Sekolah Tatap Muka
- Tantangan Berat Menjadi Anggota Legislatif Perempuan dan Disabilitas
- Desakan untuk Menunda Pilkada 2020 Menguat
- Peraturan KPU yang Izinkan Kampanye Terbuka Melibatkan Massa Seharusnya Direvisi