Pagi ini enam orang meregang nyawa dan ratusan lainnya terluka. Aksi demonstrasi masa dari kubu calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berujung ricuh mulai malam hingga pagi hari ini. Aksi yang kerap digaungkan sebagai aksi kedaulatan rakyat sebagai pengganti kata people power yang dicetuskan Amien Rais nyatanya berlangsung anarkis.

People power digerakkan oleh kubu Prabowo lantaran tak terima kalah dari petahana Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Mereka mencoba menggagalkan hasil pilpres (tapi tidak dengan pileg) karena merasa dicurangi. Mereka menyerukan agar pasangan 01 Joko Widodo-Ma`ruf Amin didiskualifikasi dari perhelatan pilpres 2019. Mereka beranggapan telah terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif di pilpres 2019.

Hasutan untuk menggelar aksi pun merambat dari satu grup whatsaps maupun media sosial lainnya. Kendati akhirnya Prabowo menyatakan akan menempuh jalur hukum melakukan protes atas kecurangan yang terjadi dengan mengajukan bukti-bukti ke Mahkamah Konstitusi.

Nasi telah menjadi bubur, massa yang terhasut terus berdatangan dari luar daerah. Mereka ini lah yang diduga melakukan konfrontasi, melempari polisi dengan batu dan apapun yang ditemui. Memancing petugas dengan berupaya menembus barikade yang telah di pasang di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Bahkan massa juga merusak fasilitas umum seperti Stasiun Tanah Abang dilempari batu.

Pemerintah telah mengambil langkah antisipasi mencegah adanya para penumpang gelap dari aksi demo ini. Para teroris rupanya ingin memanfaatkan momen ini, gerak cepat kepolisian menggulung mereka terlebih dulu. Para teroris yang hendak melakukan amaliyah ini lebih dulu tercium aparat.

Namun para penumpang gelap ini bukan hanya teroris saja. Aparat pemerintah berhasil menggagalkan penyelundupan senjata sniper. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut ada tiga orang yang telah ditangkap terkait penyelundupan senjata laras panjang. Ketiga orang tersebut sudah memiliki peran masing-masing, sebagai pencari senjata, penyedia senjata, dan eksekutor. Motif penyelundupan senjata itu terindikasi untuk menciptakan isu adanya penembak jitu (sniper). Dia mengatakan narasi akan adanya penembak sudah diciptakan sebelumnya.

Aparat juga telah menangkap Mayjen Purnawirawan Soenarko dalam kasus penyelundupan senjata api ilegal yang diduga akan digunakan pada aksi 22 Mei ini. Senjata yang diselundupkan dari Aceh oleh mantan Danjen Kopassus itu berjenis senjata serbu. Senjata ilegal yang diamankan dari Soenarko adalah senjata laras panjang M4 Carbine buatan Amerika Serikat.

Tentu saja aksi masyarakat yang terhasut para gelandangan politik, oknum pensiunan jenderal dan pengusaha busuk ini akhirnya merugikan masyarakat juga. Selain korban jiwa dari masyarakat yang tak bersalah, dari sisi ekonomi pun merugikan. Rupiah tertekan terus mendekati Rp 15.000. Belum lagi aktivitas ekonomi di kawasan bisnis Jakarta yang terhenti akibat aksi ini. Misalnya PT Sarinah (Persero) yang menyebut pendapatan rata-rata harian di Sarinah Thamrin sekitar Rp 400-500 juta. Bahkan di bulan Ramadhan omzetnya bisa dua kali lipat, belum tempat lainnya.

BACA JUGA: