Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor Indonesia pada Februari 2012 mencapai hingga US$14,95 miliar, atau naik 2,74% dibanding impor Januari 2012 sebesar US$14,55 miliar. Namun, jika perbandingannya year on year (YoY), maka impor di bulan Februari 2012 naik 27,26%. Nilai impor Februari 2011 sebesar US$11,75 miliar.

Sementara, nilai impor selama Januari hingga Februari 2012 mencapai US$29,51 miliar atau meningkat 21,39% jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$24,31 miliar.

Impor non migas Februari 2012 sebesar US$11,46 miliar atau turun US$0,08 miliar (0,65%) dibanding impor non migas Januari 2012 (US$11,54 miliar).

Sedangkan impor non migas selama Januari-Februari 2012 mencapai US$23,00 miliar atau naik 22,37% dibanding impor non migas periode yang sama tahun 2011 (US$18,79 miliar).

Impor migas Februari 2012 sebesar US$3,49 miliar atau naik US$0,47 miliar (15,68%) dibanding impor migas Januari 2012 (US$3,02 miliar).

Impor migas selama Januari hingga Februari 2012 mencapai US$6,51 miliar atau naik 18,05% dibanding impor migas periode yang sama tahun sebelumnya (US$5,52 miliar).

Nilai impor non migas terbesar Februari 2012 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai US$2,12 miliar. Nilai ini turun 8,10% (US$0,18 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama Januari 2012 (US$2,30 miliar).

Sementara itu, impor golongan barang tersebut selama Januari hingga Februari 2012 mencapai US$4,42 miliar atau meningkat 32,58% (US$1,08 miliar) dibanding impor golongan barang yang sama tahun sebelumnya (US$3,34 miliar).

Negara pemasok barang impor non migas terbesar selama Januari hingga Februari 2012 masih ditempati oleh Cina dengan nilai US$4,41 miliar dengan pangsa 19,19%, diikuti Jepang US$3,58 miliar (15,57 persen) dan Singapura US$1,71 miliar (7,42 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai 21,81 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,23%.

Nilai impor semua golongan penggunaan barang selama Januari hingga Februari 2012 dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing meningkat, yaitu impor barang konsumsi sebesar 16,80%, bahan baku/penolong sebesar 17,28% dan barang modal sebesar 41,19%.

BACA JUGA: