-
Impor Imbas Kekacauan Data Beras
Jum'at, 21/09/2018 16:25 WIBKemendag Buka Kran Impor Ciderai Petani
Jum'at, 12/01/2018 18:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Kegembiraan para petani atas harga beras yang tinggi tak berlangsung lama. Pemerintah bakal mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand sebanyak 500 ribu ton. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan impor tersebut. Impor yang dilakukan Kementerian Perdagangan ini dianggap menciderai petani.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita baru saja mengumumkan rencana impor beras untuk mengamankan pasokan dan mengendalikan harga beras di tingkat konsumen. Produk beras yang diimpor adalah jenis khusus, yaitu tidak ditanam di Indonesia dan biasanya untuk konsumsi hotel, restoran, dan katering."Yang diimpor beras khusus 500 ribu ton," kata Enggar dalam paparan di kantornya, Kamis (11/1).
Beberapa pekan belakangan ini harga beras jenis medium maupun premium melonjak. Di Pasar Induk Cipinang, harga beras medium tembus Rp 12.000/kg, di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450/Kg. Sedangkan beras premium Rp 13.000/kg, naik dari HET Rp 12.800/kg.
Sebelumnya Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Dirjen Kementan) Sumardjo Gatot Irianto bersama Bupati Pandeglang melakukan panen jagung dan padi. Hal ini menunjukkan bahwa panen selalu ada di tiap daerah di Indonesia, jika terjadi impor berarti sudah mencederai para petani di negeri ini.
"Selama ini issue yang berkembang bahwa stok kosong dan tidak ada panen. Hal ini tidak benar, karena faktanya panen selalu ada di Indonesia kurang lebih 1,5 juta hektar dan pandeglang sendiri panen 7000 hektar," kata Dirjen Tanaman Pangan Sumardjo Gatot Irianto, usai melakukan Panen Raya Padi di Kampung Kadupinang, Kecamatan Kaduhejo seperti dikuti dari kementan.go.id, Kamis (4/1).
Gatot menekankan, Badan Urusan Logistik (Bulog) harus hadir untuk membeli hasil panen petani jangan sampai hasil penen ini dibeli oleh tengkulak. "Saya minta Bulog harus membeli hasil panen baik dengan skema medium atau komersil. Harganyapun harus sesuai HPP, jangan merugikan petani, " katanya.
Gatot melanjutkan, Pandeglang merupakan daerah lumbung pangan nasional, jadi jangan sampai ada lahan yang tidur. Untuk mendongkrak produksi pertanian, akan mulai kegiatan tahun 2018 pada minggu pertama di bulan Januari. "Minggu depan CPCL harus sudah siap, karena akan kita verifikasi. Siapkan rekening, uangnya akan kita transfer via Bank, "tambahnya.
Adapun lokasi yang panen yang dilakukan yakni Kampung Campaka, Desa Saninten, Kecamatan Kaduhejo kurang lebih 3 hektar jagung dari 13 hektar yang ditanam. Kampung Kadupinang, Kecamatan Kaduhejo panen Padi seluas 20 hektar dari 100 hektar. Dan panen jagung di Kampung Cikembang, Desa Cikoneng, Kecamatan Mandalawangi seluas 5 hektar.
Sementara Bupati Pandeglang Irna Narulita mengatakan, untuk meningkatkan produksi Padi Jagung, dan Kedelai (Pajale), pihaknya akan melakukan pendekatan kembali kepada masyarakat karena sejauh ini banyak lahan yang tak bertuan. "Saat ini banyak lahan tidur yang pemiliknya bukan orang Pandeglang. Untuk itu kami akan lebih meningkatkan silaturahmi dengan masyarakat agar lahan tersebut dapat dimanfaatkan, karena Pandeglang tahun 2018 ditargetkan jagung dan kedelai 20 ribu hektar untuk kedelai," katanya. (mfb)Pemerintah Umumkan Impor Beras
Jum'at, 12/01/2018 09:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Kenaikan harga beras medium yang cukup tinggi membuat pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengimpor beras. Pengumuman keputusan mengimpor beras itu disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kamis (11/1) malam. Enggar mengatakan, produk beras yang diimpor adalah jenis khusus alias beras yang tidak diproduksi di dalam negeri dan biasanya untuk konsumsi hotel, restoran, dan katering.
Kebijakan ini diambil karena harga beras di pasar melonjak. Contohnya, di Pasar Induk Beras Cipinang, harga beras tembus Rp12.000/kg untuk jenis medium, di atas eceran tertinggi (HET) Rp9.450/kg.
Sedangkan beras premium naik menjadi Rp13.000/kg, di atas HET yang sebesar Rp12.800/kg. Menurut para pedagang di Cipinang, lonjakan harga ini terjadi lantaran pasokan dari daerah-daerah sentra produksi beras berkurang.
Merespons situasi tersebut, Enggar mengatakan tidak ingin mengambil risiko kekurangan pasokan itu terus terjadi. "Saya sampaikan tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan. Saya mengimpor beras khusus, beras yang tidak ditanam dalam negeri. Kami memasok beras impor maka kekhawatiran kita kekurangan pangan, masalah perut masalah pangan itu menjadi prioritas," ujar Enggar.
"Jangan kita mengambil risiko dan ada pertentangan karena petani juga adalah konsumen membeli beras dan tidak boleh ada terjadi kekosongan pasokan," ujarnya.
Enggar menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sudah menggelar operasi pasar besar-besaran. Ditemukan 2.500 titik yang terjadi lonjakan harga beras, dan sudah dikucuri beras operasi pasar Bulog.
"Di pasar pasar tradisional yang sampai dg hari ini kami lakukan pengecekan pemantauan dari staf kami sebanyak 150 orang staf Kemendag mendampingi divre dan sampai subdivre Bulog di dalam penyaluran beras medium. ke pasar ke pedagang beras di pasar tradisional, sudah lebih dari 2.500 titik dan setiap pasar terutama pasar di kabupaten/kota yang kenaikannya meningkat tajam maka itu kita suplai," terang Mendag.
Enggar juga mengatakan, dia sudah berbicara dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk ikut mengamankan pasokan beras.
"Dalam dua hari berturut-turut ini kita pertemuan yang pasti dengan Apindo, kemudian kita menyepakati untuk pertemuan hari ini yaitu Aprindo dengan suplier beras distributor beras yang layani suplai atau pasok ke pengusaha ritel modern," tutur Enggar.
Enggar menegaskan, meski yang diimpor adalah beras premium, namun beras tersebut akan dijual dengan acuan harga beras medium. "Jadi kategori beras khusus kita jual dengan harga medium," tegasnya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017, HET beras medium adalah Rp9.450/kg. Sementara HET beras premium adalah Rp12.800/kg. Masih mengacu Permendag 57 tahun 2017, beras medium adalah beras yang memiliki spesifikasi kadar air maksimal 14% dan butiran patah maksimal 25%. Sementara, beras premium adalah jenis beras yang memiliki kadar air maksimal 14% dan butiran patah maksimal 15%.
Beras premium tidak ditanam di Indonesia, dan peruntukannya adalah untuk hotel, restoran dan katering. Namun, dalam hal ini, beras tersebut akan digunakan untuk cadangan apabila terjadi kelangkaan pasokan beras medium yang berpotensi menyebabkan kenaikan harga beras di tingkat pengecer dan konsumen.
Menurut perhitungan Enggar, pasokan beras baru akan tersedia pada Februari atau Maret akhir, mengingat panen baru terjadi pada periode tersebut. Sementara, pada akhir Januari, diprediksi bakal ada kelangkaan akibat gagal panen pada periode musim tanam sebelumnya.
"Diperkirakan Februari dengan Maret akhir baru ada. Isi gap ini, saya sampaikan, saya enggak mau ambil risiko kekurangan pasokan. Saya impor beras khusus, beras yang enggak ditanam di dalam negeri kami impor, kami pasok beras impor dengan demikian maka, tidak ada kekhawatiran," tandas dia. (dtc/mag)Jokowi Minta Malaysia Beri 20 Persen Kuota Impor Beras
Kamis, 23/11/2017 08:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo meminta agar Malaysia memberikan 20 persen kuota impor beras untuk Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan PM Malaysia Najib Razak. "Indonesia berharap Malaysia dapat mengalokasikan 20 persen dari kuota impornya, kuota impor beras, ke Indonesia yaitu sekitar 150.000 ton per tahun," kata Jokowi usai pertemuan bilateral dengan PM Najib di Hotel Hilton Kuching, Sarawak, Malaysia, Rabu (22/11).
Indonesia juga telah memulai ekspor beras ke Malaysia pada Oktober 2017 lalu sebanyak 25 ribu ton. Jumlah ekspor tersebut diharapkan akan terus meningkat setiap tahunnya. Selain beras, pengaturan perbatasan yang merupakan salah satu ciri khas hubungan Indonesia-Malaysia juga turut dibahas dalam pertemuan tersebut.
"Indonesia mengharapkan draft Border Crossing Agreement yang sudah selesai dirundingkan untuk segera ditandatangani. Demikian juga dengan Border Trade Agreement," kata Jokowi.
Jokowi dan Najib juga sepakat untuk menguatkan kemitraan kelapa sawit melalui pembentukan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). "Kita harus bersatu melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit," kata Jokowi.
Isu penting yang dibahas kedua negara adalah terkait perlindungan warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di Malaysia. Hal ini penting mengingat perlindungan WNI merupakan prioritas pemerintah Indonesia. "Hak pendidikan bagi anak pekerja Indonesia juga telah saya mohonkan perhatian kepada PM Najib," kata Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam kunjungan kerja ke desa Thunggal Bakti, Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Jumat (20/10), melakukan panen padi bersama warga dan melepas ekspor beras hasil produksi pertanian Kabupaten Sanggau ke Sarawak Malaysia melalui jalur perbatasan Entikong.
"Hari ini Sanggau sudah surplus 50 ribu ton beras, Kalbar surplus 350 ribu ton. Surplus ini kita kirim ke negara tetangga. Ada permintaan beras 140 ribu ton. Hari ini kita kirim perdana," tutur Amran.
Pada ekspor kali ini, beras medium INPARI 33 yang akan dikirim hanya sebagai perkenalan awal ke, Malaysia. Beras yang akan dikirim sebagai permulaan ini jumlahnya 25 ton. Nantinya, ekspor resmi akan dilakukan pada tahun 2018 mendatang.
.
Amran juga mengecek kualitas padi di kawasan itu. Dirinya juga mengatakan, bahwa lahan pertanian di sana sudah bebas dari hama wereng. "Ini memang kalau wereng itu harus diperangi, jangan didiamkan saja. Makanya ini kualitasnya jadi bagus," kata Amran di lokasi. (dtc/mag)Data Meragukan Berujung Impor Beras
Sabtu, 26/09/2015 12:20 WIBSelama ini Kementerian Pertanian selalu mengklaim terjadi surplus padi, namun Wapres Jusuf Kalla justru menyatakan perlu impor untuk menjaga stok pangan. Diduga ada skandal mark up data produksi padi.
Mendag belum dengar impor beras Thailand dibatalkan
Rabu, 28/09/2011 20:05 WIBMenteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengaku belum tahu kalau pemerintah Thailand telah membatalkan kontrak perjanjian impor beras sebanyak 300 ribu ton ke Indonesia. "Belum ada surat resmi dari Bulog untuk mengatakan pembatalan. Bulog dan perwakillan di Thailand akan melakukan penjajakan tentang isu ini," kata Mari di kantor presiden, Jakarta, Rabu (28/9).
Indonesia mesti lobi diplomatik soal impor beras Thailand
Rabu, 28/09/2011 18:56 WIB"Bila perjanjian itu dibatalkan atau diingkari maka Pemerintah Thailand harus membayar klaim atas wanprestasi itu. Bila langkah musyawarah ini tidak juga ditaati Thailand, maka pemerintah Indonesia harus membawa masalah ini ke arbitrase internasional," ujar anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional, Viva Yoga Mauladi.
Batalkan transaksi beras, Thailand lecehkan Indonesia
Rabu, 28/09/2011 17:56 WIB"Perjanjian ini adalah G to G yang merupakan perjanjian internasional. Bila Thailand membatalkan sepihak maka itu adalah wanprestasi dan tidak menganggap Indonesia sebagai negara sahabat. Tidak ada makna positif kunjungan PM Thailand Yingluck Sinawatra ke Indonesia baru-baru ini bila kebijakan Thailand seperti itu," kata Viva di Gedung DPR RI, Jakarta.