-
Relasi Islam dan Indonesia Saling Menerima Satu Sama Lain
Sabtu, 25/01/2020 10:27 WIBMenteri Agama Berharap Indonesia seperti Arab Saudi
Kamis, 23/01/2020 22:05 WIBPelanggaran Kebebasan Beragama Era Jokowi Masih Tinggi
Selasa, 07/01/2020 21:38 WIBPolri Aktor Negara Terbanyak Langgar Kebebasan Beragama
Selasa, 12/11/2019 09:12 WIBKomaruddin Hidayat: Keragaman Indonesia adalah Desain Tuhan
Sabtu, 07/09/2019 17:03 WIBMengelola Keberagaman Tantangan Masa Depan Indonesia
Jum'at, 30/08/2019 14:09 WIBMerawat Gagasan Cak Nur tentang Keberagaman Indonesia
Jum'at, 30/08/2019 09:08 WIBMenag: Hormati Perempuan Bercadar
Selasa, 15/08/2017 10:00 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta agar masyarakat menghargai hak perempuan yang memilih untuk memakai cadar. Hal itu diungkapkan Lukman saat diwawancara usai menjadi narasumber pada Seminar Internasional di Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan, Senin (14/8).
Lukman menilai, penggunakan pakaian dan cadar bagian dari keyakinan yang harus dihargai. Hal ini disampaikan Menag saat dimintai tanggapannya terkait adanya berita soal pelarangan bercadar di salah satu kampus di kawasan Pamulang. "Saya fikir itu lebih pada salah paham. Menurut kita, penggunaan pakaian, cadar itu bagian dari keyakinan, harus dihargai," kata Lukman seperti dikutip kemenag.go.id.
Menurut Lukman, penggunaan cadar dalam hal tertentu yang mengharuskan identitas seseorang lebih diketahui, mungkin menjadi persoalan. "Tetapi, terlepas dari itu semua, setiap orang mempunyai hak menggunakan pakaian apa yang dikendakinya," ujarnya.
Karena itu, lanjut Lukman, setiap orang harus mempunyai kemampuan dan kemauan untuk menghargai pilihan pakaian yang digunakan. Kecuali pakaian itu memunculkan dan mengganggu ketertiban umum, misalnya pakaian terlalu seksi, membuka aurat yang bisa menimbulkan masalah.
"Dan itu sudah jelas, umat muslim mempunyai aturan kepatutan dalam berpakaian," tegasnya.
Bagi Lukman, ajaran Islam yang wasathiyah merupakan faham yang sangat relevan untuk dijadikan pedoman dan tujuan dalam membangun peradaban bangsa ke depan. Selama ini, Islam yang dikembangkan di Indonesia adalah Islam yang moderat, Islam yang mampu menghormati, menghargai keragaman yang ada.
"Islam sangat menghormati, menjaga, menghargai harkat martabat manusia, apapun agama yang dianut. Ada bagian dari Tuhan yang bersemayam dalam diri manusia, setiap manusia tidak boleh menghilangkan, menegasikan harkat marbat manusia itu," pungkasnya. (mag)
Intoleransi dan Ancaman untuk Demokrasi
Minggu, 15/01/2017 09:00 WIBFenomena politik nasional sepanjang 2016 menampakkan sisi gelap demokrasi. Salah satu kasus yang menonjol adalah kasus-kasus intoleransi yang cukup marak terjadi.
Indonesia Dibayangi Kasus Intoleransi
Jum'at, 06/01/2017 09:00 WIBPraktik-praktik intoleransi masih membayangi proses konsolidasi demokrasi di Indonesia di sepanjang tahun 2017 ini.
Ikrar Ciganjur, Menata Kembali Kerukunan Beragama
Minggu, 25/12/2016 21:00 WIBLantaran itulah Engkus percaya, Ikrar Ciganjur dapat merekatkan nilai-nilai kebangsaan dan persatuan, sekaligus mengikis sifat-sifat egoisme keagamaan.
Sepotong Kisah Toleransi Beragama di Rumah Jompo
Minggu, 25/12/2016 15:00 WIBMenurut Mistinah perbedaan keyakinan bukanlah suatu halangan dalam melakukan pengabdian dan pelayanan.
Sampai Kapan Polri Ungkap Kekerasan Sleman?
Rabu, 04/06/2014 12:30 WIBDengan sudah diketahuinya identitas pelaku penyerangan ini, masyarakat tentu berharap ada tindakan tegas dari kepolisian.
Kasus Sleman Didalangi Geng Poso?
Senin, 02/06/2014 09:00 WIBKata Neta, dari pantauan IPW, orang-orang yang pernah terlibat dalam kerusuhan sosial di Maluku dan Poso itu berada di sekitar kawasan Sleman.
Kasus Sleman Bukti SBY Gagal Ciptakan Kerukunan
Sabtu, 31/05/2014 13:00 WIBAdiani mengatakan, negara sebagai pemangku kewajiban atas penghormatan dan perlindungan hak asasi, berkewajiban mengusut tuntas tindakan anarki massa intoleran tersebut.