-
Terus Merugi Posisi Direksi Garuda Dikritik
Jum'at, 09/06/2017 21:21 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Di tengah kondisi perusahaan yang terus merugi dan diambang kebangkrutan PT Garuda Indonesia (Persero) tidak juga menerapkan efisiensi. Hal itu terlihat dari susunan Jajaran pejabat Direksi yang mencapai 9 orang.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mendesak Garuda melakukan efisiensi pada jajaran direksinya. Hal ini menyusul isu kebangkrutan perusahaan maskapai penerbangan milik BUMN karena mengalami kerugian mendalam pada kuartal pertama di tahun ini.
"Jajaran direksinya sangat tidak efisien 9 orang. Buat apa? Perusahaan sedang rugi," ujar Agus, Jumat (9/6).C
Garuda sebagai perusahaan yang terdaftar di lantai bursa, menurut Agus, bisa diberhentikan izin usahanya karena melanggar peraturan perihal pengangkatan direksi.
"CASR (Civil Aviation Safety Regulation) atau PKPS (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil) menyebutkan bahwa Direktur Operasi dan Direktur Teknik adalah bagian dari Board, bukan pejabat Direktur," ujarnya.
Menurutnya Garuda bisa di stop perdagangannya di lantai bursa, karena selain mengesampingkan aturan keselamatan dalam CASR. Selain itu pengangkatan Direktur di luar RUPS adalah pelanggaran terhadap POJK Nomor 33 Tahun 2014.
Ditambahkannya, bahwa sangat krusial bagi suatu maskapai dalam menyusun personelnya sesuai dengan persyaratan yang dituangkan dalam CASR 121.59 dan 121.61 yang mengatur tentang syarat syarat minimum personel manajemen dan kualifikasi personel. "Ini pemerkosaan terhadap regulasi" pungkas Agus.
Kerugian yang dialami Garuda, kata Agus, dikarenakan oleh beberapa faktor seperti pembukaan bandara internasional yang sangat banyak, kenaikan harga avtur yang cukup tinggi, serta proses birokrasi yang panjang.
"Selain juga karena utang kerugian yang besar dan banyak jenis pesawat yang digunakan sehingga M&O mahal," tutur Agus.
Terkait utang Garuda yang sangat besar mencapai Rp39,6 triliun tahun ini, Agus menyarankan, agar Garuda Indonesia melakukan merestrukturisasi utang atau menjual sahamnya.
"Garuda Indonesia kan perusahaan publik, untuk masalah utang paling restrukturisasi utang atau jual saham kurangi saham pemerintah," ujar Agus.
Diberitakan sebelumnya omzet Garuda Indonesia menyusut pada triwulan II 2016 lalu sebesar 63.190,972 dolar Amerika. Sedangkan pada tiga bulan pertama 2017, perusahaan penerbangan milik negara ini mengalami kerugian cukup mendalam sekitar Rp1,31 triliun.(rm)Oleng Garuda karena Biaya Operasional
Senin, 05/06/2017 15:00 WIBKabar terus meningkatnya kerugian yang diderita perusahaan penerbangan nasional PT Garuda Indonesia, Tbk dicemaskan banyak pihak.
Kasus Suap Pembelian Mesin Garuda Mulai Meluas
Sabtu, 21/01/2017 18:00 WIBKasus suap pembelian mesin pesawat PT Garuda Indonesia yang melibatkan mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia periode 2005-2014 Emirsyah Satar diperkirakan akan meluas kepada tersangka lainnya.
Garuda dan Semen Indonesia Optimalkan Penggunaan Rupiah
Jum'at, 17/04/2015 20:00 WIBDengan melaksanakan aturan tersebut dapat menjaga kestabilan nilai tukar rupiah serta memperkuat perekonomian Indonesia.
Garuda Ngaku Rugi Besar Atas Kebijakan Rini
Kamis, 13/11/2014 18:00 WIBAda beberapa hal yang perlu dikaji dalam surat edaran tersebut yaitu terkait perhitungan jam terbang antara kelas ekonomi dan kelas bisnis.
Banyak Hutang, Nasib Garuda Diperkirakan Akan Seperti Merpati
Jum'at, 22/08/2014 22:00 WIBPT Garuda Indonesia (Persero) Tbk diprediksi akan bernasib sama seperti PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) yang kolep karena kesulitan operasional dan terlilit utang.
Kinerja Garuda Jeblok, Tersulut Ekspansi Agresif
Kamis, 14/08/2014 21:00 WIBSaid mengatakan kemampuan untuk perolehan keuntungan tidak sebanding dengan kewajiban membayar utang karena pengadaan pesawat terlalu berlebihan. Dia menilai dalam dunia bisnis penerbangan perolehan marginnya sangatlah kecil.
Karyawan Tuding Ada Korupsi di Garuda, Aset Perusahaan Hanya 7 Pesawat
Jum'at, 08/08/2014 21:00 WIBJelang pergantian jabatan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sejumlah kebobrokan kepemimpinan dimasa Emirsyah Satar diungkap.