-
Mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ajukan PK Setelah 7 Tahun Dipenjara
Kamis, 17/12/2020 09:24 WIBWalau Kalah Tak Dapat Ganti Rugi di PK, Secara Esensi Fahri Hamzah Tetap Menang
Rabu, 16/12/2020 19:13 WIBHidayat Nur Wahid: Bila Fitnah itu Benar, Hampir Pasti PKS Rontok
Sabtu, 22/02/2020 18:35 WIBPKS Dikelola Berdasarkan Legitimasi Agama Sepihak, Taat Kepada Pimpinan adalah Segalanya
Sabtu, 22/02/2020 14:35 WIBPeninjauan Kembali oleh PKS Kemungkinan Besar Ditolak
Selasa, 13/08/2019 17:54 WIBPihak Fahri Hamzah Khawatir Ada Pengamanan Aset Pimpinan PKS
Selasa, 13/08/2019 16:23 WIBSelangkah Lagi Fahri Hamzah Kuasai Aset PKS
Selasa, 13/08/2019 09:33 WIBRespons DPP PKS Terhadap Eksekusi Putusan Rp30 Miliar
Senin, 12/08/2019 22:02 WIBPN Jakarta Selatan Telaah Aset Pimpinan PKS yang Bisa Dieksekusi
Senin, 12/08/2019 16:31 WIBAhli Hukum: Eksekusi Rp30 Miliar Fahri vs PKS Bisa Dilaksanakan
Senin, 12/08/2019 11:17 WIBPolitikus PKS Akui Terima Uang Suap Aseng
Rabu, 03/01/2018 18:31 WIBJAKARTA, GRESNEWS.COM - Politikus PKS Muhammad Kurniawan mengaku menerima uang USD 140.000 dari Komisaris PT Cahaya Mas Perkasa So Kok Seng alias Aseng di Surabaya. Uang tersebut untuk commitment fee Wakil Ketua Komisi V DPR Yudi Widiana Adia.
"Uang yang Anda terima 17 Januari 2016 itu dari Aseng uang commitment fee ya?" tanya jaksa kepada Kurniawan saat sidang terdakwa Yudi Widiana Adia di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (3/1).
"Iya," kata Kurniawan.
Kepada Kurniawan, jaksa mengkonfirmasi apakah ada uang untuk mengurus masalah di KPK. Sebab, Aseng pernah menyatakan dalam persidangan bahwa uang tersebut untuk mengamankan KPK.
"Jadi bukan uang yang akan mengurus masalah di KPK?" tanya jaksa.
"Saya tidak ada kemampuan itu. Yang saya sampaikan itu commitment fee tahun 2016. Itu yang sebenarnya. Itu informasi terkait KPK saya dapatkan dari Pak Yudi, tapi itu commitment fee," ucap Kurniawan.
Lantas, jaksa kembali bertanya kepada Kurniawan informasi mengenai KPK saat bertemu Aseng. Apa yang disampaikan saat bertemu dengan Aseng.
"Informasi KPK disampaikan ke Aseng apa?" tanya jaksa.
"Pak Yudi bilang telepon bahwa itu ada yang sedang diawasi dan jangan banyak komunikasi itu saya sampaikan ke Aseng," ucap Kurniawan. (dtc/mfb)Fahri Menang PKS Meradang
Jum'at, 15/12/2017 09:08 WIBMenurut Fahri, bukan hanya statusnya sebagai kader PKS yang pulih atas keputusan tersebut. Pengadilan, kata Fahri, menyebut dirinya masih pimpinan DPR hingga 2019. Karena itu, dia tak memusingkan surat dari F-PKS tersebut.
Fahri Hamzah Kritik Kondisi PKS
Selasa, 28/11/2017 20:13 WIBWakil Ketua DPR Fahri Hamzah melontarkan kritik tajam ke pimpinan PKS lewat kultwit #KritikDariKader. "Ya karena keluhannya itu tambah banyak bahwa struktur itu makin nggak bisa dikritik dan sekarang ini dialog-dialog itu tidak lagi dibuka dan bebas. Malah kadang-kadang pertemuan itu satu arah, kader nggak boleh memberikan masukan," kata Fahri saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (28/11).
Dalam kultwitnya Fahri menyebut kepemimpinan PKS yang kaku dan antikritik. Sehingga PKS stagnan tak bergerak. Fahri juga menyebut PKS tak lagi memberikan ruang bagi kader untuk memberikan masukan.
"Kalau ngasih masukan di grup WA saja diadili atau dikeluarin dari grup WA tanpa diajak bicara. Padahal ini suasana yang tidak sesuai dengan jati diri partai sejak awal. Partai ini kan tidak saja bersaudara tapi juga dianggap berkeluarga sehingga kulturnya bermusyawarah serta berkomunikasi sejajar," keluh Fahri.
"Tapi tiba-tiba pemimpinnya ini sangat struktural, menggunakan posisi dan jabatannya untuk menghambat dialog, ini sangat disedihkan ini akan membuat partai ini kaku dan tidak menerima kritik," imbuhnya.
Fahri kemudian membandingkan dengan kepemimpinan PKS di bawah presiden partai sebelumnya, Anis Matta. "Zamannya Anis Matta kita ada krisis pun didialogkan dan lalu menemukan keyakinan untuk bangkit. Nah sekarang tidak ada lagi, gimana mau bangkit kalau keadaannya begitu," katanya.
Lantas Fahri pun mengungkap harapannya. Ia berharap Majelis Syuro PKS mendengarkan kritik dari kader yang dihimpun dan disuarakannya itu.
"Semoga Majelis Syuro yang terdiri dari orang arif bijaksana cepat menangkap gejala ini. Pemilu kurang dari dua tahun lagi. Akan terjadi serempak antara Pileg dan Pilpres. Apa persiapan PKS untuk menang?" harapnya.
PKS pun menampik keras tudingan-tudingan yang disampaikan Fahri. "Yang pertama monggo, Pak Fahri mau komentar apa saja boleh. Karena PKS kan partai institusi publik, jadi monggo," ujar Wasekjen PKS Mardani Ali Sera saat dimintai konfirmasi, Selasa (28/11).
Meski begitu, PKS meminta Fahri menyerahkan data untuk membuktikan tudingan-tudingannya. Dia menyebut kedewasaan pimpinan PKS terbukti lewat Pilkada DKI. Saat Pilgub DKI, PKS mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno, tokoh yang keduanya bukan kader PKS.
"Tidak mudah loh memutuskan PKS mendukung Anies-Sandi, yang tidak ada kadernya. Kalau dia tidak berpikir sebagai pemimpin modern, pemimpin yang sifatnya cuma mungkin mikir diri sendiri, PKS enak maju pakai kadernya sendiri," tuturnya.
Fahri Hamzah, yang dipecat dari PKS karena masalah etik, juga menyebut pimpinan PKS saat ini kaku. Mardani membantah bila dikatakan Presiden PKS Sohibul Iman pemimpin seperti itu.
"Justru kalau (pimpinan) sekarang ini mau ketemu Pak Sohibul di mana pun, kapan pun gampang," tukas anggota DPR itu. (dtc/mfb)Tak Sudi Paripurna Dipimpin Fahri, Fraksi PKS Walk out
Rabu, 31/05/2017 08:04 WIB
Menolak rapat paripurna dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sejumlah anggota Fraksi PKS memilih meninggalkan ruang sidang alias walk out. Mereka mengaku tak sudi rapat dipimpin oleh Fahri.
Aksi walk out sejumlah anggota Fraksi PKS itu diawali protes anggota Fraksi PKS Sigit Sosiantomo, ia menolak rapat paripurna dipimpin oleh Fahri Hamzah. Langkah Sigit ini belakangan diikuti sejumlah rekanya dari Fraksi PKS.
"Saya secara pribadi akan selalu tak hadir jika dipimpin Fahri Hamzah," uar Sigit ujar Sigit saat interupsi di paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/5).
Sigit mendesak agar pimpinan DPR segera memproses (pemecatan) Fahri Hamzah. Menurutnya apapun yang diputuskan rapat yang dipimpin Fahri Hamzah tidak legitimate.
Anggota F-PKS Sutriyono menyebut arahan untuk walk out itu datang dari pimpinan F-PKS sendiri. Meski demikian, tak semua anggota F-PKS keluar dari rapat yang di pimpin Fahri.
"Tadi atas nama Pak Sigit sebagai anggota F-PKS. Cuma, pimpinan Fraksi tadi pada ngajak keluar. Tapi kan PKS belum nyampaikan pandangan terkait RAPBN tadi, jadi masih ada yang di situ," ungkap Sutriyono.
Sutriyono menyampaikan, sikap koleganya itu merupakan bentuk keberatan atas Fahri Hamzah yang masih bercokol di DPR. Sigit beranggapan Fahri telah dipecat PKS dan sudah seharusnya tak di posisi pimpinan DPR.
Sutriyono mengungkapkan, kalau Fahri masih jadi pimpinan DPR maka PKS keberatan mengikuti rapat ini karena dianggap Fahri telah dipecat PKS.
Dakui Sutriyono bahwa polemik PKS-Fahri memang belum menemui titik terang. Fahri sebelumnya menang gugatan atas pemecatannya di pengadilan.
"Kan memang belum ada titik temu di situ. Fahri berpendapat dia masih punya legitimasi jadi pimpinan," katanya.
Menanggapi aksi walk out koleganya Fahri mengaku bingung."Itu yang saya aneh itu, kan saya kenal tuh baik banget, kok tiba-tiba tegang kayak nggak kenal. Saya bilang di PKS ada problem, problemnya adalah mindset tentang negara itu yang belum clear," ujarnya di gedung DPR, Senayan, Selasa (30/5).
Menurut Fahri seharusnya PKS menerima dirinya sebagai kader. Sebab, dia sudah menang di PN beberapa waktu lalu. (dtc/rm)Penembakan, Teror di Rumah Politikus PKS
Kamis, 04/05/2017 17:00 WIB